Kini, ada dua orang pria berbadan besar yang menjaga rumahku. Suruhan Ayah untuk menjagaku seketat itu. Ya ampun, apakah orangtua ku tau tentang ini? Aku yakin banget mereka akan lebih panik dariku jika mereka mengetahui hal ini.
Pun, aku memiliki satu asisten rumah tangga yang akan melayaniku penuh, namun aku gak terbiasa. Jadi, ku suruh dia untuk menelepon anaknya saja. Biar aku yang melakukan pekerjaan rumah.
Namun, aku juga seperti risih dengan dua bodyguards itu seolah-olah aku ini aset penting negara yang dijaga sebegitu ketatnya. Aku jadi penasaran seperti apa sebenarnya keluarga Kang ini sampai-sampai melindungiku dengan sangat.
Kuyakin Yeosang juga pasti memikirkanku walaupun seharusnya dia gak boleh mengalihkan atensinya dari pekerjaannya! Kalau itu benar, aku akan sangat marah padanya.
Aku seperti terkurung. Sungguh. Aku bisa jaga diri omong-omong, hei— aku ini jago bela diri!
Aku bersikeras untuk keluar rumah.
Hehe, aku lewat pintu belakang.
Entah aku akan ke mana, paling gak ke sebuah minimarket di depan dan makan makanan instan di sana karena aku merindukannya.
Aku berhasil sampai di minimarket itu. Aku gak bawa ponsel soalnya biar kalau ketahuan aku gak ada, aku gak perlu ditelepon dan dicari.
Iya, aku memang nakal, tapi coba rasakan jadi aku.
Selagi syahdu menikmati ramen dan kimbap, aku memikirkan banyak hal. Salah satunya, memang... benar-benar masih adakah perebutan tahta keluarga? Kuno banget!!
Lagipula, jika Daniel ada di hadapan ku sekarang paling gak ia hanya akan mengancamku dengan kalimat singkat—
"HEI!!! LEPASIN!!!!" teriakku yang terpendam suaranya begitu sebuah sapu tangan menyekap mulutku.
GAK!!!
Siapapun, tolong aku!!!
"Seharusnya kau diam saja di rumah, Jane."
Bius?
Yeosang, tolong...
Maafkan aku.
Mataku terbuka. Hal yang pertama kulihat adalah lampu terang. Entah aku berada di mana. Terakhir kali, aku disekap seseorang—
Daniel...
"Kamu gak secantik yang orang-orang suruhanku katakan." ungkap Daniel.
"Aku suka yang seksi, tapi kamu... kamu mengandung anak dari Yeosang si bajingan yang gak tau hormat kepada Kakaknya."
"BRENGSEK!" teriakku.
Daniel terkekeh sarkas, "Yeosang jauh lebih brengsek. Kamu aja yang gak tau. Soalnya, dia cuma ceritain yang baik-baik aja ke kamu. Ya, kan?"
Aku gak ngerti. "Lepas atau kamu bakal nyesel, bajingan!"
"Seharusnya kamu gak boleh ngomong kasar! Nanti anakmu ngikutin." seru Daniel sambil mengusap kepala Jane. Lalu ia mendekat, berbisik kepada gadis itu. "Atau kau ingin menambah anak dariku? Dasar murahan."
Aku ingin menamparnya. Ingin sekali, tapi tanganku terikat. "Iblis."
Daniel tertawa jahat, "Aku yakin Yeosang pasti lagi nyariin kamu sekarang. Ya, yang dia gak tau adalah keberadaanku sekarang, sih."
"Dimana ini brengsek?" tanyaku penuh amarah.
"Puncak gunung yang susah dijangkau. Kamu kabur, pun udara di luar sana sangat tipis. Kemungkinan besar kamu bisa mati."
SUNGGUH SANGAT AMAT TERAMAT IBLIS.
AAAAAAAA IT'S BEEN A WHILE
gais apa kabarnya 😭😭😭😭
gila aku kangen buku ini!!!
maaf udah lama ga up yaa :")
yaampun aku merasa bersalah
*padahal yang baca ga banyak2 amat*
btw btw btwwww
UDAH MUK KELAR INI WKWKWK
stay tune aja okkk
btw
new book on progress 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️[3] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 : 𝙆𝙖𝙣𝙜 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜
FanfictionDingin banget, sih! ⚠️ TW // Slightly NSFW, Mature, Violence, Kiss, Harsh Words