Epilog

6.8K 533 99
                                    

Ini..
Gatau apa ehehehe.

-

Ini bulan ke-3 setelah pernikahan Nayla dengan Gio. Sebenernya Nayla gak boleh nyebut nama kaya gini, Gio sering banget nyuruh buat manggil dia dengan sebutan Mas karna dia itu 'kan blasteran Jawa-Italia. Papa mertuanya Nayla itu asli Jawa, tepatnya di Kebumen. Dan Mama mertua yang sampe detik ini belum bisa menerima Nayla itu, asli Italia.

Alhasil. Nayla selalu menyebut Gio dengan panggilan Mas ketika berada diapartemen.

Kehidupan di Amerika, lumayan sulit, biaya hidup disini benar-benar mahal. Hidup Nayla sama Gio pun sebenarnya masih ketergantungan sama Orangtua. Oh jelas. Karna Gio pun masih kuliah, jadi daripada mereka berdua mati kelaparan disini. Alhasil mereka berdua sepakat menerima bantuan dari kedua Orangtua mereka. Alfian dan Bian.

Seenggaknya sampai kuliah Nayla dan Gio selesai. Setelah itu, mereka bakal kembali ke Indonesia dan tinggal di Jakarta. Karna rumah sakit yang bakal dibalik nama menjadi kepemilikan Gio adalah rumah sakit yang ada di Jakarta. Nayla berharap kuliah ini segera selesai. Biar bisa punya anak dan tidak lagi merepotkan Alfian serta Bian karna sudah bisa membiayai dirinya sendiri..

Nayla masih sibuk didepan layar laptopnya, seharian ini dia sibuk mengerjakan tugas. Membuat Gio sedikit khawatir karna Istrinya itu belum sempat makan malam..

"Makan dulu, yuk. Kamu seharian ini didepan laptop terus, deadline tugas itu masih seminggu lagi kok, masih lama.."

Nayla menoleh menatap wajah yang sudah 3 bulan ini menjadi wajah pertama yang dilihat saat bangun tidur. Gio tersenyum dan melayangkan sebuah kecupan dikening

"Jangan urusin tugas terus, aku cemburu sama tugas kamu.."

Nayla terkekeh kemudian menaikan tubuhnya duduk dipangkuan Gio, Nayla mengelus wajah Gio dan mengecup sudut bibirnya "Yang bener aja dong, masa cemburu sama tugas"

Gio terkekeh, dia menahan tubuh Nayla agar tidak terjengkang kebelakang "Genit banget nih sekarang. Cium-cium cowo ganteng terus."

"Biarin. Genitnya juga sama suami aku, hahaha"

"Iya-iya.."

Gio menggesekan hidung mancungnya ke hidung mancung milik Nayla. Kemudian turun kebawah, dia menjilat bibir milik Nayla dan mengecup hidung mancung itu "Ih maless banget, kamu kebiasaan deh jilat-jilat gini!!!"

"Gak apa-apa, bibir istriku ini." Nayla merengut. Kebiasaan sekali suaminya ini, gemar meng-copy kata-katanya tanpa izin. Heu, kesel.

"Jangan ngambek dong, yuk makan. Makan diluar deh yuk, udah lama kan kita gak keluar.."

Nayla mengambil ponselnya untuk melihat tanggal. "No! Aku gak mau makan diluar. Sekarang ini malam minggu, ayo kita nonton!"

Gio menatap jam di dinding, sudah menunjukan pukul 8 malam mau pulang jam berapa kalau mereka pergi nonton jam segini.

"Kemaleman kalau jam segini, besok aja gimana?"

Nayla berdecak. "Mas, bukan nonton di bioskop, dirumah kan bisa. Aku punya banyak stok film! Atauuu, Mas mauuu nonton drakor bareng aku?"

"Oalah dirumah. Aku ikut kamu aja mau nonton apa, drakor juga gak apa-apa tapi thriller"

Nayla menatap Gio dan berkacak pinggang. "Mas aku tuh ya gak bisa liat film kejam kaya gitu, kamu ngajakin nonton film thriller"

"Kan ada aku.."

"Hum okay-okay! Aku ada satu drakor thriller, rekomendasi dari Azka, Strangers from hell. Tapi gak cukup sehari buat nonton itu karna ada 10 episode."

Promise✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang