Vote dulu baru baca
Baca dulu baru comment😠Enjoyyyy!
Happyreading💞
****
Kecanggungan kian melanda hubungan baru ini. Pertengkaran tadi yang pertama untuk mereka, Gio merasa bersalah karna dia lah yang menyulut emosi Nayla. Lama mereka berdiam-diaman sampai akhirnya Azka datang, dia sama seperti Bundanya. Terkejut melihat keberadaan Gio secara tiba-tiba, bahkan tak ada pemberitahuan sama sekali kalau dia akan pulang ke Indonesia hari ini.
Wajar kalau banyak yang terkejut. Azka menghampiri Gio dan mengulurkan tangannya untuk salim pada Abangnya itu.
"Abang kok tiba-tiba pulang? Kangen Kakak ya? Abang tenang aja. Perintah Abang ud- eheheheh keceplosan..." Katanya sambil menggaruk kepala setelah keceplosan mengucapkan rencana rahasia yang Gio berikan.
"Perintah apa?" tanya Hana mewakili rasa penasaran Nayla. Nayla hanya diam tanpa berniat bertanya, dia masih merasa kesal atas ucapan Gio tadi.
"Itu Az- ehehehe Abang. Azka pulang aja deh.. Bun, jelasinnya kapan-kapan aja. Azka pulang duluan ya, byeee Bun!" katanya setelah kembali melihat tatapan mengancam dari Gio.
"LOH AZKA! BUNDA PULANG SAMA SIAPA KALO KAMU PULANG DULUAN?!"
"Tumpuk tiga aja sama Abang tuh, biar jadi Cabe-cabean." Dengan pekikan yang sama Azka menjawab dari luar. Hana mengelus dada melihat kelakuan anaknya itu, masa Bundanya disuruh jadi Cabe. Tau aja Cabe lagi mahal.
Hana memperhatikan kedua Anaknya yang saling berdiam-diaman. Padahal sebelumnya Dunia serasa milik mereka berdua, tanpa berniat untuk ikut campur Hana memilih meninggalkan mereka dan duduk di Sofa Ruang Televisi bersama Mba Darmi. Kepalanya menggeleng, dia sudah tak mengerti dengan jalan pikiran Ketiga Anaknya.
Semakin mereka beranjak dewasa Hana selalu memberikan kebebasan untuk mereka. Termasuk kebebasan untuk berpikir dan berbicara, Hana selalu membiarkan Anak-anaknya menyampaikan pendapatnya Agar terbiasa begitu. Hana memang memberi kebebasan tapi bukan berarti mereka bisa menggunakan kebebasan itu dengan seenaknya.
Hana membebaskan mereka dalam hal lain asalkan tidak menyalah-gunakan kepercayaan dan kebebasan yang dia dan Alfian berikan. Hana memberikan mereka Izin untuk berpacaran, asal sehat dan tidak melewati batas. Hana sudah pernah merasakan menjadi Ibu di Usia muda, dia sendiri pun belum merasa didikannya untuk ketiga Anaknya itu sudah benar. Hana berpikir Didikannya berhasil apabila dia berhasil mengantarkan Anaknya sampai ke Pernikahannya nanti. Karena tanggung jawabnya pun sudah lepas dan ditanggung menantunya kelak.
"Kenapa itu dua Anakmu, kok diem-dieman gitu?.." Tanya Dina, heran saja tadi mereka datang kesini sambil memerankan Drama Korea di real life. Ditinggal selama 1 jam sudah berdiam-diaman.
"Problem kayanya. Hana juga gak ngerti, Ma. Urusan Anak muda, Hana kan udah berumur kadi gak mau ikut campur, biarin aja mereka ngurus hubungannya sendiri. Nanti juga baikan lagi.."
"Kamu itu masih Muda. Baru 33 tahun kok, mau punya Anak lagi pun masih bisa, Han. Kenapa gak Produksi lagi?" Hana bungkam. Berita kehamilan dan kegugurannya sebulan yang lalu memang tidak ada yang tahu kecuali Keluarga Kecil mereka. Pantas bila Dina menanyakan hal ini karena dia tidak mengetahui apapun tentang Hana.
"Mama mau punya Cucu lagi?" tanya Hana sambil tersenyum. Mengabaikan Rasa sakit yang kembali melebar Di rongga dadanya. Bukan Hana belum mengikhlaskan Allen, tapi rasa kecewa pada dirinya sendiri selalu membuat dirinya takut. Takut Alfian meninggalkannya karena Insiden itu, takut Alfian membencimu karna tidak becus menjaga Allen -calon anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise✔
Teen FictionHanya sebuah kisah tentang Giovan Antala Kyasha dan Naylara Afnata Mauryn yang luar biasa Rumit. Hanya ada dua Pilihan. Kembali melanjutkan perjuangan untuk menepati Janji atau berhenti ditengah Jalan. Berhenti terlihat pengecut tapi melanjutkan ter...