Maaf kalau typo masih bertebaran.
Mereka berusaha lepas dari tarikan bawahan Anit. Namun, sepertinya usaha mereka sia-sia, cengkeraman itu terlalu kuat untuk mereka.
Mereka dibawa ke kantin yang cukup penuh karena banyak siswa yang baru sarapan.
"Hai semua! Gue punya kabar paling ngejutin nih, kalian mau tau enggak?" seru Anit.
"Apa Nit?" tanya salah satu.
"Ibunya Shinta itu pelakor ayahnya Brilian, seorang bupati woy. Pinter banget kan tuh ibunya? Lagi satu, pernikahan orang tuanya itu juga siri!" seru Anit memanasi.
"Itu nggak benar! Ibuku seorang janda!" bela Shinta.
"Bukankah Bu Miftah juga janda sekarang? Dasar! Kamu nggak mau ngakuin ayahmu sendiri?" desak Anit.
"Ternyata kamu sama saja seperti Aruna, lemah banget " bisiknya menekan.
"Huuuuu!!!" teriak semua sambil melempari tisu kotor ke arah Shinta.
Di tengah itu seseorang merampas Shinta dari cengkeraman kemudian memeluknya agar terlindungi.
"Cukup!!" serunya.
Semua orang menghentikan aktivitasnya, Anit pun langsung berkeringat dingin.
"Jangan pernah sakiti Shinta! Dia adikku, kalau kalian ganggu dia berarti kalian ingin berhadapan denganku!" serunya sambil menatap tajam semua orang dan mengacungkan jari telinjuknya ke depan.
"Kak Brili." Shinta memastikan.
Brilian kemudian menatap tajam ke arah Anit.
"Mulai sekarang kita putus! Aku akan melaporkan ini pada ayahmu," pungkas Brilian sambil menarik Shinta dan Sisil.
Anit terbelalak khawatir, karena ucapan Brilian sangat jarang bisa digugat.
Brilian mengantar kedua siswi itu ke kelasnya. Ia tak peduli siapapun yang melirik padanya.
"Shinta, kalau ada yang jahilin kamu lagi bilang aja ke aku, nggak usah segan ya," pintanya.
"Iya Kak," jawab Shinta merunduk.
"Oke aku ke kelas dulu, salam buat Aruna Assalamu'alaikum," ucap Brilian sambil pergi.
"Wa'alaikumussalam," jawab Shinta dan Sisil.
Mereka berdua duduk. Aruna yang sedari tadi menunggu kedatangan mereka, langsung bertanya, "kalian habis dari mana sih?"
Shinta dan Sisil bertatapan, Sisil tertawa kecil sedangkan Shinta hanya tersenyum.
"Rahasia," jawab mereka bersamaan.
Aruna cemberut bercanda. Ia memasang muka yang tak pantas menjadi peran antagonis.
"Hey, nggak usah cemberut sih napa. Kamu dapat salam dari Kak Brili tadi, eaaa yang udah balikan," canda Sisil.
"Wa'alaikumussalam, iih aku nggak ada hubungan apapun sama Lian. Lagupun dia udah punya pacar kan," jawab Aruna bersemi.
"Ye yang bilang kamu pacaran sama Kak Brili itu siapa? GR kamu, orang maksud kita balik sahabatan, haha," seloroh Shinta.
"Kamu bisa juga ya bercanda haha," gurau Aruna.
"Kamu pikir aku apaan? Nanti aku laporin kamu ke Kak Brili loh," canda Shinta.
"Silahkan, Brilian aja takut ke aku," bisik Aruna.
Lalu mereka tertawa mendengar itu, entah tertawa karena percaya begitu saja atau karena hanya lucu mendengarnya.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Pulau Origa [Selesai]
Novela JuvenilCerita ini hanya fiksi belaka, bila ada kesamaan tokoh atau tempat itu hanya sebuah kebetulan *** Tentang sebuah hubungan antara kedua insan yang memiliki keadaan berbanding terbalik. Aruna, gadis pincang dengan keadaan tak memiliki banyak harta, ta...