Kepingan 8

1.1K 218 15
                                    

⚠Cerita ini murni karangan penulis tanpa ada keterkaitan dengan artis yang digunakan. Terima kasih atas seluruh dukungan terhadap cerita ini. Love you guys! Happy reading⚠

Maaf kalo ada typo😔

_______

"Pangeran, Anda diajak berlatih pedang oleh Pangeran Young-Jo," ujar Seo-Ho menyampaikan pesan pada Gun-Hak.

Lantas Gun-Hak menaikkan sebelah alisnya. "Hm? Hyung mengajak berlatih pedang? Tumben sekali."

"Entahlah, tapi wajahnya tadi terlihat kurang baik. Tampaknya dia sedang kesal atau semacamnya."

"Benarkah? Hm, baiklah."

****

"Hyung!" panggil Gun-Hak. Young-Jo menoleh dengan napas terengah dan tatapan tajam. Sepertinya Young-Jo baru saja berlatih dengan seorang prajurit hingga prajurit itu tumbang di hadapannya.

Young-Jo menyeringai ketika Gun-Hak datang. "Cepat pakai armormu. Ayo kita berlatih pedang, Yang Mulia Pangeran Gun-Hak."

Gun-Hak mengerutkan dahinya, merasa janggal pada sikap kakaknya itu. Lalu dengan ragu-ragu Gun-Hak memakai armornya dan mulai bersiap untuk berlatih.

Young-Jo dan Gun-Hak pun memulai pertarungan pedang di tengah sana. Namun, tanpa disangka rupanya Young-Jo menyerang Gun-Hak habis-habisan. Seakan itu adalah pertarungan pedang sungguhan.

Setelah beberapa menit, Gun-Hak tumbang. Namun Young-Jo tetap ingin menyerangnya sebelum akhirnya dihentikan oleh Seo-Ho dan beberapa pengawal yang berjaga di sekitar mereka.

"Pangeran Young-Jo, hentikan! Pangeran Gun-Hak sudah kalah!" seru Seo-Ho sambil menarik tubuh Young-Jo.

Lantas Young-Jo melepaskan pedangnya. "Sudah kubilang. Aku pemenangnya. Bukankah sudah seharusnya begitu?" gumam Young-Jo sambil menatap kedua tangannya.

Young-Jo menghembuskan napas lalu berjalan mendekati adiknya. Ia mengulurkan tangannya pada Gun-Hak.

Gun-Hak menerima uluran itu dan bangkit. "Kau hampir saja membunuhku, Hyung."

Young-Jo tersenyum kecut. "Maaf. Aku terbawa emosi."

"Apa yang membuatmu begitu?"

Young-Jo menatap Gun-Hak sejenak. Lalu ia tersenyum tipis. "Entahlah. Lupakan saja."

Young-Jo sedikit memukul bahu Gun-Hak lalu berkata, "Kau semakin hebat bisa bertahan sejauh itu saat melawanku. Kalau begitu sampai jumpa." Young-Jo pun pergi bersama pelayannya.

Sedangkan Gun-Hak hanya terdiam menatap punggung kakaknya hingga menghilang dari pandangannya.

"Pangeran baik-baik saja?"

Gun-Hak sedikit terkejut saat mendengar suara yang tak asing baginya. Ia pun menoleh dan mendapati Hwan-Woong berdiri di sebelahnya.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Gun-Hak.

"Aku sudah berada di sini sejak tadi. Awalnya aku dan Xion hanya berkeliling istana, tapi aku melihat pangeran di sini. Jadinya aku memutuskan untuk singgah menyaksikan kalian."

"Jadi kau menyaksikan semuanya?" tanya Gun-Hak sekali lagi. Ia sempat melirik ke arah Xion yang berada tepat di samping Hwan-Woong.

Hwan-Woong pun mengangguk. Itu artinya Xion juga turut menyaksikan bagaimana Gun-Hak dikalahkan oleh Young-Jo.

'Ini memalukan.' batin Gun-Hak.

Akhirnya Gun-Hak pamit untuk kembali ke ruangannya.

****
****

Hari itu Young-Jo hanya berdiam diri di kamarnya. Meneguk beberapa minuman keras atau sesekali menatap keluar jendela.

"Pft. Mengapa aku jadi melankolis begini," desis Young-Jo sambil memandangin hamparan langit lewat jendela.

Sejak kemarin dirinya menjadi uring-uringan karena perkataan seseorang, yaitu ayahnya.

Sebelumnya Young-Jo sempat menghadap kembali ke ayahnya untuk mengatakan bahwa ia bersungguh-sungguh untuk menjadi putra mahkota. Namun tampaknya sang ayah tak lagi mempercayainya hingga meremehkannya. Bahkan ia membandingkan dirinya dengan Gun-Hak.

Lalu bagaimana perasaan Young-Jo saat ayahnya bersikap demikian?

Kesal? Itu pasti.
Marah? Sangat.

Ia tahu semuanya bermula dari dirinya. Young-Jo akui dirinya memang sulit diatur, keras kepala, sering membuat masalah. Tapi kini ia berniat membereskan itu semua.

Namun nampaknya sang ayah tak mempercayainya. Young-Jo tak pernah merasakan perasaan marah bercampur sedih separah ini.

Akhirnya Young-Jo melampiaskan emosinya dengan hampir melukai adiknya sendiri saat di arena pertarungan kemarin.

Dan sekarang ia melampiaskannya pada botol-botol berisi minuman keras di hadapannya.

Young-Jo menunduk dan tersenyum miris. "Sepertinya aku memang pecundang. ARGH!!" Ia melempar botol di hadapannya hingga pecah.

Sontak pelayannya menghampiri Young-Jo dengan khawatir.

"Jangan sentuh aku. Pergi. Tinggalkan aku sendiri."

"T-tapi Pangeran, Anda mabuk ..."

"KUBILANG PERGI!!"

Akhirnya sang pelayan memilih keluar dari ruangan Young-Jo setelah Young-Jo membentaknya. Ia pun pergi ke tempat Raja Kim untuk melaporkan kejadian tersebut.

To Be Continued....

Crown Prince •ONEUS•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang