12. Ayuna

7.7K 607 65
                                    

Vote dulu baru baca
Baca dulu baru comment😋❤

Happyreading🙌

ENJOYYY!

***

Sejak kedatangan Teman-teman Hana tadi, Azka tak berhenti-berhenti melirik anak om nya. Nayla yang melihat itu merasa curiga. Kalau dilihat-lihat memang anak om nya ini sangat cantik, umurnya tak jauh beda dengan Nayla. Hanya beda setahun. Tapi tubuhnya jauh lebih tinggi dibanding Nayla.

"Heh. Suka ya sama Liana?" tanya Nayla sambil menyenggol kaki Azka.

"Engga lah gila, masa suka sama sepupu sendiri."

"Kirain.." Nayla terkekeh dan merapatkan dirinya pada Gio. Seperti biasa. Tak peduli dengan keberadaan om dan teman bundanya.

"Itu si Gio?" Hana menatap kearah yang ditunjuk Kaila. Tak lama mengangguk, dia masih sibuk memotong brownies untuk Ayuna, anaknya Rio.

"Cakep ya gedenya. Coba gue belom nikah, udah gue nikahin si Gio."

"Gio udah sama anak gue, lagian mana mau dia sama tante-tante."

"Hah? si, Nayla?"

Hana meletakan pisaunya dan memberikan piring itu pada Rio. "Iyalah, anak perempuan gue siapa lagi."

"Gila lo? Anak lo pacaran sama anak lo juga?"

"Kalo lo lupa, mereka berdua itu bukan saudara kandung. Gue ke kamar dulu, ka Alfian belum gue siapin baju."

Kaila mengangguk. Mereka kembali melanjutkan obrolan yang tertunda, jadi yang datang kerumah Hana itu temannya waktu Sma. Sudah menikah semua dan hanya Rio yang menduda. Istrinya meninggal saat melahirkan anak pertamanya ini. Bukan Jihan. Setahun setelah berpacaran mereka harus berpisah karna Jihan dijodohkan dengan anak pengusaha Tambang.

Rio harus mengalah dan mengikhlaskan Jihan yang menjadi cinta pertamanya itu dan menikah dengan Freya, gadis yang menyembuhkan patah hatinya sampai akhirnya mereka menikah. Tapi sayang pernikahan mereka hanya bertahan 2 tahun sebelum akhirnya Freya meninggalkan Rio karna pendarahan ketika melahirkan Ayuna. Dan peristiwa itu berhasil kembali membuka patahan hati Rio menjadi lebih besar.

"Heh. Bengong aja. Anak lo berapa tahun nih?" tanya Seila. Rio menatap Ayuna dengan tatapan sendunya.

"Bulan Juli, 2 tahun."

"Ayuna. Main sama yuk sini sama Areya." ajaknya, mendengar Nama anak nya Seila membuat Rio sedikit tersenyum miris. Nama anak itu persis dengan Nama Almarhum istrinya.

Ayuna mengikuti langkah Seila yang menuju kearah Devano dan Areya. "Kenalan dulu dong kalian." kata Devano mengangkat satu tangan Areya dan Seila mengangkat sebelah tangan Ayuna.

Rio menatap sendu anaknya itu. Andai saja istrinya masih ada mungkin Ayuna akan merasakan kasih sayang dari ibunya seperti yang Anak lain dapatkan.

"Rio! Kenapa diem aja sih."

Rio hanya mengulas senyum tipis. Sifatnya memang berubah 90% semenjak kehilangan Freya, bahkan dia sempat meninggalkan Ayuna pada ibunya selama 5 Bulan karna merasa terpuruk dengan kepergian Istrinya.

"Gak papa."

Ayuna duduk dipangkuan Devano bersama dengan Areya. Seila menarik Rio agar dia ikut bergabung bersama yang lain.

"Lo jangan gini dong ah! Gak asik nih Rio. Mana temen ribut gue? serius, Ri, lo gak asik kalo gini."

"Iya sorry."

"Gue gak suka ya liat lo masih begini. Ri, dengerin gue. Kesedihan lo atas meninggalnya istri lo gak boleh berlarut-larut. Gue tahu itu susah tapi jangan dibiasain. Kasian Almarhum Istri lo, gak tenang karna suaminya masih mikirin dia."

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang