9. Bunda

8.2K 695 171
                                    

Vote dulu baru baca
Baca dulu baru comment

Happyreading😋❤

ENJOYY!!

***

Nayla berlari masuk kedalam rumah meninggalkan ayahnya di depan pintu. Nayla tidak pulang bersama Gio dan Aga, Nayla memilih pulang bersama Ayahnya karna masih merasa canggung dengan Gio.

Melihat Hana sedang mengepel Nayla segera berlari dan memeluk bundanya dari belakang.

"Bundaa hiks! Bundaa.."

Hana memutar tubuhnya dan mengelus punggung Nayla yang bergetar "Hei kenapaa? Kok nangis gini?" tanya Hana sambil mengelus wajah Nayla yang basah

"Bundaa Nayla salah bunda.."

"Salah? Salah apa? Kenapa hm? Bunda gak ngerti. Coba tarik napas pelan-pelan habis itu ceritain ke Bunda.."

Alfian yang baru saja masuk merasa bingung karna disuguhkan pemandangan seperti ini "Nay? Kenapa kok nangis? Ayah buat salah?"

Hana langsung memberikan sebuah pertanyaan "Kak ini Nayla kenapa? Gio, Aga, sama Azka mana?"

"Aku gak tau tadi di mobil baik-baik aja. Gio sama Aga jemput Azka"

Hana memijat kepalanya, merasa pusing dengan Nayla yang tengah menangis saat ini. Hana menyerahkan kain pel yang masih dia pegang pada Alfian.

"Lanjutin ngepelnya, aku ke ruang tengah nenangin Nayla dulu." Alfian membeku. Hana bilang apa tadi?

Lanjutkan ngepelnya..

---

Gio menyuruh Azka untuk naik ke atas motornya, Aga memisahkan diri dan pulang ke rumah Gio duluan. Aga sendiri tak mengerti ada apa dengan Gio dan Nayla, setahu dia tadi pagi mereka berdua masih bercanda bersama dan bilang akan jalan malam ini.

"Ka Nayla sama Bang Aga mana?"

"Duluan." Azka mengangguk paham. Gio langsung menyalakan motor dan menjalankannya.

"Bang!"

"Apa?"

"Abang suka ya sama ka Nayla?"

Tak ada jawaban. "Ab-"

"Bisa diem gak, Az? Abang pusing. Kalo mau tanya-tanya nanti aja" sentaknya. Azka langsung diam tak berani berkata lagi. Mereka tetap berdiaman sampai akhirnya mereka sampai dirumah. Gio langsung masuk kedalam kamarnya melewati lantai depan yang sedang Alfian pel, dia menghiraukan Nayla dan Hana yang berada di Ruang tengah.

Alfian menggeram melihat langkah kaki anaknya yang sangat ringan itu "GIO! AYAH LAGI NGEPEL KAMU SEENAK JIDAT INJEK-INJEK LANTAI!!"


"Maaf Ayahh!" Kata Gio sambil melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan sepatunya yang menjiplak jelas di lantai yang baru di pel itu.

"Astagfirullah.. Untung anak" gumamnya

Dilain tempat Hana masih sibuk menenangkan Nayla yang masih menangis, hingga sesenggukan "Nay.. Nayla kenapa sih? Kalo nangis doang gini Bunda gak akan paham, Nay. Ayo cerita sama Bunda. Siapa tahu bunda bisa bantu 'kan?"


Bukan jawaban yang didapat malah sebuah tangisan yang lebih kencang. Hana kembali memeluk Nayla dan berusaha menenangkan anaknya ini. Ibu mana yang mau melihat anaknya menangis seperti ini.

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang