15. Jadian Urusan Belakang

13.7K 2.7K 241
                                    

"Kak."

"Hng?"

"Bang Harzi di luar."

Mendengar itu Kirani kembali memasang sebelah earphone-nya dan mengencangkan volume drakor yang ditontonnya.

Kanaka berdengkus pelan, terhitung sudah malam kesembilan Harzi bolak-balik ke rumah mereka demi bertemu Kirani. Namun satu malam pun, tak ada yang dihiraukan oleh gadis ini.

"Kak, samperin bentar lah. Lo nggak kasihan sama Bang Harzi? Dia ke sini bener-bener cuma pengen minta maaf ke lo."

Kirani akhirnya menekan tombol pause, menarik paksa kedua earphone dari telinganya membuat Kanaka yang melihat seketika meringis pelan.

"Bukan urusan lo." Ucapnya lalu turun dari tempat tidur. Kanaka yang pasrah dengan sifat keras kepala sang kakak memilih pergi dan membiarkan dua insan itu menyelesaikan masalah mereka.

Di teras, ada Harzi yang masih setia menjaga kresek sate yang dia bawa. Jarinya sibuk mengetik kalimat bernada miris karena beratnya perjuangan, sedangkan teman-temannya pada asik menertawakan saja.

"Nggak capek?"

Harzi menoleh dan spontan berdiri, di depannya sudah ada tersangka yang bikin hatinya awut-awutan selama beberapa hari belakangan. Tanpa basa-basi dia langsung menarik lengan Kirani menuju mobil yang terparkir di halaman depan.

Sudah Kirani duga. Lelaki satu ini memang sangat semena-mena.

"Lo ke mana aja? Lo sembunyi dari gue maksudnya apa?" Cerocos Harzi pada akhirnya. "Lo marah besar cuma karena kejadian waktu itu? Ran... itu gue murni keceplosan."

"Keceplosan yang bawa petaka." Sanggah Kirani. "Karena omongan kakak yang katanya 'keceplosan' itu, bikin saya harus nanggung status 'pacar Kak Harzi' sampai detik ini."

Sudah bilang belum, kalau beberapa hari yang lalu, para gadis peminat Harzi dihebohkan dengan desas-desus mengenai si senior yang katanya telah memacari seorang maba.

Ada yang langsung mengira kalau itu dengan Leora, namun berdasar kesaksian dari salah satu teman yang berada langsung di TKP, ia bisa mengonfirmasi dengan yakin kalau gadis bernama Kirani lah pacar dari si senior.

"Harusnya lo aminin aja kalau gitu." Katanya usai memberikan segelas macchiato pada Kirani.

"Makasih."

Harzi kemudian menghela napas panjang usai menyandarkan tubuhnya pada jok mobil.

"Sembilan hari, Ran. Baru pertama kali nemu cewek yang keras kepalanya bikin gue sabar setengah mati. Tante ngidam apa sih, pas hamil si bogel ini?" Kata Harzi terkekeh sambil tangannya menyentuh lembut helaian rambut Kirani.

Kirani sendiri sudah tak peduli, dia lebih sibuk menikmati macchiato-nya yang ternyata enak.

"Kirani."

"Hng?"

"Kayaknya kita harus jadian."

"UHUK!"

Kirani tersedak, macchiato-nya sampai keluar dari hidung.

Harzi tergelak, lalu dengan begitu saja memanfaatkan momen tersebut untuk menarik Kirani ke dalam pelukan.

Wajahnya mendusal dalam helaian rambut si gadis, menghirup wanginya dalam-dalam, sembari mendekap tubuh itu makin erat. Kirani sendiri sampai tak punya kesempatan untuk sekadar bergerak apalagi melepas diri. 

"Gue kangen banget, anak setan." Bisik Harzi usai menaruh kepalanya di pundak Kirani.

"Kok kangen? Kan bukan siapa-siapa?"

make you mine [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang