Selamat membaca;)
Belajar itu sejak dini,kelak ketika sudah dewasa kita bisa mengamalkan ilmunya.
Di dalam kamarnya Rimbun sedang berkutat dengan banyak soal yang diberikan oleh gurunya. Ia berusaha menjawab soal itu tanpa menyontek pada temannya. Walaupun Rimbun pindahan dari pesantren ia bisa meraup ilmu disekolah dengan cepat. Tak bisa dipungkiri otak Rimbun memang cerdas ia bisa mengejar ketertinggalan pelajaran SMA dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.
Suara ketukan pintu terdengar oleh Rimbun,ia mempersilakan masuk.
“Masuk.”
Aisyah memasuki kamar anak sulungnya itu ia membawakan segelas susu hangat untuk putranya.
“Eh umi.”
Aisyah tersenyum melihat putranya yang tak terasa kini dia sudah tumbuh menjadi dewasa. Ia mendekati putra sulungnya dan meletakan segelas susu yang ia bawa tadi.
“Di minum susunya.”
“Iya mi makasih.”
Aisyah mengelus rambutnya dengan kasih sayang sekilas ia teringat masa kecil Rimbun yang sangat lucu dan sekecil itu sudah mengerti yang namanya dosa.
Flashback On
Ketika Rimbun berumur 5 tahun Aisyah sudah menyekolahkannya di salah satu sekolah paud islam di kota ini. Aisyah memerhatikan anaknya bermain dengan yang lain senyumnya tak kunjung pudar karena melihat kepintaran sang anak.
Seorang anak kecil perempuan mendekati ke arah permainan khusus anak laki-laki,anak perempuan itu ingin bergabung dengan anak laki-laki. Tentu Rimbun bersikeras melarang anak perempuan itu untuk bergabung.
“Hey kalian aku ikutan.” Ucap anak perempuan itu.
“Ngga boleh,kamu pelempuan.” Jawab Rimbun dengan ketus.
“Kenapa?”raut wajah anak perempuan itu menjadi sedih.
Aisyah kira anak sulungnya ini tidak mau berteman dengan anak kecil itu,setelah mendengar jawaban Rimbun dirinya sedikit tercengang.
“Ila,kamu itu pelempuan kita cemua laki-laki. Kita bukan mahram,kita gak boleh deket-deket sama lawan jenis. Kamu ngelti kan?” ucap Rimbun yang sedikit melembut.
Sebenarnya anak perempuan yang Rimbun panggil Ila itu nama aslinya ira,karena Rimbun dulu cadel ia mengubah huruf r jadi l.
Para ibu yang menonton anaknya bermain pun terkejut dengan ucapan Rimbun,anak sekecil itu sudah paham tentang hal ini. Mereka ikut bangga dan mengucapkan selamat kepada Aisyah karena berhasil mendidik anaknya.
Flashback off
“Umi kenapa senyum-senyum gitu?” tanya Rimbun yang sudah habis menegak segelas susunya. Aisyah tersentak dengan lamunannya.
“Ah ngga umi cuma inget pas kamu waktu kecil dulu. Udah abis ya? Kalo gitu umi keluar ya,jangan tidur sampai larut malam ya nak.” Rimbun mengangguk sambil tersenyum.
Sekitar jam 21.30 Rimbun baru selesai mengerjakan tugasnya. Ia segera membereskan buku-buku mana yang harus dibawa besok mana yang tidak sesuai jadwalnya. Ia merebahkan tubuhnya yang pegal itu diatas kasur. Rimbun tak langsung tidur ia menatap langit-langit sambil memikirkan sesuatu. Sesuatu yang akhir-akhir ini selalu mengganggu pikirannya,senyuman Faiza yang selalu terbayang. Senyumnya yang begitu indah,senyumnya yang mampu menggetarkan hati Rimbun. Entah ini getaran apa Rimbun belum bisa memahaminya. Ia sekejap mengucapkan istighfar seketika bayangan itu hilang,ia tidak ingin terus menerus mengingat senyuman gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/217674086-288-k866267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Jodoh
Подростковая литератураWarning!!! Typo bertebaran huhuyyy Gimana jadinya,Rimbun seorang laki-laki yang pindahan dari pesantren dan anti berdekatan dengan perempuan bertemu dengan Nabila seorang perempuan yang memiliki paras cantik namun berbanding terbalik dengan perilaku...