17

1.5K 216 3
                                    

a bit 18+ jadilah pembaca yang bijak

Kenapa, sih film Me Before You harus tayang di saat moodku memang sedang sedih karena hujan deras? Adegan di pantai malam ini membuatku menangis. Yeosang yang sedang sibuk dengan laptopnya itu gak menggubris. Mungkin terlalu sibuk.

Hingga akhirnya mencapai ending, aku semakin parah. Tangisanku sesenggukkan dan membuat Yeosang menyadarinya, "Hei, kenapa?"

"Filmnya sedih banget..." rengekku. "Bagaimana bisa ia masih memilih mati saat perempuannya jatuh cinta kepadanya huhu."

Kemudian aku bergeser sedikit ke dekatnya dan menangis di bahu kanannya. Semakin sedih ketika soundtrack nya begitu terdengar menyakitkan. "Berhentilah menangis, itu hanya film."

"Ya, tapi, kan sedih banget." ujarku. Tangan kanannya terangkat dan menepuk pipiku pelan. "Aku jadi takut kehilangan seseorang yang kusayang."

Ya, setelah Kakakku, aku gak ingin kehilangan siapa-siapa lagi.

"Sudah jangan menangis lagi." Hanya itu? Bahkan kamu gak melihatku -_-

Entah kenapa tiba-tiba aku menjadi sangat manja. Aku memeluk lengannya dan masih menangis karena film itu sangat sedih. Aku yang hanya penonton bisa merasakan pedihnya ditinggal mati.

"Apa ini? Ada apa denganmu?"

"Apanya..?" sahutku ke Yeosang masih dengan isakanku.

"Kamu akhir-akhir ini manja banget. Ada apa? Kamu mau apa?" tanyanya.

Dengan cepat kujawab, "Kamu."

"Sebentaaaar lagi, ya? Ini selesai sebentar lagi." ujarnya. Bahkan matanya belum lepas dari laptopnya. Huh, aku jadi badmood.

Aku langsung menjauhkan diri darinya dan mengganti film kartun yang ada. Pokoknya aku sangat badmood. Aku beranjak dan pergi ke kulkas. Es krim harusnya bisa membalikkan mood ku.

Kemudian aku kembali duduk dengan es krim yang sudah ada di tanganku. Kalau gini, kan enak. Nonton sambil makan es krim. Harusnya mood ku kembali, tapi justru semakin badmood begitu ia mendapat telepon dan sepertinya akan berlangsung lama.

Huft, sepertinya aku terlampau badmood. Kumatikan TV nya, "Aku mau ke kamar." ujarku sinis. Bahkan cara jalanku ku sedikit hentakan. Maksudnya aku sedang marah gitu, lho.

Sampai di kamar aku duduk di depan cermin. Sepertinya akan lebih baik kalau aku maskeran. Green Tea seharusnya bisa membuatku tenang. Aku pun ke kamar mandi untuk cuci muka.

Omong-omong, aku kalau mencuci muka itu bisa menghabiskan waktu yang lama. Belum lagi kalau aku menyadari mataku ada lingkaran hitamnya bisa semakin lama.

Seusai mencuci muka aku mendapati Yeosang yang baru masuk kamar. Aku sedikit melihat ke luar kamar dan ternyata sudah gelap yang artinya ia pasti mau tidur.

Tau, lah! Aku masih badmood!

"Mau maskeran, ya?" tanyanya.

"Iya!" jawabku sinis.

"Jangan, dong." Belum sempat kujawab tiba-tiba ia memelukku dari belakang. "Hehe, maaf, ya sedari tadi aku benar-benar sibuk. Kau tau suamimu ini yang menjalani perusahaan, kan? Jadi aku benar-benar sibuk. Untuk hari ini saja."

Aku hanya memutar bola mataku malas. "Iyaaa." Kemudian ia melepas pelukannya dan memutar badanku. "Susah, deh kalau kamu sudah badmood begini. Bagaimana caranya membuat mood mu kembali?"

"Apa saja."

Begitu aku mengatakannya, ia langsung mencium bibirku. Ia melumatnya dengan ganas dan berpindah ke pipiku. "Bagaimana? Mood mu sudah membalik?"

Aku menahan senyumku. "Belum." Artinya, do it more than this. Ia benar-benar melakukannya. Ia kembali menciumku dan tiba-tiba saja ia mengangkatku. Kini, aku kembali berada di gendongannya.

Ia duduk di tepi ranjang masih dengan aku yang berada di pangkuannya dan ciuman yang membuat kepala kami miring ke kanan dan ke kiri. Setelah kami kehabisan oksigen, kami berhenti sejenak.

Yeosang menatapku penuh arti. "Bagaimana? Mood nya sudah balik?"

Aku mengangguk. "Sudah."

"Ah, pasti belum." ujarnya yang tanpa ragu-ragu menghujani wajahku dengan kecupan. "Yeosang! Geli!" seruku begitu bibirnya turun dari telinga ke leherku.

Kemudian ia berhenti, "Kau manja sekali, serius!"

Aku hanya tertawa dan memeluknya. "Entah. Mungkin aku sudah terlanjur mengikatmu di hatiku."

"Apa, sih? Terdengar cringe banget."

"Kamu juga sama saja! Kamu juga gak kalah cringe denganku, ya!" ujarku sambil menepuk punggungnya.

"Iya, iya... I love you too."

Aku tersenyum dan semakin mengeratkan pelukanku.


































double up karena sejujurnya ku ingin cerita ini cpat selesai tapi kalian siap gak?

✔️[3] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 : 𝙆𝙖𝙣𝙜 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang