Kepingan 19

1.1K 225 25
                                    

⚠Cerita ini murni karangan penulis tanpa ada keterkaitan dengan artis yang digunakan. Terima kasih atas seluruh dukungan terhadap cerita ini. Love you guys! Happy reading⚠

Maaf kalo ada typo😔

_______

Hwan-Woong membuka pintu kamar Xion dengan kasar tanpa mengetuknya. Jelas saja Xion terkejut, apalagi saat melihat ekspresi Hwan-Woong tak seperti biasanya.

"Pangeran, ada apa?" ujar Xion, bangkit dari duduknya.

Hwan-Woong tak ada niatan untuk menjawab. Ia berjalan menghampiri Xion lalu melempar surat dari Gun-Hak ke arah Xion.

"Apa maksudnya itu?" tanya Hwan-Woong dengan nada dingin, matanya melirik sekilas ke arah surat yang kini tergeletak di lantai. Xion menatap benda yang dimaksud, sedetik kemudian matanya melebar.

"P-pangeran ... itu—"

Plak!!

Hwan-Woong menampar Xion dengan sangat keras hingga Xion jatuh tersungkur, meringis memegangi pipinya yang merah.

"Apa ini balasanmu atas semua yang telah kulakukan untukmu?"

Xion menunduk dengan tubuh bergetar. Matanya sudah berkaca-kaca dan siap menumpahkan isinya kapan pun.

"Xion, aku sudah mempercayaimu melebihi diriku sendiri. Aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku, saudaraku, keluargaku. Bagaimana bisa kau melakukan ini?!"
"Apa kau lupa siapa yang dahulu menyelamatkan hidupmu?!"
"Kenapa kau melakukan ini? JAWAB AKU!" jerit Hwan-Woong dengan kesal.

Wajahnya memerah karena amarah, matanya juga berkaca-kaca. Napas Hwan-Woong tersengal, berusaha menahan amarahnya sebelum semakin parah. Namun nyatanya sia-sia. Hwan-Woong mendekati Xion dan kembali menampar Xion.

"Berani-beraninya kau!!" jerit Hwan-Woong lalu menjambak rambut Xion.

Pelayan lain yang tak sengaja melihat hal itu pun langsung berlari mencari Gun-Hak dan Raja Kim.

***

Kebetulan di ruang singgasana terdapat Raja Kim, Gun-Hak, dan Seo-Ho yang tengah membicarakan sesuatu. Mereka terkejut saat seorang pelayan memasuki ruangan dengan wajah khawatir.

"Yang Mulia! Gawat! P-pangeran Hwan-Woong dan Tuan Xion ... m-mereka bertengkar. Pangeran Hwan-Woong menyerang Tuan Xion," jelas pelayan tersebut dengan napas tersengal karena berlari.

Tentu saja ketiga pria itu terkejut. Tanpa basa-basi mereka pun pergi ke tempat kejadian.

Sesampainya di kamar Xion, mereka melihat Hwan-Woong yang terus menyerang Xion. Sedangkan Xion berusaha menahan Hwan-Woong.

"Pangeran Hwan-Woong!" bentak Raja Kim. Sedangkan Gun-Hak dan Seo-Ho berusaha melerai Hwan-Woong dan Xion itu.

"Pangeran berhenti! Jangan seperti ini!" ujar Seo-Ho mengunci tangan Hwan-Woong di belakang. Sedangkan Hwan-Woong terus memberontak.

Di sisi lain, Gun-Hak memeluk tubuh Xion yang tersungkur. "Ssttt ... jangan menangis. Aku di sini," bisik Gun-Hak dengan lirih sambil mendekap tubuh Xion yang sedikit bergetar karena terkejut dan takut.

"Pangeran Hwan-Woong, kendalikan dirimu. Apa yang terjadi?" tanya Raja Kim pada Hwan-Woong.

Hwan-Woong terisak, matanya menatap ke arah Xion dan Gun-Hak dengan kecewa. "Mereka mengkhianatiku ..." desis Hwan-Woong dengan pelan, tapi cukup untuk di dengar oleh Raja Kim.

Crown Prince •ONEUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang