Hari Bahagia-1

12 0 0
                                    

"Kila kamu kalau mau pergi jangan lupa bawa jaket sayang" Dita meninggikan volume suaranya. Jarak Kila dan mamanya memang lumayan jauh.

"Udah kok ma" Kila berjalan dari ruang tamu menuju arah dapur.

"Kamu nggak dijemput?" Dita memasukkan buket bunga mawar besar kedalam tas keranjang besarnya.

"Nggak ma. Nanti ketemu di sana kata Natra" Kila memang sudah bercerita bahwa dirinya sudah memiliki pacar. Natra. Mama dan papa nya setuju asal tidak berpengaruh terhadap sekolah Kila. "Mama ini pesenan siapa?" Kila penasaran. Buket itu berisi mawar merah yang disusun dengan ukuran cukup besar.

"Kemarin sore indah nelpon dari kantor. Katanya ada yang pesen buket ini untuk nanti siang. Makanya mamah sengaja susun sekarang. Biar fresh dan nggak telat" Mamanya membereskan sisa bunga yang tidak terpakai.

"Ma, bunga ini nggak kepake kan? Boleh buat Kila?" Kila bertanya dengan nada memelas.

"Iya boleh sayang. Yaudah jam 9 ini. Mamah nyusul Gilang sama papa kamu ke toko bunga ya" Dita mencium pucuk kepala Kila. Kemudian berjalan menjauh. Kila hanya tersenyum dan membereskan bunga-bunga yang hanya tersisa beberapa tangkai.

       Hari minggu memang waktu terbaik untuk jalan-jalan. Minggu ini Kila sudah memiliki jadwal dengan Natra. Dirinya akan pergi ke kebun binatang yang ada di pinggiran Jakarta. Pukul 10 kurang Kila sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk kebun binatang. Setelah turun Kila melihat kesana kemari mencari Natra. Nihil. Kila langsung menuju loket dan masuk. Kila ingin menunggu Natra didalam.

"Ini namanya burung beo" Kila terlonjak kaget saat telinganya menangkap sura Natra tepat dibelakangnya.

"Natraaa, ngagetin ih" Kila mendengus. Dilihatnya Natra yang cukup berbeda hari ini. Natra memakai celana denim se mata kaki, kaos polos hitam lengan pendek dan sebuah topi adidas putih senada dengan warna serta merk sepatunya.

"Udah lama?" Natra msmbenarkan posisi topinya.

"Belum, ini masih didepan pintu masuk ngelihat beo dong" Kila menatap Natra. "Oh iya, gue ada sesuatu nih" Kila mengeluarkan buket bunga mawar kecilnya dari dalam papper bag warna biru.

"Bunga? Gak salah? Lo ngasih cowok bunga?" Natra menatapnya tidak percaya.

"Yabiar si. Gamau?". Kila sebal karena Natra sepertinya tidak menyukai bunga yang Kila bawa.

"Nggak kok, tapi kok lo bisa tau gue suka mawar merah" Natra mengambil bunga dari tangan Kila. Dan menyerahkannya kembali kepada Kila.

"Loh kok dikembaliin?" Kila kebingungan.

"Best flower to my best partner" Dilihatnya Kila yang senyum-senyum sendiri sambil mengambil bunga dari Natra. "Lain kali gue beliin, yang gede. Maap gue gak nyiapin apapun" Natra masih memandang manik hitam besar Kila.

"Gak apa-apa kok. Yaudah ayo jalan" Kila menarik tangan Natra lembut. Natra tersenyum dan berjalan beriringan dengan Kila.

       Kila sangat senang berada di kebun binatang bersama Natra. Cowok bertubuh tinggi itu terus menjelaskan berbagai hewan yang mereka temui. Sampai Kila berpikir mungkin saja Natra punya pekerjaan paruh waktu menjadi petugas kebun binatang. Kila sangat tertarik dengan panda. Bahkan sudah lebih dari 15 menit keduanya melihat ulah panda yang sedang memakan daun bambu.

"Lo suka panda?" Natra melirik Kila. Menatap lekat-lekat cewek yang sudah menjadi semangat hidupnya.

"Suka Nat. Lucu banget sih ih. Gue pingin pelihara satu Nat. Yang gede" Kila merentangkan tangannya. Menjelaskan dengan detail panda harapannya.

NATRA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang