24. Pertemuan

36 7 3
                                    

Tiba-tiba saja Fida tersenyum, Brilian sendiri tak tahu makna senyuman itu.

"Fida?" panggil Brilian membuyarkan lamunan.

Fida tak menjawab dan langsung memasuki pendopo kemudian membuka pintu. Ia memberi sapu lidi pada Brilian.

"Nih kamu bersihin halaman aja, biar aku yang beresin dalam," pinta Fida.

Brilian menerima sapu dan langsung membersihkan sampah yang berserakan di sekitar halaman.

"Oh iya, nanti tolong pangkas juga rumput-rumputnya ya," pintanya lagi sambil memberi gunting tanaman.

"Oke," jawab Brilian meletakkan gunting itu di lantai pendopo.

Mereka membersihkan rumah dan halaman Aruna kemudian Brilian mengantar Fida kembali ke rumah Mak Ijah.

"Titip salam buat Aruna sama Mak Ijah ya, Assalamu'alaikum," pinta Brilian.

Fida mengangguk dan menjawab salam sebelum akhirnya mobil Brilian meluncur pergi.

***

Keesokan harinya keluarga Mak Ijah sarapan bersama, setelah itu Fida membereskan perabot kotor.

"Mak," panggilnya.

Mak Ijah menjawab dengan menatap anaknya.

"Ehm, calon Fida besok mau ke sini," ucap Fida.

Sontak Vanissa dan Aruna yang tengah minum langsung tersedak, Andra yang juga sedang minum tersembur, Mak Ijah melongo tak percaya.

"Kamu sehat Fid?" tanya Vanissa sambil meraba dahi adiknya.

"Ih Kak Nissa, ya sehat lah. Ini beneran lho besok jam habis Maghrib mereka ke sini," ujar Fida mengalihkan tangan Vanissa.

"Eaaa, akhirnya adikku ada lagi yang mau dilamar!!!" seru Vanissa kegirangan dan langsung memeluk Fida.

"Orang sini kah?" tanya Mak Ijah tak kalah girangnya.

Fida menggeleng lesu, ia tahu emaknya menginginkan orang yang tinggal terdekat agar mudah berkunjung.

"Dia tinggal di Pulau Sabak, sepertinya Aruna mengenalnya," jawabnya.

"Aku? Memangnya siapa Fid?" tanya Aruna.

"Dia Consultant di Atletik Squad, namanya Reza. Bukankah kamu juga mengikuti organisasi itu?" jawab Aruna.

"Ooh, jelas kenal lah." Aruna berseru.

"Siapa sih Run?" tanya Mak Ijah penasaran.

"Itu loh Mak yang pertama kali nawarin Aruna masuk ke Atletik Squad tapi ditolak," jawab Aruna sambil mengelap meja makan.

"Oh itu, emang kamu kenal di mana?" tanya Mak Ijah.

"Dulu kan Fida SMP-nya bukan di sini tapi di Pulau Sabak, kita sekelas terus, nah kata orang sebenarnya udah dari SMP dia suka sama aku, itu KATANYA. Tapi Fida kan nggak tau, ternyata setahun lalu dia berniat untuk serius sama aku dan baru bisa silaturahmi besok sekaligus lamaran," terang Fida dengan menekankan ucapan 'katanya'.

"Ooh, lah kamu Nis? Ndra? Gimana? Udah ada rencana?" tanya Mak Ijah.

"Andra udah tapi baru bisa ngenalin bulan depan Mak, soalnya dia juga kuliah S2. Anaknya pintar, kita kenalan dua tahun lalu. Dia asli orang sini, lulusan SMA Adhi Jaya, namanya Anit Nur Rohmah. Dia bilang juga udah kenal sama salah satu keluarga kita," jawab Andra.

"Emak ngrasa namanya asing, kamu kenal Run? Mungkin kakak kelasmu?" tanya Mak Ijah.

"Iya Mak, kenal. Dia sempat lama berhubungan sama Lian," jawab Aruna.

Seindah Pulau Origa [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang