15. Sixth Sense

2.2K 186 8
                                        

****

WUSHHH!!!

     Sekejap mata pria itu datang berlari menuju Arif dan Nana, ia memegang kepala Arif dan Nana. Dan saat itu juga, Arif melihat sebuah gambaran.

     Sosok manusia dengan iblis yang memiliki hubungan, sebuah perjanjian yang mengikat untuk mendapat sesuatu.

     "Yang sudah di beri, harus membalas Budi" ucap iblis tersebut.

      "Arif"

     "Arif!!"

     "Rif!"

     Gambaran tersebut mendadak menghilang saat Arif mendengar namanya di panggil. Ia kini sadar, tapi kondisinya malah kembali ke awal saat Arif dan Nana sedang mengobrol di tangga.

     "Rif! Malah bengong sih lo" ucap Nana menyadarkan Arif dari lamunan.

      Arif menggelengkan kepalanya untuk memastikan dirinya sudah sadar. "Loh, ngapain kita di sini?" Tanya Arif bingung.

     "Hmmm" deham Nana lalu...plakkk!!! "Sadar lo sekarang?!" Nana menampar pelan pipi Arif.

     "Oke, udah sadar" Arif menghela napasnya, pipinya terasa perih sedikit.

     "Terus mau apa dia sendirian di atas?"

     "Siapa?" Arif bingung.

     "Wardi lah! Dia ke kamar kakak lo sendirian"

     Arif mengedikan pundaknya. "Lagi exorcism kali"

"Pengusiran setan?"

"I...iya" Arif mulai merasakan keanehan dengan percakapan barusan, seperti sudah pernah ia lakukan sebelumnya.

Arif merasa dejavu, ia mencoba mengingat ngingat kembali apa yang akan terjadi setelah ini. Jika dugaannya benar, setelah ini dia akan bertemu dengan sosok yang mengerikan.

Perlahan, Arif menengok ke arah pintu yang menuju rubanah. Pintu tersebut ternyata sudah terbuka sejak tadi, lantas Arif segera berjalan menuju pintu itu.

"Eh Rif, mau kemana lo?" Tanya Nana melihat Arif jalan begitu saja, tapi dari wajahnya sangat tergambar jelas kekhawatiran.

Arif terus saja berjalan menuju pintu rubanah, ia mencoba melihat ke arah tangga menuju rubanah. Dengan cahaya yang minim, Arif melihat kepala hitam dengan tatapan mata tajam menatap Arif dari bawah.

Napas Arif mulai tak karuan, detak jantungnya berdetak kencang membuatnya sesak.

"Arif, ayo ke atas" itu suara Wardi, ia kembali turun dan memanggil Arif serta Nana untuk segera ke kamar Gema.

Niat Arif untuk melihat sosok pria hitam itu pun terhenti, ia dan Nana segera mengikutinya ke kamar Gema.

     "Iya"

****

     Arif mengikuti Wardi dari belakang, setibanya mereka di depan kamar Gema, Wardi berhenti dan menyuruh Arif untuk masuk lebih dulu. Sedangkan Wardi dan Nana menyusul di belakang Arif.

KEJAWEN : jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang