****
BRAAKK!!!
Arif menutup pintu restoran sangat keras dan tergesa gesa, orang yang sedari tadi mengikutinya masih terasa meski Arif tidak bisa melihatnya dimana mana.
Dari dalam restoran Arif mencoba mencari orang itu, tapi tetap tidak ada siapa siapa. Nafas Arif juga mulai tidak terkendali, ia terengah engah seolah baru saja berlari berkilo kilo meter.
Nana yang sudah berseragam rapih heran melihat tingkah Arif.
"Kenapa Rif?" Tanya Nana menghampiri Arif.
"Ada yang lagi ngikutin gue Na"
"Masih siang loh Rif" Nana juga sedikit khawatir.
Arif menggelengkan kepalanya. "Bukan, kali ini manusia" ungkap Arif dan menatap Nana. "Lo tau? manusia itu bisa lebih mengerikan dibanding setan"
Arif terus menarik nafasnya tak teratur, ia sangat kelelahan.
"DUA JAM LAGI MAU MULAI CEPET!" Roni teriak dari dalam dapur, sifat manajernya kembali keluar saat sudah jam kerja.
Untuk saat ini Arif tidak bisa terus hanyut dalam rasa takutnya, ia harus bersikap profesional jika sudah bekerja.
****
Toko tutup lebih awal, Roni sengaja melakukan itu karena target penjualan sudah cukup untuk menutupi kerugian dua hari yang lalu.
Arif, Roni dan karyawan lainnya sepakat untuk tidak pulang dulu, mereka memilih untuk duduk dan berbincang bincang sebentar sampai waktu pulang nanti.
"Nggak salah ya lo di tunjuk jadi manajer" puji Arif pada Roni.
"Inget, bokap gue keturunan Cina, soal duit sama dagang nomor satu, gini doang sih gampang ngakalinnya"
"Bagus deh, yang penting kita nggak potong gaji" sahut Yudis.
"Heh! Lo potong gaji, gue juga kena potong gaji, gue nggak se jahat itu walaupun manajer"
Nana seketika berdiri. "Tepuk tangan sodara sodara, yuk angkat minuman lo dan beri ucapan terima kasih buat manajer hebat kita"
Mereka berlima pun mengangkat minumannya masing masing, meskipun itu hanya minuman bahan sisa yang ada di dapur, tapi tetap saja terlihat keren. Bagi Nana!
"Nggak ada lagi deh orang kaya lo Ron, kalo lo resign dari sini gue ikutan!" Ucap Bara tiba-tiba.
"Lo tuh bukan anak gue, nggak usah ikut ikutan!" Jawab Roni meledek.
"Nggak jadi gue Muji lo, setan!"
Semua yang ada di ruangan itu pun tertawa mendengar ucapan Bara, termasuk Arif ia bahkan sampai merasa sakit di perutnya karena terlalu kencang tertawa.
Posisi Arif melihat lurus tepat ke arah jendela luar resto, di balik pohon yang gelap, nampak jelas sebuah bola mata sedang mengintip ke arah Arif. Seketika Arif menghentikan apapun yang sedang ia lakukan, membuat orang orang yang ada si sekitarnya pun mendadak ikut berhenti dan bingung melihat Arif.
![](https://img.wattpad.com/cover/216755481-288-k185013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 1
Horror"Tidak ada yang benar-benar sendiri selama ini, cukup buka mata dan perhatikan dengan jelas" Arif, seseorang yang tak tau terlahir dari keluarga spesial. Suatu ketika dia harus menanggung semua masalah yang diperbuat keluarganya. Teror terus menerus...