35. Tunangan?

5.2K 541 48
                                    

Vote dulu baru baca.
Baca dulu baru comment💜

Happy reading🌻

ENJOYYY!!!

*****


Nayla bergerak gelisah dalam duduknya, sekarang ini dia sedang tidak dirumah. Dia berada disekolah dan sudah 7 bulan setelah kenaikan kelas, ujian kelulusan akan segera tiba. Mungkin sekitar beberapa minggu lagi, kehidupan barunya akan segera tiba.

Kepergian Alfian dan Aga ke Jepang waktu itu tidak membuahkan hasil sama sekali, sampai akhirnya Alfian memutuskan orang-orang terpercayanya mencari yang tentu saja membuahkan hasil. Mereka berhasil menemukan orangtua Hana yang memang berada di Jepang dan orangtua Gio yang keberadaannya Di Indonesia seperti dugaan Nayla sebelumnya.

Gio dan Hana belum mengetahui ini, hanya Nayla yang sudah mengetahui hal ini. Alfian sudah menyiapkan pertemuan dengan orangtua Gio yang akan diadakan nanti malam. Orangtua Hana mungkin akan diajak kerumah saja, karena itu– mertua nya Alfian ‘kan.. Tidak sopan kalau Alfian memilih melangsungkan pertemuan dibanding menjamu Mertuanya di Rumah sendiri.

Nayla menghela napas panjang, mungkin hari ini akan menjadi hari yang berat. Nayla tidak bisa menjamin orangtua Gio akan menerimanya. Bisa saja ‘kan mereka menolak Nayla mentah-mentah dan membawa Gio pergi semau mereka, apalagi mereka orangtua biologisnya dan memiliki hak atas Gio..

Nayla menakutkan itu.

“Hai, gue boleh ngom—” Nayla menolehkan kepalanya untuk melihat orang yang selalu menganggunya. Rifan. Sudah tahu tentang dia, ‘kan? 2 bulan setelah pertemuan mereka yang hampir membuat hubungan Gio dengan Nayla kandas Rifan kembali muncul dan bersekolah disekolah yang sama seperti Nayla.

“Gak ada waktu.” Nayla bersiap untuk beranjak dari tempat duduknya, tapi Rifan menahan tangannya dengan cepat Nayla menghempaskan tangan Rifan.

“Nay, kita perlu bicara sebentar!” Nayla memutarbalikkan tubuhnya, enggan melihat Rifan. Tapi tatapannya terpaku pada Gio yang tengah menatap Nayla dan Rifan sambil bersandar ditembok, Nayla menatap mata rubah milik Gio dan dijawab dengan anggukan singkat seolah mengizinkan Nayla untuk berbicara dengan Rifan.

“Gue gak mau ngomong disini. Taman belakang.” Ajak Nayla, Rifan mengangguk dan berjalan bersama Nayla yang berada dibelakangnya. Tak lupa Gio yang mengikuti mereka dari belakang.

Sampai di taman Rifan berusaha menggenggam tangan Nayla tapi Nayla segera menghindar, dia tidak mau Gio kembali salah paham. “Lo mau ngomong apa, cepetan!”

Rifan menghela napas, sampai akhirnya dia berhasil mengatakan semua yang membebani pikirannya. “Gue mau minta maaf soal semuanya, gue emang ada sedikit masalah soal mengontrol emosi dan psikis gue. Nay, sorry banget gue dulu kasar ke lo, dan kalo lo mau minta tanggung jawab gue bakal tanggung jawab, gue bakal Nikahin l—”

Mengerti arah pembicaraan Rifan kemana Nayla segera memotong ucapan Rifan. “Gue gak butuh tanggung jawab lo, gue udah maafin semuanya sebelum lo minta maaf tapi gue gak munafik ya, Fan, gue tetep ngerasa benci sama lo. Gue enek liat muka lo, ngerti? Berhenti deketin gue. Kesalahan lo udah gue maafin, dan soal tanggung jawab gue gak hamil anak lo jadi jauhin gue karna gue risih. Satu lagi, cukup gue yang jadi korban lo dulu.”

“Nay, tapi gue serius soal tanggung jawab. Gue yang ngerebut itu semua gue bejat banget kalo sampe gue gak tanggung jawab soal itu”

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang