8. Surat

2.7K 196 6
                                    

****

     Nana berdiri kaku melihat kedatangan Arif yang tiba-tiba. Ia masih tak mengerti dengan siapa barusan ia bicara.

     "Na, lo kenapa?" Tanya Arif memastikan.

     "Rif, ta...tadi kan lo di...sini sama gue" jawab Nana terbata-bata.

     "Gue baru aja ngecek ke depan, lo kan liat sendiri pas gue pergi"

     "Ma..masa sih?" Ucap Nana bingung.

     "Ada apa sih Na?"

     Nana menengok kembali ke arah jejak yang di tunjukan tadi, ternyata jejak itu tidak hilang, masih ada di sana.

     Lalu Nana menunjuk ke arah jejak itu agar Arif dapat melihatnya. "Liat Rif"

     Arif melirik ke arah jari Nana menunjuk, dia pun bingung dengan keberadaan jejak tersebut.

     "Jejak siapa nih?" Ucap Arif lalu melangkah mendekati jejak tersebut.

     "Tadi lo bilang ini jejak seseorang"

     "Kata gue?" Bingung Arif.

     "Ya..gitu lah, gu...gue masih bingung"

     Arif mendekati Nana, dia tau kalau saat ini sahabatnya itu sedang ketakutan sekaligus bingung.

     "Hei Na, liat gue" ucap Arif memegang pundak Nana agar menenangkan.

     Nana menatap Arif, tatapannya masih seperti orang yang ling lung.

     "Lupain yang barusan terjadi, dan inget, tujuan kita ke sini buat bikin semua hal itu hilang, oke?"

     "Oke"

     "Mungkin itu jejak kaki kak Gema, wajar aja ada jejak kaya gitu karna rumah ini aja kotor jarang di bersihin, iya nggak?" Ungkap Arif agar Nana merasa lebih tenang.

     "Iya, lo bener Rif" sahut Nana, dia sekarang sudah tak ketakutan seperti tadi.

     "Lebih baik kita lanjutin, kita belum dapet info apa-apa di sini"

     "Nggak Rif" ucap Nana, dia kali ini semangat.

     "Nggak gimana maksud lo?"

     "Gue rasa gue paham sesuatu"

     "Sesuatu? Apa sih nggak ngerti gue"

     "Ayo, ikut gue ke rubanah sekarang" ajak Nana.

     Arif hanya mengikuti saja kemauan Nana, dia itu sangat teliti. Jadi wajar saja Arif mau menurutinya.

****

     Arif dan Nana kembali lagi ke dalam rubanah, kini Nana membuka album foto itu lagi dan menunjukan foto foto tersebut.

     "Oke mana bukunya?" Pinta Nana.

     Arif mengeluarkan buku tersebut dan memberikannya ke Nana.

     "Nih Na, ada apa sih?"

     Nana tak menjawabnya, dia terus fokus terhadap buku itu dan foto yang di pegangnya.

     "Lo inget kan, pas gue bilang ini buku yang pertama?" Tanya Nana.

     "Iya, kenapa?"

     "Kayanya gue salah Rif"

     "Maksudnya? Salah gimana?"

     "Coba deh lo perhatiin lebih jelas, corak buku yang di pegang temennya bapak lo dan punya kita itu beda" jelas Nana.

KEJAWEN : jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang