Rimbun Cemburu?

27 4 0
                                    

Selamat membaca;)

Mulailah berjanji pada diri sendiri,karena itu adalah awalan jika kamu ingin berjanji pada orang lain.

Sebelum pulang ia memenuhi kewajibannya sebagai siswa yaitu piket harian yang sudah terjadwal. Hanya dirinya yang membereskan kelas yang lain seakan-akan melupakan tugasnya.

Rimbun ingin sekali membuka suara agar semua bertanggung jawab,tetapi ia pikir disini dirinya hanya murid baru akan terlihat sangat tidak pantas jika ia berteriak menegakan tanggung jawab. Biarlah ia bereskan sendiri toh ia juga akan mendapatkan pahala.

Setelah selesai melaksanakan kewajibannya Rimbun segera mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.

“Aduh pasti Bara udah nunggu nih.” Guemamnya pelan.

Dengan langkah yang gasrak gusruk seketika terhenti karna mendengar suara perempuan mengaji di kelas sebelah. Suara sangat nan merdu mampu mengalihkan tujuan Rimbun sebelumnya. Hatinya sangat tenang,sungguh.

Ia mencoba mendekati ke arah sumber suara,Rimbun mengendap-endap mendekati jendela. Rasa keponya seketika meninggi ia hanya bisa melihat di jendela,takut perempuan itu mengetahui keberadaannya.

Dia adalah perempuan yang baik hati yang menunjukan tempat masjid waktu itu,ya Rimbun masih mengingatnya. Selain cantik suara ngajinya pun merdu,hati Rimbun seketika berdebar melihat perempuan itu kembali.

“Ma shaa allah,sungguh indah ciptaan-Mu.”

Karena ia takut hawa nafsu menguasai dirinya ia segera pergi dari tempat itu. Seketika ingat kembali pada Bara.

“Astaghfirullah,Bara.”

Rimbun segera ke tempat parkiran khusus motor,disana memang tempat yang sudah dijanjikan Bara. Sekolah sudah cukup sepi,parkiran pun motor sudah kosong hampir seluruhnya sudah tidak ada ditempat jadi Rimbun bisa sangat mudah menemukan Bara.

Tetapi pemandangan yang tidak ia sangka dan tidak ia duga. Rimbun melihat Nabila memeluk Bara.

Rimbun mengucek kedua matanya,apakah ia salah lihat?

“Tapi itu dulu bil,sekarang udah gak ada tempat lagi buat lo.” Ucap Bara dingin yang terdengar samar oleh Rimbun.

Rimbun mulai menerka-nerka,mereka seperti ada hubungan dahulunya. Mungkin ini alasan Bara waktu itu.

“Bar?!” Rimbun memanggilnya cukup keras membuat kedua orang itu menoleh bersamaan.

“Rimbun?!”

Bara terkejut,ia segera melepas paksa pelukan Nabila. Sementara Nabila memasang ekspresi yang biasa saja.

“Bun,ayo kita pergi kita udah telat.” Ajak Bara.

Rimbun tak bergeming dia menatap datar teman barunya itu.

“Apa lo sadar ngelakuin itu bar?” yang ditanya tingkahnya sangat gelagapan.

“Lo cemburu ya gue peluk Bara? Lo udah suka gue kan?”

Dengan sangat percaya diri Nabila mengatakan itu.
Rimbun hanya menatap Nabila dengan tatapan yang sulit diartikan ia sama sekali tidak ingin membalas perkataan Nabila yang tak masuk akal itu.

“Oke bun gue tau lo pasti marah banget,tapi kita udah telat nih nanti deh lo ngomelin gue.”

Ekstra Rohis memang sedang melaksanakan kegiatan diluar sekolah dan Bara sebagai devisi acara wajib mengikuti kegiatan ini. Tidak hanya mengikuti dia juga sebagai penanggung jawab dari semua kegiatan ini. Rimbun meredakan emosinya,ia mengerti Bara melakukan itu pasti memiliki alasan yang tertentu.

“Yuk,berangkat.” Rimbun berusaha tersenyum kembali pada Bara tetapi tidak untuk Nabila. Ia menatap tajam seperti memberi peringatan.

“Bun anterin gue balik dulu.”

Assalamualaikum JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang