Tiba hari terakhir PKKMB. Dan Kirani masih aja ketar-ketir.
Gadis itu sedang mencari cara untuk menerobos kerumunan dan meminta tanda tangan panitia sebagai tugas terakhir dari acara perospekan ini.
"Terobos aja ayok!" Ajak teman Kirani, Auri namanya.
Syukur hari kedua kemarin Kirani berhasil dapat teman. Walau yang membuka obrolan sudah pasti bukan dia. Soalnya Kirani ini introvert dan pemalu abis, dan memang se-noob itu buat mencari teman di lingkungan baru.
"Yang ada kita dilindas." Jawab Kirani yang merasa ngeri dengan bringasnya para maba perempuan yang sedang berebut tanda tangan panitia ganteng yang kemarin sempat Kirani tabrak.
"Namanya Kak Juna, kan? Pantes rame, orangnya ganteng." Kirani bergumam, tapi masih bisa kedengaran Auri. "Excuse you, bilang apa barusan?"
"... Kak Juna ganteng?"
Detik berikutnya, Auri terbahak.
"Judes gitu ganteng dari mananya???"
"Hah? Enggak kok dia-"
"Dia abangku."
"HAH?!" Kirani refleks membekap mulutnya sendiri. "Serius???"
"Tapi jangan bilang siapa-siapa dulu, ya? Cuma karena kamu temen pertama aku di sini, so it's okay lah...." Ujar Auri dengan sisa tawanya, melihat ekspresi Kirani yang masih bolak-balik menatap keduanya bergantian.
"Oh iya... mirip...."
Auri lalu merangkulnya. "Dari pada nungguin dia, mending minta ttd ke ketua panitia dulu, yuk?"
Ajak Auri yang hanya diangguki oleh Kirani, soalnya dia sendiri tidak tahu ketua panitia itu yang mana.
Auri membawanya menuju ke samping panggung dimana kerumunan di sana lebih sedikit. Sebab sisanya sedang berdesakan di atas panggung, berlomba-lomba menarik perhatian seorang pemuda yang tidak kalah tampannya.
Ah, Kirani sedikit banyak jadi merasa beruntung bisa diterima di tempat ini, soalnya banyak cowok gantengnya hehehe.
"Ini mau diterobos apa gimana?" Tanya Kirani kepada Auri yang malah diam di tempat. Adapun jawaban yang Kirani terima hanyalah gelengan singkat dari gadis itu. "Terus?"
"Shut up and watch," ujarnya lalu melipat kedua lengannya di depan dada, seperti menunggu sesuatu untuk datang.
Dan benar saja, tidak lama setelahnya, si ketua panitia yang terlihat sangat sibuk melayani para maba tadi seketika mengalihkan perhatiannya. Wajah yang semula datar berubah sumringah begitu menyadari keberadaan Auri di sebelah Kirani. Yang lebih mengejutkan lagi, ia langsung membelah kerumunan dan buru-buru turun dari panggung seolah tak ingin membuat keduanya menunggu lebih lama.
"Di sini dari tadi?"
"Kayaknya dari sejak kamu kesenengan ditempelin cewek-cewek itu." jawab Auri setelah merebut buku milik Kirani dan menyodorkannya pada si senior. "Tanda tangannya yang bagus, kasih love sign sekalian."
"Kayak kamu nggak sibuk ngobrol sama cowok lain aja." balasnya dengan nada yang dipelankan, sembari menandatangi buku Kirani dan Auri bergantian.
Alhasil Kirani kembali menganga, berusaha keras mencerna makna dari percakapan kedua orang ini.
"Tau nama saya, kan?" Tanya si senior setelah mengembalikan buku Kirani.
Kalau tidak salah. "Kak Harsana Jevano?"
"Jabatan?"
"Kata Auri barusan, ketua panitia."
Pemuda yang akhirnya diketahui bernama Jevano ini pun mengangguk. "Kirani, titip Auri, ya. Kalau dia macem-macem langsung lapor ke saya. Kontak whatsapp udah saya sertain di bawah tanda tangan saya tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
make you mine [✔]
Fanfiction[ terbit ] [ ft. lee haechan ] "i can fix her." harzi echlanu, until today. ©tuesday-eve, 2020. was ; #1 in haechan. #1 in nct. #1 in au. #1 in jaemin. #1 in leedonghyuck.