37. Mungkin harus begini

4.4K 499 157
                                    

Vote dulu baru baca
Baca dulu baru comment.

Happyreading🌙

ENJOYYYY.

****

Gio bernapas lega setelah berhasil melewati ujian hari kedua. Besok adalah hari ketiga dan itu— hari terakhir Gio menyandang status pelajar SMA. Karna setelah itu gelar siswa akan terganti dengan mahasiswa dan mungkin gelar baru sebagai calon suami Nayla, sudah menantinya.

Mungkin sih. Gak tau juga ya....

Gio mengedarkan pandangannya mencari Nayla, kemungkinan kekasihnya itu masih berada dalam ruangan. Gio berbeda ruangan dengan Nayla, Nayla berada diruang 3. Sedangkan dia berada di ruang 1. Sengaja memang dipisahkan.

Tak lama dia mendapatkan sebuah tepukan di punggungnya, dia pikir itu Nayla tapi nyatanya bukan.. “Variel?! Ngapain lo ke sekolah gue?”

Variel tidak langsung menjawab, dia menarik napas terlebih dulu. Dia berlarian dari depan gerbang sampai parkiran yang jaraknya lumayan. Setelah napasnya mulai teratur dia mengangkat kepalanya..

“Lo harus pulang! Ini permintaan terakhir Mama.”

Mendengar kata ‘Mama’ membuat Gio mendadak emosi. “Gue gak mau.”Tolaknya

“Bang! Please, ini Nyokap lo. Yang ngelahirin lo, lo tega liat dia menderita gitu?”

Gio mengangkat sebelah alisnya, bibirnya membantu sebuah smirk. “Iya dia yang lahirin gue, tapi– dia ngerawat gue gak? Ngebesarin gue gak? Dia gak ngelakuin dua hal itu. Dia cuma ngandung gue, dan ngelahirin gue. Habis itu, gue dibuang. Jadi? Gue tetep harus ikutin permintaan dia gitu?”

Variel terdiam. “Mending lo balik, bilang sama nyokap lo itu. Gak usah atur hidup gue, gue gak peduli sama apapun yang bakal terjadi.” Kata Gio lagi.

“Kalo lo gak pulang, dia ngancem mau nyakitin Nayla.” Sahut Variel.

Gio tertawa miring. “Yakin gitu dia bisa nyakitin Nayla?” Mata-mata Ayahnya itu banyak, gak mungkin bisa semudah itu menyakiti Nayla..

Variel menunjuk senyum miringnya. “Lo pikir daritadi Nayla ada di kelasnya gitu? Dia ada dimobil Mama. Jadi, gue ngasih lo bantuan. Lo terima perintah beliau, dan Adik lo bakal lepas dari Mama.”

Gio menggeleng. Ini terlalu dramatis, dia memang sedikit takut Nayla akan diapa-apakan tapi untuk menerima bantuan Variel dan menerima perintah dari Mamanya dia terlalu enggan. “Gue tetep gak mau! Dimana Nayla.”

“Gue gak akan kasih tau sebelum lo mau nerima perintah Mama!”

Gio mengernyit dan bersedekap dada. “Lo maksa-maksa gue gini kenapa? Lo suka sama Nayla, hm?”

“Gue? Suka sama cewe bekas—” bugh. Gio refleks memberikan bogeman mentah pada Variel karna kalimat yang dia ucapkan.

“Jaga mulut lo anjin*! Bekas apa maksud lo?!”

Variel mengusap sudut bibirnya yang sobek karna bogeman mentah dari Gio. “Gak usah sok gak tau deh lo. Gue tahu Nayla bekas, duh. Mana mungkin gue mau, ini murni gue mau bantuin lo. Lo terima perintah Mama nikah sama Vania, habis itu Nayla bebas. Dia bisa nikah sama Rifan.” Kata Variel. Dia kembali memancing emosi Gio yang mulai meluap sejak tadi.

Gio mendekati Variel dan mencengkram kerah seragam adiknya itu. “DIMANA NAYLA SIALAN!” Tidak ada jawaban. Hanya senyum singkat yang Variel berikan, Aga yang baru keluar dari dalam kelas bersama Nayla segera mendekati mereka. Melihat Gio hampir memberikan bogeman lagi Nayla segera menahannya..

“Abang! Kenapaa, ini Nayla disini. Ayo lepasin..”

Gio segera melepaskan Variel dan menatap kekasihnya yang ternyata baik-baik saja. Gio menatap Variel dengan tatapan nyalang, emosinya hampir lepas. Tapi Nayla menahannya.

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang