Pagi kembali menyapa, suara orang berlalu lalang di lantai bawah mulai terdengar. Beberapa kursi telah diatur khusus untuk keluarga inti, berikut hiasan bernuansa putih dan cokelat kayu terlihat memenuhi taman belakang kediaman Cahyo.
Pria itu menghela napas, sedikit banyak merasa tak rela jika anak gadis satu-satunya akan resmi dipinang oleh seorang pemuda, hari ini.
Ada Kunara dan Kanaka yang sibuk menyapa tamu. Tidak banyak, hanya beberapa sanak saudara dikarenakan ini masihlah sesi lamaran, nanti kalau sudah akad, baru mengundang lebih banyak orang, katanya.
Ketika suara mobil mulai berdatangan, jantung Kirani yang sedari tadi hanya duduk melamun di depan meja rias setelah didandani pun seketika berpacu. Takut-takut dia mengintip dari tirai jendela, dan menemukan sosok Harzi baru saja keluar dari mobil menyusul ayah dan ibunya. Senyum masih menghiasi wajah itu meski tak selebar biasanya. Kirani paham, sebab ia juga gugup setengah mati.
Lalu, tak terasa beberapa susunan acara telah terlewati. Gelak tawa pun beberapa kali terdengar riuh, Kirani tebak itu pasti Harzi yang sedang melucu. Hingga tak lama kemudian, Kanaka datang menjemputnya. Bocah tiang itu tak repot menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca saat melihat si kakak perempuan yang terlihat begitu anggun dalam balutan kebaya krem dengan cepolan rambut yang lebih berkelas, pujinya.
"Sedih. Soalnya habis ini bakal punya saingan, nggak bisa lagi godain lo sebebas dulu, huhuhu...."
Ujarnya berlagak patah hati yang membuat Kirani lantas mengusak rambut si adik. "Nggak usah lebay, gue bakal tetep jadi kakak lo, kampret."
"Ck, ya udah ayok turun! Bang Harzi udah nggak sabar noh, ketemu calon bininya."
Begitu MC mempersilahkan Kirani untuk keluar, semua tamu kompak terfokus ke arah tangga yang kini gadis itu turuni. Kirani muncul dengan menggandeng lengan Kanaka yang bersamanya.
Harzi terpana, hingga rasanya lupa cara bernapas dan berkedip. Kirani hari ini cantiknya benar-benar keterlaluan, apalagi saat gadis itu terduduk di kursi seberang dan melempar senyum tipis kepadanya.
"Permisi, ini boleh ijin langsung akad aja bisa, ya? Kasihan calon saya udah secantik ini tapi belum dihalalin."
"Pelan-pelan Pak Supir!" Sorak Jaffie dari belakang sana, orangnya mengikut duduk di kursi bagian keluarga calon mempelai pria.
Semua tertawa, begitupun dengan Cahyo yang sudah siap membuka acara inti.
"Bisa saya mulai, ya? Ekhm, Bismillah. Sebelumnya terima kasih untuk para keluarga yang sudah berkenan hadir untuk menyaksikan pembuktian teguhnya niat seorang pemuda yang hendak melamar putri saya. Kirani Alida Nathania."
Atmosfer perlahan berubah tenang dan serius. Senyum Harzi sudah lenyap entah ke mana, maniknya menatap lurus ke arah Kirani yang tengah menyimak ucapan si papa. Sementara otaknya mulai menyusun rangkaian jawaban yang akan ia berikan usai Cahyo melontarkan pertanyaan; "Kenapa kamu begitu yakin ingin menjadikan putri saya sebagai teman hidup kamu?"
Harzi lalu menarik napas panjang. Sejenak menolehkan kepala ke arah sang ayah, Jo pun membalasnya dengan anggukan singkat, memberi putranya ijin untuk menjawab.
"Karena saya tau, kalau Tuhan telah mengabulkan do'a saya. Bahwa Kirani adalah ia yang Tuhan kirimkan untuk menjadi pendamping hidup saya, adalah dia yang mampu mencintai saya dengan seluruh hidupnya, dan adalah sebaik-baiknya wanita yang akan menjadi ibu dari anak-anak kami kelak-"
"-hari ini, di depan keluarga besar, saya ingin menyampaikan niat baik saya yang ingin membahagiakan putri ibu dan bapak. Ijinkan saya untuk lebih dekat dan menjadi calon imam yang baik untuk dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
make you mine [✔]
Fanfiction[ terbit ] [ ft. lee haechan ] "i can fix her." harzi echlanu, until today. ©tuesday-eve, 2020. was ; #1 in haechan. #1 in nct. #1 in au. #1 in jaemin. #1 in leedonghyuck.