1

5.7K 838 402
                                    

— EXTRAORDINARY RICH BOY —

Written by Yan Zhang

.

"Kamu dengar? Ada yang bilang kalau murid baru di kelas kita itu dapat masuk ke sekolah ini karena dia satu-satunya penerima beasiswa?" Bisik salah satu seorang namja berkebangsaan Kanada—yang diketahui lahir di Vancouver—Mark Lee, itu nama yang tertulis pada name tag—pada telinga namja di sebelah.

Namja yang dibisikkan—memiliki paras samoyed dan bertubuh doberman—menaiki sebelah alisnya dan semakin mencondongkan kepalanya ke samping seakan meminta Mark mengulangi perkataannya. "Hm, apa?"

Mark menganga sejenak, napas pendek dihirupnya. "Katanya murid baru di kelas kita itu satu-satunya penerima beasiswa." Ulangnya.

Pemilik name tag—Lee Jeno, namanya—membulatkan matanya. "Sumpah? Kukira dia anak orang kaya, pasalnya sekolah ini hanya menerima anak-anak berstatus kelas sosial menengah hingga atas." Jeno mengalihkan pandangannya dari pemandangan luar yang ia amati melalui jendela kelas, pada wajah Mark. "Dan, penerima beasiswa—Eh, siapa namanya tadi?"

Kepala Mark termundur sedikit, menjauh dari telinga Jeno. Ia juga lupa siapa nama murid baru sekaligus penerima beasiswa. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. "Aku kurang memerhatikannya." Mark memalingkan kepalanya ke belakang, mendapati namja bersurai pink gulali yang tengah menggoyangkan kepala mengikuti irama yang ia dengarkan dengan earphone.

Mark menunduk mencari sesuatu yang bisa ia lempari untuk memanggil pemilik surai pink dari kejauhan. Setelah ia mendapatkan sebuah penghapus entah milik siapa yang diletakkan di meja dekatnya, ia segera melemparnya pelan.

Penghapus tersebut mendarat dengan tepat di atas meja namja bersurai pink hingga ia tersentak kaget dan sontak menoleh ke pelaku. Segera ia melepaskan salah satu earphone yang bertengger di telinganya. "Kenapa, Mark?"

"Kamu tahu siapa nama murid baru tadi?" Tanyanya sembari menoleh pada Jeno yang tengah memerhatikan namja bersurai pink—Na Jaemin, namanya.

"Tertarik untuk berteman dengannya, heh?" Goda Jaemin sambil menaiki-turun sepasang alisnya. Mark dan Jeno memutarkan bola mata mereka serempak, hingga Jaemin terkekeh.

Iris mata caramel bergulir ke atas sebelah kanan—mencoba mengingatkan sesuatu. "Kalau tidak salah, namanya Zonk Chonlo? Eh, salah ya—"

"—Zhong Chenle." Suara datar yang lain ikut menginterupsi.

Ketiga pasangan penglihatan langsung tertuju pada pelaku yang menyela—tampaknya baru saja masuk kelas. Teringat bahwa kelas masih sepi, menandakan masih memasuki waktu istirahat.

Jaemin menyungging senyum nakalnya. "Oh, Jisung-ssi. Kamu tertarik? Makanya kamu bisa mengingat namanya?" Sepasang alisnya naik-turun dan memperlebarkan bentuk senyumnya.

Yang dipanggil Jisung—Park Jisung—hanya mendengus ringan. "Itu karena aku duduk di sebelahnya." Langkah lebar membawakan tubuh Jisung mendekati mejanya, ia menoleh ke belakang—di mana ketiga temannya berdiri—sejenak. "Dia selalu melirikku dan itu membuatku tidak nyaman, jadi aku mengingatnya." Lalu ia menarik bangku untuk duduk.

Mark, Jeno dan Jaemin sontak menertawakan teman sekelasnya itu, yang memiliki tubuh dengan tinggi semapai yaitu 180 centimeter.

Di antara mereka—yang berjumlah 50 orang di kelas A plus—yang paling kaya adalah Jisung, yang paling miskin—tentu siapa lagi kalau bukan penerima beasiswa. Selain kaya, mereka juga memiliki intelligence quontient yang cukup tinggi, banyak penghargaan dan prestasi yang memuaskan. Serta mereka memiliki visual yang sempurna hingga membuat orang lain—anak kelas lain, merasa insecure.

EXTRAORDINARY RICH BOY | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang