Kepingan 7

1.2K 216 20
                                    

⚠Cerita ini murni karangan penulis tanpa ada keterkaitan dengan artis yang digunakan. Terima kasih atas seluruh dukungan terhadap cerita ini. Love you guys! Happy reading⚠

Maaf kalo ada typo😔

_______

Hari-hari dilalui Young-Jo dengan belajar dan latihan untuk menjadi putra mahkota. Tentunya sang Raja dan adiknya tak mengetahui rencana Young-Jo.

"Hah, aku lelah!" keluh Young-Jo sambil meregangkan tubuhnya. Kali ini dia belajar cara bersikap seorang raja saat pertemuan kerajaan.

"Kenapa ya sistem kerajaan seperti ini rumit sekali? Apa orang-orang di masa depan tetap menggunakan sistem kerajaan? Atau akan ada sistem pemerintahan baru?" rancau Young-Jo.

Seo-Ho menggeleng dan menghela napas. "Ayo kita latihan lagi, Pangeran."

"Aish, apa tidak bisa kita latihan pedang saja? Atau memanah??" rengek Young-Jo seperti anak kecil.

"Tapi pelajaran hari ini adalah tentang cara bersikap seorang raja. Anda tidak bisa asal mengabaikannya dan mengganti jadwal."

"Seo-Ho, ayolah~" bujuk Young-Jo.

Sedangkan Seo-Ho menggeleng sambil menatap Young-Jo, layaknya seorang ibu yang melarang anaknya.

"Hah ... baiklah."

****
****

Setelah selesai belajar, kini Young-Jo tengah berada di pemandian kerajaan. Ia berendam dan memejamkan matanya agar tubuhnya rileks.

Sudah beberapa hari ini ia tidak keluar dari istana dan bermain dengan anak-anak muda di luar sana. Semua itu karena ia fokus belajar dan berlatih. Ugh, menyebalkan. Istana rasanya sunyi sekali. Entah mengapa ia sulit menemukan hal menyenangkan di istana—kecuali Hwan-Woong, tentu saja.

Young-Jo heran dengan Gun-Hak. Mengapa Gun-Hak bisa betah di istana? Bahkan Young-Jo yakin jika rakyat mereka tidak mengetahui bagaimana wajah Gun-Hak akibat Gun-Hak tak pernah turun ke bawah bahkan hanya sekedar melihat-lihat kondisi kerajaan.

Mungkin saja itu karena Gun-Hak punya pelayan yang dekat seperti Seo-Ho. Pikir Young-Jo. Lagi pula Seo-Ho orangnya memiliki pengetahuan yang luas, jadi enak bila diajak bicara soal apapun sehingga tak membuat Gun-Hak bosan.

Kalau dipikir-pikir juga, Young-Jo tak begitu dekat dengan pelayannya karena Young-Jo sering sekali menghabiskan waktu di luar istana. Tentunya hal itu membuat pelayan dan sang ayah lelah dengan kelakuan Young-Jo.

Tiba-tiba saja sebuah ide terbesit di otak Young-Jo. Membuat ia mengembangkan senyuman.

****
****

"Ayah, aku ingin pelayan baru!"

Raja Kim sedikit membulatkan matanya saat tiba-tiba putra sulungnya itu menghadap padanya dan melontarkan permintaan tersebut.

"Bukankah kau sudah memilikinya?"

"Tidak, tidak. Aku mau tambah satu lagi. Atau ganti saja yang lama dengan yang baru juga boleh."

"Memangnya ada apa dengan pelayanmu yang sekarang?"

"Hm, tidak ada sih. Hanya saja aku merasa kesepian di istana. Lagi pula aku juga tak begitu dekat dengan pelayanku."

"Bukankah kau tinggal pergi keluar jika sedang bosan di istana? Sekalipun kau dilarang, kau akan tetap melakukannya secara diam-diam. Bukankah kau selama ini begitu?"

Young-Jo menunjukkan cengirannya sambil menggaruk kepala. Sepertinya sang ayah sudah hafal dengan kelakuan putra sulungnya itu.

"Hehehe. T-tapi sekarang tidak bisa. Aku akan menghabiskan waktu lebih lama di istana ... mungkin?" jawab Young-Jo dengan ragu.

Sontak Raja Kim memicingkan matanya. "Hm mencurigakan. Kau mau membuat masalah apa lagi, Nak? Aku sudah cukup pusing dengan tingkahmu selama ini."

"Tidak kok! Justru aku ingin menjadi raja Oneus."

"Jadi kau menyumpahiku agar cepat mati?"

"Astaga, Ayah! Bukan begitu. Maksudku aku ingin mempersiapkan diri sebagai penerusmu ..." jawab Young-Jo. Raja Kim tetap menatapnya dengan curiga. "... demi kerajaan kita. Hehe," timpal Young-Jo demi meyakinkan ayahnya.

Raja Kim menghela napas dan menggelengkan kepala. Lalu ia menyuruh Young-Jo keluar dari ruangannya.

"Ayah! Kumohon! Aku akan membuktikan padamu jika aku pantas untuk menjadi penerusmu."

"Iya, menjadi penerusku sedangkan sikapmu sendiri masih seperti anak-anak dan sulit diatur," balas Raja Kim.

Kini dua penjaga datang dan tampak memegangi kedua lengan Young-Jo karena Young-Jo tidak mau keluar dari ruangan Raja.

"Ayah! Kau tidak tahu jika aku bersungguh-sungguh. Ayah! Raja Kim!!" seru Young-Jo ketika dua penjaga itu mulai menyeretnya keluar.

"YANG MULIA RAJA KIM!!! KUMOHON!! AKU MENYESAL MENJADI ANAK NAKAL!! HEYY!!! RAJA KIM!! AYAH!! AKU INI ANAKMU! PENERUS—"

Ucapan Young-Jo terputus ketika kedua penjaga itu berhasil mengeluarkan Young-Jo dan menutup pintu.

"Astaga anak itu. Apa selama ini para pengasuh salah memberinya makan?" gumam Raja Kim sambil memijat pangkal hidungnya.

Sedangkan di luar, Young-Jo memasang ekspresi kesal.

"Ck, lepaskan! Aku bisa jalan sendiri!" bentak Young-Jo sambil menghempaskan lengannya yang dipegangi kedua penjaga itu.

"Maaf, Pangeran." Kedua penjaga itu menunduk. Young-Jo tetap mencebikkan bibirnya pertanda kesal. Lalu ia berjalan pergi dari situ. Sesekali ia menendang tembok di sampingnya untuk melampiaskan kekesalannya. Tapi akhirnya dia pula yang kesakitan.

"Aww sakit. Ah, dasar tembok sialan! Sama menyebalkannya seperti orang tua itu. Ck, sudahlah."

To Be Continued....

Crown Prince •ONEUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang