Mawar Merah

43 6 1
                                    

Selamat membaca;)

Memang benar, memberi itu bisa membuat kita juga bahagia. Sesederhana itu;)

Segerombolan adik kelas menghadang Rimbun membuat ia sedikit ngeri dan mundur satu langkah. Rimbun mengernyit dengan kehadiran mereka.

“Kak Rimbun boleh foto bareng gak?”

Sumpah demi apapun Rimbun tidak mengenal mereka sedangkan mereka mengenal Rimbun dan mengetahui namanya baru pindah satu hari saja ia sudah dikenal oleh kalangan adik kelas.

Berfoto sesuatu yang tidak penting bagi Rimbun tentu ia akan menolak ajakan adik kelas tersebut.

“Maaf de gue buru-buru.”

Dengan cepat Rimbun melewati mereka segera menjauh salah satu diantara mereka ada yang me manggil-manggil nama Rimbun namun Rimbun tidak menghiraukan itu.

“Heh para cabe keriting! Gak usah kecentilan didepan Rimbun dia gak tertarik sama lo lo pada!”

Ucapan Nabila membuat mereka terbungkam tidak ada yang berani menyahuti kakak kelasnya yang galak ini.

Nabila segera mengejar Rimbun yang sudah jauh di depan.

Banyak siswa yang berlalu lalang mengendarai motornya untuk pulang ada sepasang remaja yang berboncengan,ada yang hanya sendiri dan ada juga yang tumpuk tiga membuat Rimbun menggelengkan kepala.

Ia langsung memakai helmnya merasa ada seseorang dibelakang Rimbun menoleh.

“Motor lo diparkir disini?” tanya Rimbun.

Nabila menggeleng.

“Lo nunggu jemputan?”

Nabila menggeleng lagi.

“Lah terus ngapain?”

“Anterin gue ya mbun.” Nabila nyengir lebar.

“Maaf gak bisa.”

Tentu Rimbun langsung menolak karena memang ia tidak ingin berdekatan dengan perempuan apalagi sampai sentuh-sentuhan.

“Aaa Rimbun...”

Nabila hendak memegang lengan Rimbun dengan sigap Rimbun menjauh.

“Udah gue bilang jangan pegang-pegang gue.”

“Gue bersih bun terus wang---“

“Lo bukan mahram gue jadi gak usah sentuh-sentuh jelas?!”

Rimbun mengucapkan itu dengan tegas ia langsung menyalakan motornya dan segera pulang tanpa mengantar Nabila.

“Bangsatt harga diri gue diinjek sama cowo sialan itu.”

Sebelumnya memang Nabila tidak pernah meminta untuk diantar pulang kepada laki-laki karena selalu kaum adam yang menawarinya dan malah mohon-mohon untuk bisa mengantarnya pulang. Nabila memang bagaikan putri istana raja yang diperebutkan oleh semua pangeran.

“Eh tapi-tapi motor dia kok motor matic sii emang dia kere ya? Tapi kok bisa pindah ke sekolah ini kan lumayan tuh biaya pindahan ke sekolah ini.”

Nabila memikirkan perkara ini ia harus tau seluk beluk tentang Rimbun karena Nabila tidak ingin berdekatan dengan laki-laki miskin.

Sebuah motor sport berhenti tepat didekat Nabila,laki-laki itu membuka helmnya dan menatap Nabila sambil tersenyum.

“Hei,balik sama gue yuk.” ajak Jojo.

“Pas banget lo kesini,yuk ikutin motor Rimbun tuh cepet.”

“Ngapain ngikutin dia?”

“Gak usah banyak bacot,nurut aja napa si.”

Emang dasar Jojo bucinnya Nabila,udah dikasarin juga tetep aja ni anak nurut.

Motor Rimbun berhenti disalah satu rumah yang sangat besar,ia langsung masuk kedalam rumah megah itu. Nabila yang mengekor dari belakang terperangah melihatnya.

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang