21. Hilang

1.9K 173 0
                                    

****

Hari sudah sangat gelap, jam di dinding juga menunjukan pukul 10 malam. Arif baru saja menyelesaikan solat isya dan bersiap untuk tidur, tapi niatnya ia urungkan saat menyadari kalau kakak dan om nya belum pulang sejak sore tadi.

Mendengar cerita Yasmin kalau warga desa dilarang keluar rumah jika sudah gelap semakin membuat Arif khawatir, bagaimana kondisi mereka berdua diluar sana? Apa yang mereka lakukan? Pertanyaan itu terus menerus berputar dipikiran Arif.

Dari balik jendela kamar Arif terus memperhatikan keluar rumahnya, berharap kalau saja ia bisa melihat kedatangan kakak dan om nya pulang. Tapi yang Arif lihat sesuatu yang lain, beberapa warga disana seperti berkeliling untuk memantau menggunakan senter karena pencahayaan desa yang kurang.

"Mereka serius sama larangan itu, sebenarnya apa yang terjadi?"

Beberapa warga juga ada yang sempat mengawasi rumah Arif dari kejauhan, hal itu membuat Arif sedikit tidak nyaman.

Cklekk!

Terdengar suara gagang pintu depan terbuka, langkah kaki seseorang pun dapat Arif dengar dengan jelas. Arif segera menghampiri suara itu, memastikan siapa yang baru saja pulang.

"Kak Gema" panggil Arif. "Kemana aja?"

Gema tidak menyahuti ucapan Arif sama sekali, ia hanya melirik Arif sebentar dan berjalan masuk kembali ke arah kamarnya.

Wajah Gema terlihat lebih pucat dari biasanya, Arif memang sudah mewajari tingkah laku Gema yang sudah mulai aneh. Tapi kali ini perubahan fisik yang tiba-tiba menjadi semakin aneh.

"Loh kak, Om Dafa kemana ya? Di belom pulang dar...."

Brakkk!!

Belum sempat Arif bicara, ia sudah di potong dengan bantingan pintu yang keras oleh Gema.

Sekarang Arif semakin khawatir dengan Om nya itu, tidak ada informasi apapun yang dapat Arif tanyakan dari kakaknya, ia sangat bungkam dan lebih tidak peduli tentang Om Dafa.

Arif kembali mengintip lewat jendela untuk mengetahui keberadaan Om nya, dan lagi-lagi yang dapat Arif lihat hanya warga yang sedang berjaga menggunakan lampu senter.

Yang membuat perhatian Arif kali ini bukan hanya itu, tapi kenapa mereka terus ada di depan rumah Arif dan tidak pergi pergi?

"Arif" suara lirih seseorang terdengar pelan dari arah belakang.

"Ibu? Ibu belum tidur?" Ucap Arif yang melihat ibunya tengah berdiri di belakangnya.

"Ibu mau ambil minum di dapur, Gema sudah pulang?"

"Kak Gema sudah ada di kamar bu" jawab Arif. "Ibu tunggu di kamar aja, biar Arif ambilin minumnya"

"Om kamu sudah pulang?"

Arif hanya menggelengkan kepalanya, ia sendiri tidak tau harus menjawab apa pada ibunya.

"Ya sudah, mungkin dia menginap di rumah kepala dusun"

Benar juga, Arif sama sekali tidak memikirkan hal itu sedari tadi. Mungkin juga Om Dafa menginap di sana agar Gema tidak merasa terganggu jika dia harus tidur di rumah yang sama.

"Iya bu, Arif ambilkan minum dulu ya, ibu ke kamar saja, sudah malam"

Ibu Arif mengangguk dan berjalan kembali menuju kamarnya dengan sangat pelan, Arif semakin prihatin dengan kondisi ibunya yang lemah.

Selama Arif bekerja di kota hanya Yasmin orang yang dia percaya mengurus ibunya. Tapi karena hari ini Arif ada di rumah Yasmin jadi tidak perlu menginap di rumahnya untuk menjaga ibunya.

KEJAWEN : jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang