34. Nikah yuk?

5.5K 511 52
                                    

Vote dulu baru baca.
Baca dulu baru comment💜

Happy reading🌻

ENJOYYY!!!

*****

Gio memutuskan berhenti membantu Ayahnya disana, karna sebenarnya pekerjaan disana bukan hanya untuk membantu Alfian. Alfian dan Gio memiliki sebuah kesepakatan, Alfian akan benar-benar menyerahkan Nayla apabila Gio bisa bertemu dengan Orangtua biologisnya dan menjelaskan semua niatnya.

Terlepas dari disetujui atau tidak hubungan mereka Gio memang tetap akan melanjutkan hubungan ini. Tapi menurut Alfian setidaknya dia bisa melihat usaha Gio mendapatkan anaknya. Alfian memang tidak sepenuhnya mendukung hubungan mereka karna satu kekhawatiran, Alfian tidak mau Gio menikahi Nayla tanpa persetujuan dari Orangtua biologisnya..

Aga dan Alfian membantu Gio mencari Orangtua biologisnya yang dikabarkan tengah berada di Jepang. Alfian mencari semua informasi tentang Orangtua Gio, tidak hanya soal Orangtua Gio tapi Orangtua Hana juga. Alfian pernah berjanji akan mempertemukan Hana dengan Orangtua kandungnya dulu dan harus dia tepati sekarang.

Untuk malam ini Gio membawa Nayla pergi keluar, agar dia bisa leluasa melayangkan sebuah pertanyaan tanpa takut ada yang mendengar percakapan mereka. Nayla meremas jemari Gio ketika merasakan masa lalu jahat itu kembali memutar di otaknya seperti sebuah DVD.

“Baikan dengan masa lalu mu, Nayla. Menghindar dan menyimpan dendam bukan keputusan yang benar. Kamu gak akan pernah bisa melupakan masa lalu itu karna kamu masih memiliki perasaan benci yang besar.”

Nayla menyandarkan tubuhnya di dada bidang milik Gio, apa yang dia katakan memang benar tapi melupakan hal besar yang menghancurkan hidupnya bukan hal mudah.

“Ceritakan, kenapa itu semua bisa terjadi. Hanya aku yang tau, jangan pendam semua sendiri lagi. Kamu punya aku, kamu bisa berbagi semua keluhan kamu ke aku..” Nayla menghela napas panjang. Mungkin ini sudah saatnya Nayla membuka semua lembaran usang itu dan melanjutkan hidupnya tanpa menatap ke belakang.

“Abang waktu itu lagi sakit dan dirawat. Nayla emang dua kali pacaran waktu Smp tapi selama itu Nayla tahu batasan, sebelum Nayla rusak Nayla cuma berani pelukan dan sekedar pegangan tangan.”

Nayla menghirup nafas lebih banyak, menceritakan ini membutuhkan banyak energi. “Temen sekelas itu Farel, tapi Farel sifatnya sama kaya Abang. Dia selalu jagain Nayla bahkan gak ada niat nyentuh, pegangan tangan aja selalu izin. Tapi pas sama Rifan, Rifan ini anak kelas 8.4 dan emang sedikit kasar. Abang jangan mar—”

Gio menggertakan giginya mendengar ucapan Nayla. “Dia pernah ngasarin kamu?”

“Gak sekali dua kali. Tapi Abang gak pernah tahu karna dia ngasarin Nayla di tangan, di kaki di badan juga pernah. Itu semua ketutup dan gak ada celah buat dilihat orang kecuali Nayla. Nayla pulang gak pernah gak bawa luka, karna Rifan ptu seneng nyakitin Nayla. Luka Nayla lebam dan akhirnya diobatin Bunda. Nayla gak jujur juga sama Bunda, Nayla bilang hari itu Nayla jatuh di kebun belakang rumah, padahal itu luka lebam dari Rifan. Nayla ngerasa berdosa banget karna bohongin Bunda..”

Nayla mengusap air matanya, wajar bukan menangis ketika kenangan menyakitkan kembali terbuka.

“Kamu disakitin kaya gitu gak pernah coba buat udahin hubungan? Itu udah gak sehat, Nay. Toxic relationship.

“Dengerin dulu. Pertama kali dia main tangan sama Nayla itu sebenernya karna kesalahan Nayla. Nayla nganterin kakak kelas yang mau beli buku buat UNBK dan gak izin sama dia. Kakak kelas Nayla perempuan kok, Nayla sengaja gak izin karna udah pasti Rifan gak akan ngasih izin. Tapi, pas lagi di caffe nemenin kakak kelas Nayla makan, Rifan tiba-tiba dateng dan narik Nayla pulang..”

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang