****
Malam ini, tepat satu minggu Gema keluar dari rumah sakit. Arif terpaksa melakukan itu karna biaya perawatannya yang semakin mahal.
Meskipun kondisi Gema sudah terlihat seperti orang yang sehat, tapi tetap saja ia masih terus diam tanpa kata.
Dan malam ini juga, sudah hampir satu minggu belum ada kabar dari Wardi. Pria itu bilang akan membantu Arif, tapi dia seolah hilang di telan bumi tanpa kabar.
Arif ingin sekali menemuinya, tapi ia takut itu hanya membuat Wardi marah dan akhirnya tak mau membantu Arif.
"Hari ini boleh ambil Reward ya, bebas mau bawa makan atau minum apa aja" ucap Roni, dia manager di restoran ini.
"Dua yang bang" seru Bara semangat.
"Boleh, tapi yang satunya potong gaji!"
"Nggak jadi nggak jadi" pasrah Bara.
Arif yang mendengar berita bahagia itu langsung lari ke dapur dan meminta Yudis untuk membuatkannya makanan untuk dibawa pulang oleh Arif.
"Yudis! Bikinin gue beef teriayaki ya" pinta Arif di depan pintu dapur.
"SIAPA LAGI YANG MAU? MAU BERES BERES NIH GUE" teriak Yudis.
"GUE!"
"GUE JUGA DIS, YANG ENAK TAPI!"
"Kurang ajar banget Nana, emang masakan gue suka nggak enak ya Rif?" Tanya Yudis memelas.
"Hmmm, lumayan lah"
Arif lalu pergi dari dapur dan menyelesaikan pekerjaannya kembali, yaitu membereskan meja depan sembari mengepel.
Hari ini cukup ramai karena weekend, bahkan sudah berlima pun hampir kewalahan karna pesanan yang menumpuk.
Kringggg
Sebuah bunyi dari arah pintu menunjukan seseorang masuk ke dalam restoran.
"Maaf mas, restoran sudah tutup" kata Nana yang berada di depan meja kasir yang tepat menghadap pintu masuk.
Mata Nana membulat sempurna saat menyadari siapa orang yang baru saja masuk ke restoran. Ia begitu terkejut dengan kehadirannya.
"RIF!!" Panggil Nana sedikit teriak.
"Apaan?" Sahut Arif yang sedari tadi fokus mengepel. Tapi saat melihat orang itu, Arif langsung menghentikan pekerjaannya.
"Bang Joe?"
Itu dia, Joe, pria yang datang jam 11 malam dengan terburu-buru. Membuat kaget seluruh karyawan di restoran itu.
"Rif?" Lirih Joe lemas sambil menghampiri Arif yang tak jauh berdiri darinya.
Tubuhnya begitu kurus, wajahnya pun sangat tirus dan pucat. Lebih seperti mayat hidup yang baru saja keluar dari liang kubur.
Joe berjalan perlahan sembari menjulurkan tangannya, kakinya seperti pincang sebelah membuatnya kesulitan berjalan.
Arif yang bingung lalu berjalan mendekati Joe yang begitu lusuh dan menyedihkan.
Ketika Joe sudah mendekati Arif, tiba-tiba tubuhnya menjadi sangat lemas dan terjatuh saat itu juga. Ia tersungkur dengan wajah mendarat di lantai lebih dulu.
"Ya ampun, bang Joe" Arif yang terkejut berlari dan mencoba untuk membatu Joe.
Nana serta karyawan restoran yang masih ada di sana pun sontak menghentikan semua pekerjaannya untuk segera membatu Joe juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 1
Horor"Tidak ada yang benar-benar sendiri selama ini, cukup buka mata dan perhatikan dengan jelas" Arif, seseorang yang tak tau terlahir dari keluarga spesial. Suatu ketika dia harus menanggung semua masalah yang diperbuat keluarganya. Teror terus menerus...