Bagian 5

48.1K 2.4K 72
                                    

Hari ini adalah hari yang di nantikan dan hari kebahagiaan Aditya dan Fanya.

Banyak tamu undangan yang datang karena acara pernikahan ini digelar dengan mewah.

Setelah selesai resepsi pernikahan, hari sudah menunjukkan jam 12 malam, semuanya harus beristirahat, untung besok minggu jadi tidak harus Ara dan Brian bangun pagi.

"Ara kamu langsung tidur ya, papa sama mama mau istirahat, kamu juga Ian," ucap Aditya.

"Iya Pa, Ara juga capek banget, Ara langsung ke kamar ya Pa, ma,"pamit Ara pada Aditya dan Fanya.

Ara langsung menuju ke kamarnya untuk tidur.

"Ian kamu juga harus istirahat sekarang," ucap Aditya.

"Iya om ehh papa," ucap Brian sambil senyum.

Brian juga pergi masuk ke kamarnya, yang bersebelahan dengan kamar Ara.

***

Pukul 07.00 Ara masih terlelap tiba-tiba ada yang mengusik mimpi indah nya.

"Ara masih ngantuk Paa," ucap Ara dengan mata yang masih tertutup.

"Ara kamu bangun dulu, mandi, terus sarapan, kita akan pergi ke rumah mama," ucap Fanya sambil mengelus rambut Ara.

"Ehh Mama, Ara kirain papa, kita ngapain kerumah mama," tanya Ara bangun dari tidurnya.

"Ada barang Brian yang ketinggalan, sekalian liat rumah mama, kalo kamu mau kita tinggal di sana aja," jawab Fanya.

"Enggak deh ma, kita tinggal disini aja, Ara gak mau pindah," ucap Ara.

Fanya terkekeh melihat tingkah Ara yang tidak mau sama sekali untuk tinggal dirumahnya.

"Ara mama mohon kamu terima Brian ya sebagai kakak kamu,"

"Kalau itu mama tenang aja, Ara udah terima kak Brian kok jadi kakak Ara, tapi Ara juga mau kak Brian seperti dulu sama Ara," ucap Ara.

Benar, Ara sudah menerima Brian menjadi kakaknya, karena bagaimanapun Brian adalah kakak tirinya sekarang.

"Makasih ya, Brian juga udah janji sama mama dia akan jadi kakak yang baik buat kamu,"

"Iya mama, Ara mandi dulu ma," ucap Ara mencium pipi Fanya dan setelah itu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya sedangkan Fanya tersenyum karena Ara yang tiba-tiba mencium pipinya.

Setelah Ara masuk ke kamar mandi Fanya keluar dari kamar Ara menuju ruang makan.

Di ruang makan sudah ada Aditya dan Brian yang sedang menunggu Fanya dan Ara.

"Ara udah bangun Fa?" tanya aditya.

"Sudah mas, dia lagi mandi," jawab Fanya.

"Kita tungguin Ara dulu," ucap Aditya
dan di angguki oleh Fanya dan Brian.

Tidak lama setelah itu, Ara datang menghampiri keluarga yang ada di meja makan.

"Morning," sapa Ara pada papa, mama dan kakak tirinya.

"Morning Ara," jawab mereka serentak.

Ara langsung duduk di sebelah Brian, dan mereka mulai memakan sarapannya dengan tenang.

Setelah selesai sarapan Ara dan keluarga barunya berangkat menuju rumah Fanya.

Jarak antara rumah Ara dan rumah Fanya memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

Sesampainya di rumah Fanya, Brian langsung masuk kedalam rumah dan masuk ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya yang ketinggalan.

Sedangkan Ara pergi berkeliling rumah Fanya untuk melihat-lihat rumahnya.

Aditya dan Fanya duduk di ruang keluarga rumah Fanya untuk menunggu Brian mengemasi barang-barangnya.

Setelah melihat-lihat rumah Fanya, Ara bergabung untuk duduk bersama papanya di ruang keluarga.

"Rumah mama bagus, besar juga, ada kolam dan tamannya juga" ucap Ara memuji rumah Fanya.

"Ara mau kita tinggal disini?" tanya Fanya pada Ara.

"Enggak mau ma, bagusan rumah Ara, walaupun gak sebesar rumah mama tapi rumah Ara lebih nyaman disana," ucap Ara menolak tawaran mama tirinya.

"Ara gak bakal mau Fa, dia udah nyaman banget dirumahnya," ucap Aditya pada istrinya.

Tidak lama setelah mereka mengobrol, Brian datang dan duduk di sebelah Ara.

Brian sekarang sedang mendekatkan diri dengan Ara, ia tidak mau mama dan papanya sedih karena Ara belum bisa menerima dirinya.

"Udah semuanya nak?" tanya Fanya pada Brian.

"Udah ma, tinggal bawa ke mobil aja lagi," jawab Brian.

"Papa minta sama kamu Ian kamu jaga Ara seperti papa jaga dia," ucap Aditya pada Brian.

"Iya Ian, kamu harus jadi kakak yang baik buat Ara," ucap Fanya.

"Tanpa papa sama mama suruh pun Ian akan jaga Ara, karena sekarang Ara bukan hanya tanggung jawab papa, tapi juga tanggung jawab Ian sama mama," ucap Brian.

Brian tau betul Aditya sangat menyayangi Ara, begitu juga dengan dirinya suatu saat nanti, ia akan menyayangi Ara seperti adeknya sendiri.

"Makasih papa, mama Ara sayang kalian," ucap Ara sambil memeluk Aditya dan Fanya.

"Makasih kak Ian," ucap Ara pada Brian yang sebenarnya Ara sangat canggung untuk memanggil kata-kata kak Ian pada Brian, tetapi Ara harus mencoba dan membiasakannya.

Brian yang mendengar Ara memanggilnya dengan sebutan kak Ian pun merasa senang, karena Brian pikir Ara sudah bisa menerimanya atau walaupun belum bisa menerima nya, seenggaknya Ara sudah bisa membiasakan memanggilnya begitu walaupun hanya saat bersama mama dan papanya.

TBC

Salam sayang

Cahya Ramadanti

ArkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang