Mengapa baru sekarang aku menyesal mengambil arsitektur?
Demi tuhan ini sangat melelahkan! Kamarku penuh dengan miniatur rumah dan lain-lain. Mengerjakannya butuh kesabaran dan hari yang panjang. Awas saja kalau benda itu gak diterima! Ku buat ia nangis darah!
Akhirnya aku ke luar kamar. Ini sudah jam 22:45, tapi aku masih sibuk dengan tugas kuliahku yang tiada henti.
Aku menuju dapur untuk membuat kopi. Gak sengaja mengintip sedikit ke kamar Yeosang yang berada tepat di samping kamarku.
Pintu kamarnya terbuka dan aku mendengar suara ketikan pada keyboard yang artinya ia belum tidur.
Wah, aku dan dia sama-sama sibuk.
Aku memilih Cappuccino untuk ku seduh. Aku gak suka pahit jadi kutambahkan gula.
Sebentar... sepertinya aku menaruh gulanya di dekat kompor, tapi kenapa gak ada?
Mataku menjelajahi seisi dapur yang didominasi warna abu-abu ini dengan teliti. Ternyata gula itu ada di laci paling atas. Ayolah, aku cuma 160 cm!
Akhirnya aku melompat-lompat seperti orang gila untuk menggapai gula itu. Menyusahkan sekali! Siapa yang menaruhnya di sana, ha?
Huft, kalau begini caranya aku gak jadi, deh minum kopi. Sayang sekali padahal sudah ku masukkan air panas dan bubuk kopinya. Masa mau ku buang?
Sekali lagi. Ayo, Jane Lee! Kamu pasti bisa menggapai gula itu— eh?
"Mintalah bantuanku lain kali."
Yeosang. Iya, itu dia yang mengambil gula di atas itu dan menaruhnya di meja. "Terimakasih." ujarku. Dia hanya "Hm,"
"Sama-sama, kek." gumamku. Kecil. Semoga ia gak dengar. Kemudian ia kembali ke kamarnya setelah mencuci gelas nya yang ku yakini dia juga habis minum kopi.
Hah! Dingin banget, kan? Bayangkan hidupku yang sudah lama ini bersamanya! Hingga 10, 20, 50 tahun lagi. Ah, aku tak bisa membayangkannya.
Apa aku harus bercerai dengannya setelah aku lulus? Ah, tapi aku gak tega dengan orangtua ku, tapi... argh!
Aku mengusap rambutku gusar.
Bertepatan dengan itu Yeosang membuka pintu kamarnya which is aku berada di depan kamarnya. Aku terpaku dengan tanganku yang masih berada di kepala.
"Ah, maaf." ucapku kemudian masuk ke dalam kamarku.
Aku mendengus kasar. Kenapa ia belom tidur? Setauku besok ia bertemu dengan klien nya pagi-pagi.
"Perlukah aku menyuruhnya tidur?" gumamku.
Ah! Gak, gak perlu, Jane! Gak usah! Nanti malah dia berkutik yang gak gak.
Dan aku hanya perlu fokus menyelesaikan laporanku.
Ini Jane Lee, istri tuan muda Kang Yeosang~
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️[3] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 : 𝙆𝙖𝙣𝙜 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜
FanfictionDingin banget, sih! ⚠️ TW // Slightly NSFW, Mature, Violence, Kiss, Harsh Words