11. First

9.1K 607 112
                                    

Vote dulu baru baca
Baca dulu baru comment😋❤

Happyreading🙌

ENJOYYY!!

****

Pagi ini Nayla membantu Hana memasak di dapur. Nanti sore Teman-teman bundanya tak lupa dengan Omnya akan datang kesini bersama dengan Istri dan anak-anaknya. Tebak coba siapa..

Hana memasak banyak makanan karna memang yang datang Manusia rakus semua. Alfian sendiri pun memesan Brownies, akhir-akhir ini Alfian sangat menyukai Brownies buatan Hana. Beda dari yang lain katanya.

"Nay, ambil daun salam gih dihalaman belakang."

Nayla mengangguk dan mencuci tangannya. Nayla memutar tubuhnya. "Bentar bun, Nayla mau tanya.."

"Apa??"

"Nayla ngambilnya harus Assalamualaikum dulu gak bun??"

"Ngapain salam? kan itu pohon punya kita."

"Kan namanya Daun salam, berarti pas ambil harus di salamin dulu dong."

Hana memutar tubuhnya sambil mengangkat Satu panci ditangan kiri dan Spatula panas ditangan Kanannya. "Kamu mau di getok pake yang mana?"

"Hehe, gak dua-duanya bun.." Nayla langsung berlari keluar sambil tertawa. Hana menggelengkan kepalanya tak mengerti. Anaknya itu turunan dari siapa sih? Kok ngeselin semua.

Dihalaman belakang Nayla mengitar mencari Daun salam seperti yang bundanya suruh tadi. Ternyata pohonnya ada di dekat Kolam, setelah berhasil menemukannya Nayla langsung memetik daunnya.

Nayla mampir ke kolam terlebih dahulu sebelum kembali ke dapur, disana ada 2 laki-laki yang sedang berenang. Aga dan Azka. Nayla mengedarkan pandangannya untuk mencari Gio.

"Az, abang mana?"

"Itu abang kak, segede gitu gak diliat?" sahut Azka menunjuk Gio yang duduk di sofa pinggir kolam.

Nayla menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kirain itu Ayah, hehe."

"Abang itu, hoodienya kan emang sama dibeliin sama Bunda."

"Yaudah makasih, lanjut sono berenangnya. Jangan lama ya nanti keriput badannya, sebelum menggigil mandi. Aga juga!"

"Iyaa nyonya Naylara Afnata Kyasha."

Nayla melemparkan satu daun salam tepat mengenai wajah Azka. Azka memang suka sekali merubah Marga nama Nayla menjadi Marga yang digunakan Gio. "Mauryn!"

"Kak di omelin ayah lagi loh nanti, kan kolamnya baru dibersihin sama ayah. Kakak udah nyampah daun lagi.."

"Bodoamat kamu ini yang dimarahih."

"Dih. Laknat dasar, dengerin nih kak. Kemarin temen Azka kaya gini nyampah di lapangan padahal abis Azka bersihin. Eh besoknya dia meninggal."

"Ga peduli sih. Yang meninggal juga dia bukan Kakak, wlee." sahut Nayla sambil menjulurkan lidahnya. Nayla langsung pergi meninggalkan Azka dan menghampiri Gio yang sedang fokus dengan laptop dihadapannya.

"Abang, ngapain?"

Gio mengangkat wajahnya dan membenarkan kacamatanya. "Main Game"

Nayla mengangguk mengerti. Memang tak ada hal selain game dan Nayla di hidup Gio. "Mau Nayla buatin jus gak?"

"Gak usah nanti ngerepotin. Tapi kalo bisa bikinin Es teh manis sekalian sama Brownies buatan Bunda ya, ohiya sekalian juga bawain Salad. Laper."

Nayla memasang wajah datar. "Katanya takut ngerepotin tapi pesenannya jauh lebih banyak dari yang Nayla tawarin, ambil aja sendiri!"

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang