11. Nyata

2.5K 187 6
                                        

****

"Rif, gue rasa bapak lo selama ini lagi coba berkomunikasi sama lo deh" pikir Nana.

"Kenapa gitu?" Bingung Arif.

"Gini loh, lo itu terlahir dari keluarga yang spesial. Nggak semua orang punya kemampuan kaya lo, dan sekarang lo di tempatin pada suatu kondisi yang membingungkan" jelas Nana panjang lebar.

"Maksud lo apa sih Na? Gua nggak ngerti deh"

"Rif lo nggak sadar? Yang baru aja ngomong sama lo itu bapak lo, dan dia udah ngasih petunjuk supaya lo nggak bingung lagi" kukuh Nana menjelaskan.

Arif sendiri masih tidak begitu yakin, banyak hal yang tidak bisa Arif bedakan mana nyata dan hanya kilasan.

"Kalo itu bapak, kenapa dia nggak langsung ngomong aja? Kenapa harus di tunjukin sama makhluk aneh kaya gitu?" Bingung Arif.

"Gue nggak tau, tapi mungkin buat ngasih kode ke lo aja dari alam astral, bisa aja bapak lo harus ngelewatin makhluk itu juga?"

"Lo bener juga, gua cuma harus ngomong sama bapak gue lagi kan? Supaya masalah ini cepet selesai"

     "Kayanya nggak semudah itu Rif" lirih Nana.

     Arif dan Nana kembali diam, mereka saling sibuk dengan pikirannya. Arif pun menjadi semakin dilema tentang keluarganya.

     "Waktu istirahat gue selesai, lo juga harus ke rumah sakit kan?" Tanya Nana.

     "Iya, kalo gitu gue pulang dulu ya Na"

     "Iya, gua juga mau balik ke resto"

     Saat itu, Arif dan Nana kembali ke aktivitas masing masing. Walaupun dengan pikiran yang penuh dengan banyak pertanyaan.

****

     Kutukan yang sebenarnya mungkin terjadi pada restoran tempat Nana bekerja saat ini. Jika tadi pagi sudah sangat sepi, pasti malam pun sangat sepi.

     Dan benar saja, padahal masih 1 jam lagi restoran baru bisa tutup, tapi karena terlalu sepi, Nana dan kedua temannya berencana bersiap siap untuk segera tutup.

"Bara!" Teriak Nana dari dalam dapur.

"Buset Na, gua nggak budeg" sahut Bara yang ada di meja kasir.

"Tutup aja yuk, sepi banget gua mau pulang"

"Yaudah, beres beres aja lo, ini juga gua lagi ngitung omset hari ini"

"Bener ya? Gua mau matiin semuanya nih, biar nggak usah masak lagi"

"Iya, gua juga mau ngitung duit, ribet nih gara gara lo di dapur jadi gua yang kasir" kesal Bara karena dia harus bergantian posisi.

"Hehe. Jarang jarang bar, eh kasih tau yudis juga buat beres beres" perintah Nana.

"Nggak usah di suruh Na, lo liat aja tuh kursi udah di naikin" tunjuk Bara ke meja yang hampir seluruhnya di bereskan.

KEJAWEN : jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang