Mikaila Dannuar

70 2 0
                                    

       Suara piring yang beradu dengan sendok terdengar menggema dimeja makan diselingi beberapa obrolan ringan yang sesekali mengundang tawa. Beberapa kali laki-laki bertubuh tegap yang duduk dibagian ujung meja mengeluskan tangan kokohnya kepada anak laki-laki disampingnya. Seorang wanita cantik dengan gurat-gurat halus diwajah yang menunjukkan bahwa dirinya sudah tidak muda lagi kembali menyendok lauk sayur dan meletakkannya dipiring sang lelaki, suami tercintanya.

"Kamu harus kuat, biar nanti jadi kaya papa. Kamu makan yang banyak ya" Irwan kembali mengelus kepala putranya yang membuat sang anak mendengus kesal.

"Papah lepasin si. Ini aku lagi makan, kalau keselek gimana"

"Ya tinggal minum sayang" Dita, sang ibu. Berkata dengan nada penuh kasih sayang.

"Aduh ma, papa nih ngapain segala pake pengen aku jadi kaya papa, aku masih SMP. Masih jauh buat mikir cita-cita"

"Kamu gaboleh gitu, liat tuh kakakmu, dia pengen banget jadi dokter sampai-sampai sekolahnya di SMA kesehatan" Jelas Dita dengan melirik kearah gadisnya.

Gadis yang dilirik lantas tersenyum. Seakan membenarkan ucapan sang ibu. Diikuti dengan dengusan Gilang, sang adik yang kini melirik kearah ayah dan ibunya secara bergantian.

       Seorang gadis berlari kecil menaiki tangga, sesekali tersenyum simpul menatap lurus kearah handphone yang sedang digenggamnya. Setelah membuka pintu kamar dan menutupnya perlahan, dirinya memilih duduk dimeja belajar yang berada didekat pintu. Kamar yang berada dilantai dua rumahnya didominasi warna biru, memang bukan warna favorit gadis kebanyakan. Namun Kila, begitu gadis itu biasa disapa lebih menyukai warna biru karena menurutnya biru adalah warna yang sehat.

       Mikailla Dannuar adalah putri pertama pasangan Irwan Dannuar dan Dita. Ayahnya seorang polisi yang sekarang bertugas diJakarta, sedangkan Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang juga memiliki bisnis toko bunga dibeberapa tempat dijakarta. Kila dan kehidupannya hampir sama dengan gadis lain, dia merupakan gadis sederhana yang bersekolah disalah satu SMA kesehatan terkenal di Jakarta. Kila gadis yang periang, cantik, lugu dan selalu optimis. Berbeda dengan Gilang Dannuar, adiknya, yang memiliki sifat jahil dan malas.

To : Viacans
"gue udah dijakarta, besok udah mulai sekolah ditempat lo nih"

Send.

From :Viacans
"Seriusan? Gue kira baru semester depan lo masuk, bagus deh. Jadi dua tahun kedepan gue bakal bareng sama lu"

Mata kila menyipit diikuti dengan senyum dibibirnya saat membaca pesan dari sahabat lamanya tersebut.

To :Viacans
"Besok gue dijemput ya, gue dah bilang sama bokap mau berangkat sendiri. Lo masih inget rumah gue kan?"

From : Viacans
"Ya masihlah. Anjir, Loe kan pindah ke Bandung baru dua tahun, yakali gue gainget rumah loe"

To : Viacans
"Yaudah gue tunggu, dah ah mau tidur gue"

      
Tanpa menunggu jawaban kila menutup aplikasi Whatsappnya dan menuju tempat tidur dan memejamkan mata. Tidak lupa Kila berdoa kepada Tuhannya agar dirinya dilindungi dalam tidurnya.

       Kila heran. Baru kali ini dirinya bangun pada malam hari. Pukul 02.00 malam Kila terbangun. Matanya sulit terpejam. Hawa dingin menyeruak masuk kedalam. Kila lupa tidak menutup pintu balkon. Aneh. Tadi malam sepertinya Kila sudah menutup pintu. Kila bangun dan menutup pintu balkon kamarnya. Menyalakan lampu kamar dan membuka laptopnya. Menonton drama korea, membuat rasa kantuknya mulai hadir. Kila tertidur meninggalkan laptopnya menyala menayangkan drama korea yang baru dua episode ditontonnya, crush landing on you.

Hai ini cerita pertama aku, semoga suka ya
Jangan lupa voment-nya yaaa
Follow juga Ekatyaseee
Selamaattt membaca

NATRA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang