Berada di supermarket ini membuatku agak suntuk karena ramai sekali.
Oh, ya aku lagi berbelanja bulanan karena saat aku mau memasak ternyata kulkas ku sudah kosong. Jadi, aku langsung berangkat ke supermarket.
Sendirian. Iya, haha seperti biasanya aku belanja aku juga sendirian. 'Kan Yeosang bekerja. Aku naik taksi online tadi. Nanti pulang juga naik taksi online lagi.
Aku mengambil beberapa deterjen dan pewangi lantai. Aku gak menyewa ART by the way karena aku bisa melakukannya semua sendiri.
Kini aku beralih ke lorong makanan instan. Tentu saja aku beli mie instan yang banyak karena aku suka.
Namun tetap, ya aku membeli yang lain. Lihat sekarang, aku sedang memilih sayur-sayuran yang fresh. Mahasiswa gini aku jago masak, ya~
Setelah merasa cukup, akhirnya aku ke kasir.
Mataku secara gak sengaja menangkap sebuah perlengkapan bayi. Aku smirk dan tertawa gusar. Kalian pasti mengerti.
Aku belum siap untuk punya anak. Aku dan Yeosang pernah membicarakan ini dan dia juga merasakan hal yang sama.
Namun, aku merasa gak enak dengan mertuaku. Kalau ternyata tujuan mereka menjodohkanku dengan Yeosang adalah untuk memiliki cucu, aku bisa salah besar.
Huft, harusnya aku fokus dulu dengan kuliahku. Ayolah, kelulusanku hanya 3 bulan lagi!
"Dengan Jane Kang?" ujar seorang supir taksi yang kuyakini adalah sang pengambil orderan dariku. Omong-omong, aku menamai Jane Kang karena dulu aku iri dengan penjaga kantin sekolahku yang bermarga Kang. Menurutku Kang itu keren.
Supir tersebut membantuku memasukkan belanjaanku ke bagasi mobilnya, lalu aku masuk ke dalam mobilnya.
Selagi di perjalanan gak ada percakapan apa pun antara aku dan sang supir, aku memutuskan untuk membuka hp ku.
Ah, lupa. Aku gak punya teman. Seseorang yang ambisius sepertiku akan sulit punya teman, haha.
Bahkan dulu temanku yang benar-benar dekat pun menjauh karena aku yang begitu ambisius.
Ya, sudahlah. Memang hidupku gak ada berwarna-warnanya. Hanya karir dan belajar.
Sesampainya di rumah, aku membayar supir itu dan lagi-lagi bapak tersebut membantuku dengan belanjaanku. "Ah, terimakasih, Pak."
"Gak apa-apa. Terimakasih kembali, Nona."
Kemudian ia pergi dan aku kembali membawa belanjaanku sendiri ke dalam rumah.
Aku sedikit sedih karena di saat aku kesusahan seperti ini Yeosang gak ada. Ya, walaupun ada juga dia pasti acuh tak acuh.
Tiba-tiba saja hp ku bergetar. Aku melihat jam di hp ku sekilas dan ini sudah jam 18:15. Se lama itukah aku berada di supermarket?
Ternyata ada pesan dari Yeosang.
Yeosang :
Aku pulang telatTiga kata itu sudah mampu menjelaskan semuanya.
Aku pulang telat.
Artinya, dia akan pulang lebih lambat dari biasanya; jam 8 biasanya dia sudah sampe rumah. Lagi, artinya itu dia gak perlu dibuatkan makanan karena dia benar-benar akan pulang telat.
Aku membalasnya.
Jane :
Oke
read 18:23Hm, baiklah Jane. Kamu akan selalu hidup sendirian. Tenggelam dalam kesendirian dan gak akan ada yang mau menyelamatkanmu.
Wah chapter yang pendek.
Scroll lagi karena ini double update!
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️[3] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 : 𝙆𝙖𝙣𝙜 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜
FanfictionDingin banget, sih! ⚠️ TW // Slightly NSFW, Mature, Violence, Kiss, Harsh Words