5. Sebuah Rahasia

3.2K 226 18
                                    

     "Na...gue titip kak Gema sebentar ya" pinta Arif, Nana terdiam heran dengan kata Arif barusan.

****

Waktu sudah menunjukan pukul 19.45 malam, entah berapa lagi Arif sanggup menunggu kedatangan Joe di tempat itu.

"Bang Joe, lo dimana sih?" Tanya dalam hati Arif, tidak mungkin Arif salah tempat. Di samping jembatan ini adalah tempat biasa bang Joe dan dirinya serta kakaknya sering kumpul.

"Udah lama lo di sini?" Itu suara Joe.

"Iya bang" kaget Arif yang tak menyangka Joe akan ada berapa di sampingnya.

"Ayo ikut gue" ajak Joe.

Arif mengikutinya dari belakang, hanya punggung Joe yang dapat ia lihat saat itu.

Joe membawa jauh Arif ke dalam hutan, lebih tepatnya ke tempat kami biasa kumpul.

****

"Ngapain bang kita ke sini?" Tanya Arif dan mengambil posisi duduk di sebuah sofa rusak di sana.

"Lo beneran nggak di kasih tau apa-apa?"

"Kasih tau apa?" Heran Arif, Joe terus memandangnya datar sedari tadi.

"Semua yang lo alami selama ini"

"Seandainya aja gue di kasih tau, nggak akan gue sampe seperti ini"

"Lo lahir di keluarga itu, dan lo nggak tau apa-apa?"

Untuk kedua kalinya, Joe menanyakan hal yang sama sekali Arif tidak tau.

"Keluarga gimana maksud lo bang?" Bingung Arif.

"Lo itu bener-bener anak kandung mereka atau bukan sih?"

"Bang, bokap gue meninggal, nyokap gue sakit, dan sekarang kakak gue di rawat, lo mau bantu gue apa nggak sih?" Kesabaran Arif sudah tidak bisa dibendung.

Bibir Joe mulai terangkat, senyum sinis dilemparkan ke arah Arif. Di memajukan posisi duduknya, dan sekarang tepat lurus menatap Arif.

"Gue akan kasih lo petunjuk, tapi satu demi satu"

"Apa lagi sih?" Emosi Arif mulai tak tertahan.

"Ini nggak akan seru kalau harus gue kasih tau langsung"

"Gue nggak tau kenapa gue masih tetep di sini, nggak ada gunanya, gue tetep nggak nemu jawaban yang gue mau" Arif berdiri, mencoba pergi dari sana.

"Mau kemana lo?"

"Gue mau jagain kak Gema, dan nunggu dia bangun, mungkin dia bisa jelasin setelah ini"

"Lo nggak akan dapet apa-apa"

"Kenapa?"

"Karna lo bodoh!"

"Gimana bang?" Mata mereka kali ini saling menatap benci, amarah yang memuncak.

"Suatu saat lo akan kaya gue, menerima semuanya"

"Gue nggak akan mau kaya lo"

"Dulu Kakak lo juga bilang gitu"

Perhatian Arif mulai kembali, apa yang dia lakukan terhadap kakaknya? Pasti ada hubungannya dengan dia.

"Kakak lo juga nggak percaya kaya lo awalnya" lanjut Joe bercerita.

"Maksudnya?"

"Tentang semua yang gue peringati sama dia"

KEJAWEN : jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang