Bagian 13

37.7K 2K 104
                                    

Saat di perjalanan dan sampai di rumah, Brian tetap mendiami Ara. Bukan karena apa-apa hanya saja Aditya pernah berpesan kepada Brian supaya Ara tidak telat untuk makan.

Karena setelah adanya Brian dan Fanya, tanggung jawab Ara bukan hanya ada pada Aditya melainkan pada Brian dan Fanya juga.

Begitupun sebaliknya, sekarang Brian bukan hanya tanggung jawab Fanya melainkan tanggung jawab Aditya juga.

"Kak maafin Ara," ucap Ara saat Brian jalan mendahuluinya masuk kedalam rumah.

Sampainya di dalam rumah, Brian langsung saja masuk kedalam kamarnya tanpa menoleh sedikitpun kepada Fanya.

"Ian ada apa?" ucapan Fanya membuat Brian menghentikan langkahnya menoleh kepada Fanya.

"Tanya aja sama anak mama," ucap Brian dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa Ra?" tanya Fanya pada Ara.

"Kak Ian marah sama Ara ma, karena tadi Ara lupa beli makanan sebelum ke rumah Aletha," ucap Ara.

"Sekarang Ara langsung makan ya? Takutnya nanti Ara sakit, papa udah bilang sama mama dan Brian supaya Ara enggak telat makan," ucap Fanya pada Ara.

"Kak Ian biasanya marahnya lama enggak ma?" ucap Ara saat di meja makan.

"Biasanya enggak, paling sebentar lagi udah baik-baik aja," ucap Fanya.

"Brian itu kalau udah sayang sama seseorang dia akan jagain dan akan melindungi orang itu banget Ra, dia khawatir kalau terjadi apa-apa sama orang yang dia sayang,"

"Mungkin kak Ian kayak gitu sama kamu karena dia sayang banget sama kamu, dia khawatir kamu kenapa-kenapa, kamu beruntung Ra kamu cewek pertama yang dapat perhatian lebih dari Brian, mama sebelumnya enggak pernah lihat dia seperti ini," jelas Fanya.

"Ara juga ngerasa beruntung punya kakak seperti kak Ian, ya walaupun awalnya Ara enggak suka banget sama kak Ian," ucap Ara merasa beruntung mempunyai kakak seperti Brian.

"Wajar kamu awalnya enggak suka sama Ian, tapi setelah kamu kenal dekat sama Ian kamu akan tau gimana aslinya Ian,"

"Iya ma, oh iya ma Ara mau nanya pendapat mama," ucap Ara.

"Nanya apa Ra?" Tanya Fanya penasaran.

"Sebenarnya Ara ragu ma, tapi Ara penasaran dan kangen juga sama dia," ucap Ara.

"Maksud kamu dia siapa Ra? Mama enggak ngerti," ucap Fanya bingung.

"Menurut mama, papa bolehin Ara ketemu sama kakak kandung Ara enggak ma? Yang di foto depan ma," tanya Ara.

"Kenapa enggak? Setau mama papa enggak pernah ngelarang kamu buat ketemu sama kakak kamu bahkan sama mama kandung kamu,"

"Tapi masalahnya Ara belum pernah nanya sama papa tentang kakak kandung Ara ma, jangankan tau keberadaannya, tau namanya aja enggak, kalau soal mama kandung Ara enggak terlalu pikirin, enggak ketemu enggak apa-apa,"

"Kenapa enggak mau ketemu sama mama kandung kamu? Kenapa kamu enggak pernah nanya sama papa?"

"Enggak tau ma, Ara dulu enggak kepikiran buat ketemu sama kakak kandung Ara, sekarang aja Ara mau ketemu dia,"

"Coba kamu tanya sama papa Ra, kalau mama enggak salah namanya Arka, tapi coba tanya sama papa kamu," ucap Fanya. Fanya memang mengetahui tentang Arka karena Fanya sudah lama bekerja di kantor Aditya dan juga pernah Aditya menceritakan nya kepada Fanya.

ArkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang