Bara Rajendra?

23 3 0
                                    

Selamat membaca;)

Jangan suka mengira-ngira hal yang belum pasti. Nanti kalo salah kira bisa merugikan diri sendiri.

Rasa sakit di kaki nya belum sepenuhnya hilang tetapi Nabila tetap ngotot pergi ke sekolah sebelumnya ia melawan semua perintah supirnya.

“Non kondisinya belum membaik sebaiknya non istirahat saja di rumah.” Ucap sang supir.

“Udah deh pak gak usah ngatur. Bapak tugasnya cuman anterin aku ke sekolah bukan bikin aturan tata tertib.”

“Baiklah non.”

Ketika sampai dikelas ia langsung disambut kedia temannya.

“Bil bil canciii.” Teriak Leony.

“Eh eh tunggu kenapa jalan lo kek gitu?” tanya Maura heran.

“Wadaww keknya yang punya Jojo kegedean hahah.”

Nabila langsung menoyor kepala Leony dengan sangat kuat.

“Ih anjir,hafalan gue di otak jatuh semua.” Kesal Leony.

“Lu tololnya kebangetan.” Ketus Nabila. “Lo berdua kagak liat apa betis kaki gue diperban gini.”

“Ceritain anjir.”

Tepat setelah Nabila menceritakan semuanya,Jojo dkk memasuki kelas. Tatapan Jojo langsung menuju pada Nabila pujaan hatinya. Dengan perasaan yang bersalah Jojo mencoba mendekati Nabila.

“Eum bil,maafin gue soal yang kemaren.”

“Lu cowo apa banci sih?! Ngelawan preman aja kalah. Pengecut dasar!” Tanpa aba-aba Maura langsung menyembur Jojo.

“Ee buset mulut lo sadis amat ra.” Sahut Alvin. Kalau Mahda si dia tetep stay cool.

“Ya karna itu gue minta maaf.”

“Udah cukup,gak usah minta maaf. Lain kali gue gak akan mau sama lo lagi.”

“Dasar cupu huuuu.” Tambah Leony.

“Leon sayang lo jangan ikutan ya.”

“Ii najis vin.” Leony bergidik ngeri.

Di meja belakang Rimbun merasa sangat terganggu dengan ocehan mereka berenam ia memutuskan keluar kelas. Rasanya dikelas sangat sumpek padahal hari masih pagi,ia hanya ingin mencari ketenangan saja.

Ketika Rimbun keluar kelas Nabila berteriak kencang.

“Rimbun mau kemana?”

Rimbun tak menjawab. Ia langsung melengos pergi begitu saja. Sikap Rimbun yang seperti itu membuat Nabila tak menyerah ia malah menyusul Rimbun.

“Awas lo pecundang.” Ucap Nabila sambil mendorong tubuh Jojo.

“Bil,gue belum selesai!” teriak Jojo.

Langkah Rimbun sangat cepat,Nabila yang mengikutinya sangat kewalahan. Kakinya ia biarkan terseret untuk mengejar Rimbun.

“Bun tunggu.” Rimbun masih tidak menyahut.

Hampir saja ia meraih tangan Rimbun namun dirinya terjatuh karna kaki kanan sudah tidak kuat lagi untuk menumpu.

“Aww.”

Rimbun sebenarnya mendengar panggilan Nabila tapi ia sengaja menulikan telinganya. Ia sudah tidak mau berurusan lagi dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya. Cukup kemarin saja. Rimbun ingin menjauhi Nabila tetapi perempuan itu sangat keras kepala.

Beralih suara pekikan seorang perempuan,yang ternyata Nabila terjatuh disaat mengejarnya. Entah kenapa otak yang sudah memerintah agar tidak peduli tetapi kepala ini dengan ringan menoleh kebelakang khawatir apa yang terjadi pada Nabila.

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang