Kepingan 28

1.1K 203 85
                                    

⚠Cerita ini murni karangan penulis tanpa ada keterkaitan dengan artis yang digunakan. Terima kasih atas seluruh dukungan terhadap cerita ini. Love you guys! Happy reading⚠

Maaf kalo ada typo😔

_______

Saat di perjalanan Hwan-Woong tertidur pulas akibat kelelahan setelah menangis. Beberapa menit kemudian keluarga kerajaan Dal tiba di kerajaan mereka.

Hwang-Ja mengusap pelan pipi Hwan-Woong untuk membangunkannya. "Hwan-Woong bangun, kita sudah sampai," ujar Hwang-Ja. Perlahan-lahan Hwan-Woong membuka matanya yang masih terasa berat.

"Ah, matamu menjadi sembab akibat menangis. Pastikan kau menunduk agar Ayah dan Ibu tak mengetahui jika tadi kau menangis."

Hwan-Woong mengangguk dan turun dari tandu didampingi oleh Hwang-Ja. Hwan-Woong menuruti perintah kakaknya untuk menunduk demi menyembunyikan wajahnya yang sembab akibat menangis. Sedangkan Hwang-Ja terus berada di samping Hwan-Woong.

Raja dan Permaisuri Yeo sempat bertanya ada apa dengan Hwan-Woong. Namun Hwang-Ja berbohong dan mengatakan bahwa Hwan-Woong hanya mengantuk. Akhirnya mereka menyuruh para pelayan untuk menyiapkan kamar Hwan-Woong sebaik mungkin.

Setelah itu Hwan-Woong diantar oleh Hwang-Ja dan beberapa pelayan ke kamarnya.

Sesampainya di sana, Hwan-Woong duduk di tepi ranjang sambil memperhatikan setiap sudut kamar yang sudah lama tidak ia tempati.

"Aku sempat menyuruh pelayan untuk sedikit mengubah tatanan kamarmu," ujar Hwang-Ja menjelaskan tanpa diminta.

Hwan-Woong mengangguk lalu menatap Hwang-Ja. "Hyung, bisakah malam ini kau menemaniku? Rasanya sepi sekali," pinta Hwan-Woong pada Hwang-Ja. Tentu saja Hwan-Woong merasa kesepian, biasanya ia selalu ditemani oleh Xion atau Young-Jo yang terkadang datang ke kamarnya untuk sekedar mengobrol ringan.

Hwang-Ja menuruti permintaan adiknya tersebut. Sebenarnya hari ini ia ingin menyelesaikan beberapa urusan kerajaan mengingat Hwang-Ja adalah seorang putra mahkota kerajaan Dal. Namun Hwang-Ja mengesampingkan itu semua dan memilih untuk menemani Hwan-Woong.

****


Malam semakin larut. Hwan-Woong telah terlelap di ranjangnya sejak satu jam yang lalu. Sedangkan Hwang-Ja masih sibuk dengan buku-bukunya di atas meja. Iya, pada akhirnya Hwang-Ja tak bisa meninggalkan urusan kerajaan. Sehingga ia memutuskan untuk bekerja di kamar Hwan-Woong sembari menemani adiknya hingga esok hari.

Tiba-tiba saja Hwan-Woong terbangun dengan sedikit terisak. Ia baru saja mengalami mimpi buruk tentang Young-Jo karena terlalu memikirkan kejadian di perjalanan tadi. 

"Hyung ...." panggil Hwan-Woong dengan suara seraknya. Sontak Hwang-Ja menoleh ke arah Hwan-Woong. "Kenapa kau bangun? Ini belum pagi," tanya Hwang-Ja pada sang adik.

Hwan-Woong menggeleng sambil mengusap air matanya. Tentu saja Hwang-Ja langsung paham jika adiknya itu baru saja mengalami mimpi buruk. Ia pun mendekati adiknya dan menyuruh para pelayan untuk menyiapkan air hangat dan makanan.

"Mimpi buruk?" tanya Hwang-Ja yang kini duduk di samping Hwan-Woong. Hwan-Woong mengangguk dan memeluk kakaknya itu dengan manja, persis seperti seorang anak kecil. Kepalanya disandarkan kepada dada bidang sang kakak. Dari dulu Hwan-Woong tak pernah malu untuk bermanja-manja pada Hwang-Ja meskipun sekarang umurnya sudah 18 tahun.

Hal itu dapat dimaklumi karena sedari kecil Hwan-Woong banyak menghabiskan waktu dengan kakaknya. Hwang-Ja selalu mengajari, melindungi, serta menjaga Hwan-Woong yang terlahir lebih lemah ketimbang anak seusianya. Tanpa sadar Hwan-Woong menjadi bergantung pada sang kakak.

Crown Prince •ONEUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang