****
Tepat hari ini juga Arif segera membawa jenazah ibunya kembali ke jogja, ia akan menguburkan ibunya disamping makam bapaknya. Tadi pagi juga Arif segera menghubungi Nana dan manager tempat ia kerja agar diberi izin untuk tidak masuk kerja.
Arif kini berada di dalam mobil ambulan desa bersama Gema. Sedangkan Om Dafa mengikuti di belakang dengan mobilnya ditemani Yasmin yang ingin ikut menguburkan jenazah ibu Arif.
Selama perjalanan juga tidak ada percakapan sama sekali di dalam mobil, Gema hanya terus diam sambil menatap kosong jenazah ibu. Sedangkan Arif terus membacakan Yasin tanpa henti.
****
Supir mobil ambulan Arif dengan sengaja melajukannya dengan kecepatan yang tinggi, sehingga Arif bisa sampai sore hari di rumah Arif yang dulu di jogja.
Tempat itu tidak benar benar kosong, selama ini sudah di tempati oleh keluarga Om Dafa dan kerabat bapak yang lainnya.
Setibanya di jogja, semua kerabat Arif datang berkumpul di rumah lama Arif. Mereka segera mengetahui kabar meninggalnya ibu Arif dari Om Dafa.
"Yang tabah ya Rif"
"Masih ada kami keluarga kamu"
"Jangan sungkan sungkan kalau mau minta bantuan"
Satu persatu satu kerabat Arif memberikan dukungan moral pada Arif, kecuali pada Gema yang langsung mengurung diri di dalam kamar lama miliknya dan tidak ikut mengantar jenazah ibunya ke makam.
"Dimana Gema?" Tanya Om Dafa saat perjalanan ke makam.
"Dia di rumah Om, nggak mau ikut"
Om Dafa mendekatkan dirinya pada Arif lalu berbisik. "Ini semua sudah terlambat"
Arif tidak tau apa yang dimaksud Om Dafa tapi kata kata itu sudah jelas membuat dirinya sedikit merinding saat mendengarnya.
Pemakaman berlangsung sangat cepat, di sana hanya di hadiri beberapa orang saja. Tapi juga ada beberapa orang yang sangat asing bagi Arif, mereka mengikuti prosesi pemakaman dari kejauhan mengelilingi pemakaman itu.
"Kita pulang sekarang ya Mas" bujuk Yasmin sambil mengelus ngelus pundak Arif.
"Kamu duluan aja, mas masih mau di sini"
"Jangan memaksakan diri mas, mas harus istirahat"
"Iya Yasmin" Arif mengangguk pelan dan membalas elusan tangan Yasmin.
Lalu Yasmin pun pergi lebih dulu meninggalkan Arif sendirian. Dia masih belum percaya kalau saat ini ibunya sudah pergi selama-lamanya.
"Maaf gue baru dateng Rif" ucap seseorang.
Arif menengok dan mencari sumber suara itu. "Na? Lo kok bisa ada di sini?"
"Om Dafa yang ngasih alamat rumah lo di jogja, gue langsung ke sini selama resto udah tutup"
"Tutup?"
"Setelah omset yang turun terus kejadian teror tadi malem akhirnya resto itu di tutup"
"Kejadian apa?" Arif terkejut melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJAWEN : jilid 1
Horror"Tidak ada yang benar-benar sendiri selama ini, cukup buka mata dan perhatikan dengan jelas" Arif, seseorang yang tak tau terlahir dari keluarga spesial. Suatu ketika dia harus menanggung semua masalah yang diperbuat keluarganya. Teror terus menerus...