Jadi,dia Faiza?

30 3 0
                                    

Selamat membaca;)

Satu teman yang selalu mengulurkan tangannya untuk membantu lebih berharga dibanding seribu teman yang selalu hadir ketika dirimu sedang bahagia.

“Udah deh bil mendingan lo udahin aja rencana ini.” Saran Maura.

Ia sudah tidak tahan melihat temannya ini menderita oleh ulah Rimbun. Mereka kini sedang berada di taman sekolah sambil mengobati luka di kaki Nabila.

“Maafin gue ya bil ini kan ide dari gue.” Leony merasa sangat bersalah.

“Kalian ini ya bukannya semangatin gue,gue belum nyerah sebelum dia sujud di kaki gue. Semakin dia keras sama gue semakin gue kejar dia. Bagaimana pun rencana ini harus tetap berjalan.”

“Liat, luka lo aja yang kemaren belum sembuh total sekarang ditambah luka lagi di lutut,bisa bisa nanti lo dibunuh sama dia bil. Gak habis pikir gue sama lo.”

“Mauraaa lo kaya gak tau gue aja,sesuatu yang gue belum bisa dapetin gue bakal menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.”

Kedua temannya ini sangat menyayangi Nabila,bagaimana tidak? Mereka mengetahui kepedihan Nabila yang sudah ditinggalkan oleh ibunya ketika ia baru masuk sekolah menengah pertama. Ya walaupun mereka tidak ada disaat itu mereka bisa merasakan apa yang Nabila rasakan. Maka dari itu mereka memutuskan untuk berteman dengan Nabila dan menuruti perintah Nabila bak seorang putri. Mereka hanya ingin Nabila bahagia itu saja.

“Tapi bil bener kata Maura gue kas—“


“Sstt... Kalian jangan bicara kalo gak nyemangatin gue. Lagian kaki gue gpp.” Nabila mencoba berjingkrak-jingkrak tetapi sesaat ia mengaduh kesakitan.

“Aduh kaki gue.”

“Itu yang dibilang gpp? Yaudah deh kita dukung lo tapi kalo Rimbun nyakitin lo lagi ni tangan gak segan nyakar muka dia.” Ucap Maura.

“Hm gue juga dukung lo dengan cara bantu doa hehe.”

“Yeu si anying.”

“Kalo gitu gue mau ke kelas cari Rimbun mau pencitraan biar hatinya tersentuh hiya hiya.” Nabila langsung menuju kelas dengan kaki yang terpincang pincang.

“Gue kasian liat bil bil kek gitu.”

“Udah deh le dia itu perempuan yang kuat. Lagian lambat laun anak songong itu bakal bertekuk lutut sama Nabila dan abis itu kita balas dendam apa yang ia perbuat pada Nabila selama ini.”

~~~~~

Selesai dari perpus Rimbun tidak langsung ke kelas langkah kakinya menuju ke ruang UKS. Selama pembelajaran ia tahan rasa sakit ini bekas pukulan Jojo. Rimbun langsung mencari penjaga UKS,ia tidak menemukan penjaga laki-laki hanya ada dua orang perempuan yang ia temui.

“Eum permisi ukhti boleh saya minta batu es?”

Perempuan itu berbalik menatap Rimbun. Ya dia adalah perempuan berkacamata itu. Tubuh Rimbun seketika menegang gerakannya menjadi kikuk.

“Eh disini gak jualan es maaf.” Sahut temannya. Rimbun hanya menunduk saja.

“Eh lala... Gak boleh gitu.” Jedanya. “Eh kamu anak baru,es batu untuk apa ya?” lanjutnya bertanya pada Rimbun.

Dengan sangat malu malu Rimbun berusaha melihat sebentar lawan bicaranya takutnya dikira tidak sopan.

“Eum ini buat rahang saya tadi... Jatuh kepentok.”

Rimbun terpaksa berbohong ia tidak ingin semua orang tau masalahnya. Perempuan itu mengangguk mengerti ia segera pergi ke kantin untuk membeli es batu.

“Lo baringan sana di kasur nanti dianterin es batunya.” Suruh temannya yang tadi disebut Lala.

Rimbun menurut saja,ia segera membaringkan badannya yang terasa berat ini. Rimbun menghela nafas pelan dan rehat sejenak.

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang