28. Menuju Prahara

13.1K 2.7K 618
                                    

Juna baru selesai dengan praktikum dan sedang menyimpan jas lab di lokernya saat Azka datang dan menyapa dia.

"Laporan lo udah dikumpul?"

"Belum. Kenapa?"

"Bareng aja. Gue juga belum."

Juna mengangguk saja. "Oke."

Berjalanlah keduanya menuju ruang dosen. Lalu tahu-tahu berpapasan dengan Auri dan Kirani yang juga baru keluar dari Lab sebelah.

"Halo a to the bang!" Sapa Auri. "Halo juga kak Azka."

"Kalian mau ke mana?" Tanya Juna.

"Makan siang dengan pacar." Jawab Auri membuat si abang kontan memutar bola mata. "Kiran juga?"

Kirani menggeleng singkat. "Mau dhuhur dulu, Kak."

"Gue juga!" Sahut Azka tiba-tiba, tumpukan kertas yang dibawa langsung dialihkan ke Juna. "Nitip bro, thanks!"

Belum sempat Juna menjawab, Azka sudah lebih dulu menarik tangan Kirani dan dibawa menjauh dari sana.

"What the hell just going on?"

Juna pun ikut bingung. "Sejak kapan mereka kenal?"

"Sejak insiden Kirani lupa jas lab kayaknya mereka jadi sering ngobrol." Jawab Auri. "Memangnya Kak Azka nggak tau, kalau Kirani udah punya pacar?"

"Mana gue tau? Yang ini aja baru tau."

Auri mendecak. "Abang juga ke mana aja?! Kita jarang banget ketemu di kampus. Di rumah juga, kalau pulang suka malem banget."

"Dibilang sibuk." Balas Juna lantas merangkul si adik. "Ya udah sekarang lunch bareng?"

"Let's gaurrr!!"

Sementara itu, Kirani mendadak mati gaya saat Azka menggandeng lengannya menuju mushollah di tengah manusia lalu lalang. Pun tangannya baru dilepas setelah tiba di depan di sana, lalu hingga selesai ibadah lelaki itu masih juga menunggu Kirani di luar, atau mungkin hanya kebetulan sebab kala Kirani keluar Azka sedang berbincang dengan temannya.

Dan mau tak mau keadaan mengharuskan mereka untuk kembali berjalan berdua.

"By the way, Ran. Lo jarang dateng ke bazar yang diadain jurusan, ya?"

"Saya suka nggak dapet ijin. Saya juga nggak tau harus dateng sama siapa."

"Adeknya Juna sering dateng. Kenapa nggak bareng?"

"Saya nggak enak kalau keseringan nebeng mereka. Auri kan datengnya sama Kak Jevano."

"Weekend ini ada bazar lagi. Kalau emang terkendala di ijin ataupun transportasi. Nanti gue yang jemput, sekalian minta ijin."

"Saya-"

"Di sana kita bisa sharing hal apapun, nggak usah takut berbaur sama senior. Nggak bakal diapa-apain kok, lagi pula ada gue. Kita temen, kan?"

Kirani terdiam.

"Jadi gimana? Tertarik? Oh iya, sekalian mau bahas soal keputusan lo yang katanya nggak berminat masuk himpunan." Pungkasnya tersenyum sembari mengusak pelan rambut Kirani. "Berkabar aja, ya? Gue duluan. See you."

Azka pergi, dan Kirani masih saja bergeming saat teriakan dari wilayah mesin terdengar.

"NINUNINUU SIAGA SATU BAPAK HARZI ECHLANU GADIS ANDA SEDANG DIINCAR ORANG LAIN!!!!!!"

"NINUNINUU SIAGA SATU BAPAK HARZI ECHLANU GADIS ANDA SEDANG DIINCAR ORANG LAIN!!!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
make you mine [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang