****
Roni harus lembur hari ini karena insiden yang menimpa Bara tadi pagi, ia terpaksa dirumahkan akibat sakit dilehernya. Masih menjadi misteri juga apa yang menimpa Bara, dia masih belum bisa cerita apa apa karena lehernya yang sakit dan sulit untuk bicara.
Shif malam ini hanya ada Roni dan Yudis saja, dan seperti biasanya restoran akhir akhir ini menjadi sangat sepi pelanggan. Pekerjaan mereka juga jadi tidak begitu berat, kecuali bagi Roni sebagai manajer yang pusing karena omset penjualan semakin menurun.
"Kalo gini terus bisa bisa pengurangan karyawan!" Ungkap Roni depresi sambil mengecek jumlah uang penjualan hari ini serta laporan keuangan mingguan.
"Masih mending sih pengurangan karyawan, kalo sampe di tutup restorannya gimana?!"
"Arghhh!!!" Roni membanting buku laporannya karena stress.
Ia malas untuk terus melanjutkan laporannya hari ini, apalagi ini sudah jam delapan malam dengan kondisi restoran sangat sepi. Ia tidak tau lagi apa yang harus dilakukan agar orang orang mau makan lagi di restoran dia.
Roni menghampiri Yudis yang masih standby di depan meja kasir, meskipun dia tau kalau percuma saja menunggu pelanggan yang tidak pasti.
"Hey Dis" sapa Roni mendekati Yudis.
"Ada apa bos?"
"Jam berapa sekarang?" Tanya Roni basa basi yang padahal dia sendiri sudah tau jam berapa sekarang.
"Jam delapan lewat mungkin, kenapa?"
"Kita tutup aja deh ya, sepi gini"
"Serius? Kalo ada pelanggan tiba tiba gimana?"
Roni menepuk pundak Yudis pelan. "Nggak bakal, hayu ah cepet, lo beresin dapur gue beresin depan"
"Oke, yang penting ini atas perintah atasan ya" jawab Yudis Ragu.
"Santai aja, malah enak kan lo pulang cepet"
"Iya juga sih" Yudis nyengir tak berdosa lalu masuk ke dapur untuk beres beres.
Roni pun segera menaikan semua kursi ke atas meja dengan rapih, lalu mengambil sapu dan pel untuk membersihkan semuanya agar besok pagi hanya tinggal memasak dan buka restoran saja.
Baru saja Roni hampir selesai membereskan kursi, ia di panggil oleh Yudis dengan sangat kencang.
"Bos!!!" Teriak Yudis.
"Apa?"
"Lo laper nggak?"
Roni mencerna baik baik ucapan Yudis barusan, untuk sesaat akhirnya ia pun paham maksud dari Roni. "Banyak sisa ya?"
"Yoi, mubazir"
"Sini deh kita makan dulu sebelum pulang"
Roni dan Yudis memutuskan untuk makan bahan sisa dari dapur, ia sudah tidak peduli lagi dengan hasil yang semakin turun dari restoran ini.
Mereka makan dengan santai di salah satu meja sambil di terangi beberapa lampu yang sengaja tidak di nyalakan semua.
"Omset turun terus ya bang?" Yudis memulai pecakapannya.
"Iya, tapi santai aja" Roni memberikan senyuman kakunya, meskipun ia tau pasti Yudis sadar kalau dirinya sedang berbohong.
"Lokasi ini udah nggak stategis lagi, saran gue mending kita pindah"
"Pindah kemana?" Heran Roni sambil terus memakan kentang gorengnya.
"Ke tempat lain yang lebih ramai"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 1
Horror"Tidak ada yang benar-benar sendiri selama ini, cukup buka mata dan perhatikan dengan jelas" Arif, seseorang yang tak tau terlahir dari keluarga spesial. Suatu ketika dia harus menanggung semua masalah yang diperbuat keluarganya. Teror terus menerus...