Kila melongok keluar jendela. Dia sudah membolos lebih dari 6 jam pelajaran untuk menemani Natra. Selama waktu itu. Natra hanya mendekapnya selama 5 menit. Waktu yang cukup lama sampai Kila tersadar. Dia nyaman. Natra kemudian melepaskan pelukannya pada Kila saat Kila berkata bahwa jam pelajaran mungkin saja sudah selesai.
"Kayanya udah mulai sepi deh Nat, gue mesti balik ke kelas buat ambil tas dan ngembaliin kunci ini. Oh iya mendingan kita keluar, lo jangan pulang dulu. Tunggu di depan perpus. Nanti gue nyamper" Natra mengangguk. Keduanya keluar dari ruangan. Kila menguncinya dan berlari menuju ruang sarana dan prasarana untuk mengembalikan kunci yang dia pinjam.
Sampai diruang sarpras dirinya harus berbohong. Sebenarnya Kila takut dosa juga. Tapi tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya. Petugas jaga sarpras memarahinya karena Kila membawa kunci terlalu lama. Untung saja ruang tersebut tidak sedang digunakan.
Kila mendengus sebal saat sampai didepan perpus. Natra tidak ada, mungkin sudah pulang.
"Yaelah anjir, dibela-belain boong sama Via malah ngilang tuh bocah" Kila sebal karena tadi sampai dikelas. Dia mengira semua temannya sudah pulang. Ternyata Via dan Mimi masih menunggunya, lebih tepatnya menjaga tasnya.
Flashback on
"Kila kamu dari mana aja si?" Mimi bertanya penasaran.
"Gue di UKS tadi gaenak badan" Kila beringsut membereskan pakaiannya yang ada di laci.
"Masa? Tadi kata Varo lo gaada tuh di UKS" Via menyelidik.
"Varo?" Kila menghentikan aktivitasnya. Dilihatnya Via dan Mimi bergantian.
"Iya, dia nyariin lo. Beruntung banget deh. Kayanya dia suka sama lo" Via nyengir
"Gue gamau ngayal, eh udah yuk kita pulang. Btw thanks ya udah jagain tas gue" Kila tersenyum. Kedua sahabatnya malah menatapnya dengan jijik.
"Anjir tuh muka, menjijikan tau. Yaudah ayok. Gue udah ditunggu pacar gue nih.
"Iya Via ku sayang, dah yuk. Tapi gue gabisa bareng kalian ke parkiran. Soalnya gue mau shalat dulu. Kebetulan gue juga bawa mobil kok" Kila menunjukkan kunci mobilnya.
"Yaudah Mimi sama Via kedepan dulu. Kamu ati-ati pulangnya ya Kil" Mimi tersenyum manis. Lesung pipinya menyapa kedua sahabatnya yang juga saling tersenyum.
"Okedeh" Via tersenyum dan berjalan beriringan bersama kedua temannya. Langkah mereka berpisah dikoridor depan. Kila menuju ke arah perpustakaan sedangkan kedua temannya menuju ke parkiran.
Flasback off
Karena tidak menemukan Natra. Kila memutuskan untuk shalat dhuhur terlebih dahulu. Walaupun waktunya sudah mepet ashar. Kila menunaikan kewajibannya dengan khusuk. Setelah shalat Kila memakai sepatunya. Ingatan Kila terpaku pada kejadian beberapa menit yang lalu. Bagaimana bisa dirinya dipeluk lelaki yang baru beberapa hari dekat dengannya. Bahkan belum bisa dikatakan dekat. Kila memang bukan pertama kalinya dipeluk cowok. Karena dulu di Bandung dia pernah punya pacar. Dia dipeluk pacarnya untuk pertama kali saat ulang tahunnya. Hingga mereka putus saat tau bahwa Dimas, mantannya. Berselingkuh dengan adik kelas.
Kila sudah sampai diparkiran. Hanya ada dua mobil dan beberapa motor yang masih terparkir disana. Satu mobilnya dan yang lain, mungkin milik para siswa yang belum pulang untuk ekstra. Kila masuk kemobilnya, saat akan menstater kaca mobilnya diketuk oleh seseorang. Kila melihat dari dalam dan terkejut. Natra. Kila membuka pintu penumpang dibagian depan dan mempersilahkan Natra masuk.
"Lo darimana? Bukannya nungguin gue" Kila menaruh tas nya dibagian jok belakang.
"Gue boleh nebeng" Natra berucap datar. Kila menyerngitkan dahinya. Menautkan kedua alis kemudian tertawa lepas. Manis.
"Yabolehlah, aneh. Gue nyariin lo. Gue tau lo gabawa kendaraan. Dan bis sekolah juga pasti udah jalan" Kila menatap kedepan. Menstater mobilnya dan melajukannya keluar gerbang sekolah.
"Lo kenapa?" Kila bertanya.
"Kenapa apanya?" Natra mengerutkan kening.
"Ya itu. Gue tau" Kila mulai melirik Natra sebentar.
"Tau apa?" Natra semakin kebingungan.
"Lo yang mukul si Varo pake bola kan? Kenapa?"
"Gue gapapa" Natra masih tetap dingin.
"Lah kalau gak kenapa-kenapa kok lo bisa semarah itu?" Kila penasaran.
"Lo kenapa tadi nyamper gue di sana?" Natra balik bertanya, membuat kila memutar bola matanya.
Ini anak minta disambelin apa. Ditanya malah nanya. Gesrek!. Batin Kila.
"Hmm gue gatau, refleks aja. Ini lurus terus diperempatan belok kanan kan?" Kila masih fokus dengan kemudinya.
"Lo baru bisa belajar naik mobil" Natra memandang kearah Kila. Yang dipandang langsung salting.
"Kelihatan ya?" Kila masih fokus menyetir.
"Bisa gak mampir dulu?" Lagi-lagi Kila diacuhkan.
"Kemana?" Kila bingung.
"Taman deket rumah gue, ada yang pengen gue omongin".
Natra duduk dibangku panjang. Kila duduk disampingnya sambil memainkan handphonenya.
"Lo mau ngomong apa?" Kila bertanya. Menaruh handphonenya di tas.
"Gue, gue kepingin cerita. Gue rasa lo orang yang cukup tepat" Natra melirik Kila. Yang dilirik malah salah tingkah.
Hape Kila bergetar. Kila mengangkat telpon dan berjalan menjauh dari Natra.
"Nat sori. Gue gabisa lama. Gue anteein lo sampai depan rumah ya. Besok kita lanjut kalau mau cerita" Kila mendapat telpon bahwa Gilang jatuh dari motor. Bocah itu memang susah diberi tahu. Gilang ingin dibelikan motor sampai nekat meminjam motor temannya hingga dia terjatuh. Begitu penuturan papanya.
Kila kembali melajukan mobilnya memasuki kompleks perumahan mewah tempat Natra tinggal.
"Lets be friends, lo asik"
Deg.
Kila membelalak. Apa yang dikatakannya barusan? Teman? Ah dia malu. Kila gugup. Ingin sekali dia menarik perkataannya tapi itu tidak mungkin. Kalau tidak dia ingin menabrakkan mobilnya agar keduanya hilang ingatan, tapi itu lebih tidak mungkin. Bodoh.
"Iya. Lo temen gue sekarang" Kila kaget. Diinjaknya rem tiba-tiba membuat keduanya terlonjak.
"Sorry"
Kila merebahkan tubuhnya di ranjang. Setelah mengantar Natra kerumahnya dia langsung pulang, makan dan mandi. Kila sedang memikirkan tentang Natra. Kila penasaran kenapa Natra begitu tertutup, dingin, dan selalu menyendiri. Apa kesalahan yang sudah Natra perbuat hingga dia dimusuhi keluarganya?. Bahkan rumah mewah tempat tinggal Natra terlihat sangat sepi. Natra sepertinya kesepian. Notif dari handphone Kila membuyarkan ingatannya tentang Natra. Kila meraih handphonenya dan melihat bahwa Via telah mengirim pesan di grup yang beranggotakan dirinya, Via dan Mimi.
Viacans
"Eh besok jalan yuk"Mimiperi
"Ayok, jam berapaan?"Viacans
"Jam 9 an aja. Gue jemput"Jam 9? Via menyerngitkan kening.
Mikailla
"Gays, kepala lo pada sehat kan? Besok sekolah🙄"Mimiperi
"Ih iya lupa🤦♀, tadi kan Kila bolos. Besok tuh libur tauk Ki. Besok guru ada pertemuan sama anggota yayasan satu hari di bogor"Mikailla
"Demi apa lo? Edduuunn asik besok jam 9 ya"Viacans
"Sip"Mimiperi
"Okedeh"Kila mematikan mobile datanya, menaruh hapenya dimeja dan membuka laptopnya. Dia berencana akan menyelesaikan menonton drama korea yang sudah hampir selesai ditontonnya. Crush Landing On You. Kila bahkan menangis pada saat drama korea tersebut menayangkan hal menyedihkan. Kasian.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATRA (Complete)
FantasiaAda sesuatu pada diri Natra yang membuat Kila penasaran. "Merelakan apapun takdir Tuhan terhadap ornag yang kita sayang emang susah, tapi itu harus". -Kila "Aku harus tau, dan kamu tidak boleh tau. Cinta kadang rumit"- Natra.