6. Modus

18.2K 3.2K 536
                                    

Siang ini, Kirani dan Auri kembali meninggalkan kelas bersama-sama. Sekarang waktu ishoma dan Kirani mau menunaikan kewajiban dulu. Auri sendiri memilih ikut sebab katanya malas menghadapi gadis-gadis pecinta Junaid Mahanipuna yang tak pernah bosan bertanya ini-itu soal abangnya.

Sewaktu melintasi area workshop mesin, Kirani tak sengaja melihat sosok Harzi sedang sebat santuy bersama teman-temannya. Dan kebetulan juga, Harzi melihatnya. Alhasil rokok yang baru dihisap dua kali itu langsung dibuang lalu dijejal dengan ujung sepatu, setelahnya berdiri dan berpamitan pada yang lain.

"Sholat, bro!"

"Pencitraan di hadapan Tuhan dulu ya, Zi?"

"Jahanam lo." Balasnya kemudian bergegas meninggalkan tempat duduk, hendak mengikuti langkah dua gadis yang tak jauh di depan.

"Kak Harzi? Mau sholat, ya?"

Harzi mengangguk setelah melihat Kirani memasuki kamar mandi.

"Neduh, dek."

"Hehehe, iyaaa." Cengir Auri. "Kirani baru aja ke belakang, Kak Harzi buruan, gih!"

Harzi pergi, Kiraninya datang. Mereka berdua keluar bersamaan walau dari pintu yang berbeda. Kirani masih fokus mengikat tali sepatunya saat Harzi mendadak muncul di hadapan mereka.

"Habis ini mau ke mana? Mau makan, ya?"

Kirani terkejut nyaris mengumpat, tapi dia ingat baru selesai ibadah, mana masih di depan Mushollah. Alhasil gadis itu lalu menyenggol lengan Auri, buru-buru ingin pergi. "Yuk ah, keburu masuk."

Daaaaaaaan sekali lagi mereka bertiga berakhir di tempat yang sama. Bedanya, Jevano tak bisa ikut karena masih ada kesibukan.

"Kenapa nggak ke kantin aja?"

"Kiran malu."

Harzi sontak mengalihkan pandangan ke arah gadis itu. Seperti biasa, Kirani sama sekali tak menunjukkan reaksi apapun.

"Kenapa malu, Kiran?"

Ketika ditanya barulah Kirani menatapnya. "Belum pede aja, Kak."

"Kalau masih malu ajak gua aja." Ujarnya menawarkan diri. "Nggak bakal di apa-apain elah. Itu cuma akal-akalan mereka biar maba nggak berulah."

"Tau, nih. si Kirani pakai acara malu segala." Timpal Auri setuju. "Oh, ya. Anyway, tadi aku ketemu Leora tauuu."

"So?"

"Hell, bukannya Kak Harzi yang suka nanyain dia? Aku cuma ngasih tau, lho."

Harzi mengedikkan bahu tak peduli. Dia lebih sibuk memutar otak agar percakapannya dengan gadis di sebelah Auri tak terputus. "Oh iya, Ran?

"Iya?"

"Kenal Gilang? Katanya tinggal di daerah rumah lo juga, siapa tau-"

"Nggak tau."

"Gitu, ya?"

Kirani mengangguk cepat. "Iya."

make you mine [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang