Alvaro Brama

29 1 0
                                        

       Jam Istirahat adalah yang terbaik bagi semua siswa-siswi SMA Kesehatan Jakarta. Sama hal nya dengan Kila dan Via. Kila berjalan beriringan bersama dengan Via dan satu teman Via yang kini menjadi temannya, Mimi.

       Mimi merupakan gadis berlesung pipi yang memiliki kulit kuning langsat khas orang Jawa. Tepatnya jawa barat. Ya dulu dirinya tinggal di Bandung sampai lulus SMP. Setelah kepindahan ayahnya yang seorang dokter bedah, dia mengikuti ayahnya ke Jakarta dan bersekolah di SMA Kesehatan Jakarta. Berbeda dengan mimi yang nampak feminim dan pendiam, Via merupakan gadis yang lebih energik dan terkesan tomboy. Wajahnya yang cantik mulus, dengan tinggi hampir sama dengan Kila membuat Via termasuk dalam most wanted di sekolah mereka. Walaupun Via cantik, namun tidak bisa dipungkiri bahwa Kila lebih cantik dan banyak memiliki kesan imut karena pipinya yang chuby.

     Kantin terasa ramai, banyak kedai-kedai penjual makanan yang sudah dijamin kebersihannya berjajar. Para siswa tinggal memilih akan memakan apa dan duduk di meja-meja yang telah disusun sedemikian rupa. Kila memilih memesan kentang goreng dan air putih botol karena dirinya masih kenyang setelah sarapan tadi pagi. Via dan Mimi memesan bakso dan es jeruk yang langsung dilahap dengan semangatnya.

"Kamu gapapa duduk dibelakang deket cowok-cowok?" Tanya mimi sopan, sambil menambah sambel kedalam mangkok baksonya yang tinggal setengah.

"No problem. Dulu juga disekolah lama gue duduk dibelakang, dipojok. Soalnya gue lebih konsen kalau dipojok" Jelas Kila sambil memasukkan potongan-potongan kentang goreng yang renyah kedalam mulutnya.

"Dia gaakan masalah, daru dulu juga dia waktu SMP sama gue duduknya dipojokan heh" Via melahap baksonya dengan semangat.

Kila tersenyum saja, dia bersyukur hari pertama sekolah dia sudah mendapatkan teman yang perhatian seperti Mimi, walaupun kadang merasa risih karena Mimi biasa berbicara sopan dengan sebutan aku-kamunya. Mata kila menyipit, dilihatnya seorang siswa laki-laki yang memandangnya sambil tersenyum. Cowok dengan gaya rambut ala cool boy tersebut terlihat kembali tertawa bersama teman-temannya. Via yang melihat Kila tersenyum mengikuti arah pandangan Kila dan segera paham.

"Ohh tenang la, mereka Alvaro and the geng, mereka memang cowok-cowok keren disekolah kita. Heh ini hari pertama sekolah udah senyum-senyum ke cowok" Via meledek Kila, membuat Kila memonyongkan bibirnya. Lucu.

"Siapa lagi yang liatin cowok, kan dia senyum gue ikut senyum lah"

"Yaaahh pake malu-malu, nih ya, kalau lo mau sama Varo, sainganya banyak. Dia salah satu bintang basket sekolah, fansnya sejibun. Gue aja kalau suruh ngitungnya gabakalan bisa, mau sampe bapaknya biskuit khong guan balik juga" Via masih mengunyah bakso terakhirnya.

"Dih, nggak kok. Lo apaansih. Gue gak tertarik jadi fans nya. Gue cuma kaget. Kaya pernah liat tapi dimana gitu" Ingatan Kila terus diputar seperti film.

"Yaiyalah lo gak asing, dia sekelas sama kita. Duduknya didepan elo oneng. Lagian siapa yang gak kenal Alvaro Brama. Bokapnya yang punya Rumah Sakit bedah plastik terkenal cuy"

"Ohh hehe maap, lo tau kan kalau gue sering bingung kalau nginget wajah orang"

"Dari dulu gaberubah lo, hmmm yang penting ya inget-inget wajah gue sama Mimi, jangan dilupain"

"Iyaiya bawel"

       Kila dan Via sudah selesai makan, namun mereka belum kembali ke kelas. Karena menunggu Mimi yang belum selesai makan,

"Padahal pesen baksonya separo tapi emang dasar lelet ya makannya lama" Dengus Via yang hanya ditimpali kekehan dari Mimi. Kila tersenyum.

       Selesai dengan makanannya. Kila berjalan ke kelas. Dia kembali duduk dikursinya dengan canggung. Tiba-tiba suara desas desus serta teriakan para siswi terdengar, ya siapa lagi kalau bukan karena masuknya Alvaro and the geng. Alvaro duduk dikursinya, kemudian berbalik menoleh ke arah belakang, menatap Kila dan tersenyum.

"Gue Alvaro, panggil aja Varo" Katanya sambil menunjukkan senyum tamoannya yang membuat siapa saja dijamin meleleh.

"Gu gue, Kila. Mikailla" Kila balas tersenyum manis. Detak jantungnya berdebar-debar.

"Iya gue tau, salam kenal ya. Wish we can be a good friends" Tanyanya menyalurkan tangan.

"Sure, we can" Kila menjabat tangan Alvaro. Masih gugup karena dilihat oleh sepasang mata beriirish coklat yang dekat dengannya.

Kila melepas tangan Alvaro yang sudah terasa hangat. Keduanya tersenyum. Kila merasa pipinya juga menghangat. Pipi Kila memerah. Kila mengambil buku di laci dan membukanya. Alvaro tersenyum dan melakukan hal yang sama. Jam istirahat sudah habis. Sebentar lagi guru pasti masuk kelas.

       Jam berikutnya adalah Biologi khusus, materi Sistem Reproduksi. Materi kesukaan para siswa laki-laki. Terbukti, sepanjang pelajaran diselingi tawa yang menggemuruh karena Anwar, salah satu temannya yang sering melucu terkait materi yang cukup intim ini.

NATRA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang