Bagian 17

36.4K 1.8K 36
                                    

Pulang dari tanding basket tadi Arka langsung pulang kerumahnya dan melihat adik kecilnya bermain boneka.

Dia adalah Aileen Evilia Beech anak dari Adelina dan Marvel papa tiri Arka.

"Hai princess," sapa Arka pada Aileen dan langsung memeluk Aileen. Arka sangat menyayangi adik kecilnya ini, walaupun saat ini ia sedang marah kepada mamanya.

"Menang dong, kan Ayin bilang kakak harus menang," jawab Arka dengan bangganya.

"Kakak Ayin memang hebat, Ayin bangga punya kakak kayak kak Arka," ucap Aileen senang.

"Ayin main di sini dulu ya, kakak mau mandi," ucap Arka

"Iya kak," ucap Aileen dan memainkan bonekanya lagi.

"Kakak ke kamar dulu ya," ucap Arka dan mencium pipi Aileen.

Sampainya Arka di kamar ia langsung mandi untuk membersihkan dirinya yang dipenuhi keringat.

Setelah selesai mandi Arka duduk di balkon kamarnya dan memperhatikan foto Ara yang diam diam ia ambil seminggu yang lalu.


"Maaf dek, kakak belum punya keberanian buat bilang langsung sama kamu kalau kakak kakak kandung kamu," ucap Arka dan terus memperhatikan foto Ara.

"Arka," panggil Adelina saat masuk kedalam kamar Arka.

"Hm?" tanya Arka. Arka masih belum bisa memaafkan mamanya yang menyembunyikan semua ini darinya.

"Gimana tadi tanding basketnya? Menang?" tanya Adelina kepada Arka.

"Ya," jawab Arka singkat.

"Maafin mama, maafin mama udah menyembunyikan ini semua dari kamu, mama tau mama salah tapi enggak seharusnya kamu tau tentang papa kandung kamu, apa masih kurang semua yang mama sama papa marvel berikan semua ini sama kamu? Sampai harus kamu tau tentang pria brengsek itu?"

"Termasuk menyembunyikan tentang adek kandung Arka? Mama boleh pisah sama papa, mama bileh benci sama papa dan mama juga boleh bilang sama semua orang kalau papa Marvel papa kandung Arka, tapi itu enggak menutup kenyataan kalau Arka anak tiri papa Marvel, Ara adek kandung Ara, dan ARA ANAK KANDUNG MAMA,"

"Mama bilang papa kandung Arka brengsek? Yang brengsek papa atau mama? Mama egois, mama lebih mementingkan diri mama sendiri dibandingkan anak-anak mama,"

"Pantasan Ara enggak mau ketemu sama mama dan sayang banget sama tante Fanya melebihi sayang sama mama kandungnya sendiri dan selalu membanggakan tante Fanya,"

"Mama mau ketemu sama Ara," ucap Adelina tiba-tiba.

"Kenapa mama mau ketemu sama Ara? Mama takut tersaingi sama tante Fanya?"

"Asal kamu tau, dia wanita yang buat keluarga kita hancur! Dan sekarang mama enggak mau Ara hidup dengan wanita seperti dia," ucap Adelina dan keluar begitu saja dari dalam kamar Arka.

Arka terdiam sesaat setelah mendengar penuturan Adelina bahwa mama tiri Ara adalah orang yang membuat keluarganya hancur tetapi kenapa seolah-olah keluarga Ara bahagia setelah kedatangan Fanya.

•••

Pagi harinya Ara terbangun dari tidurnya karena bunyi alarm yang ada di meja sebelah tempat tidurnya.

Setelah itu Ara segera turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya untuk mandi. Setelah selesai mandi Ara segera bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

Ara keluar dari kamarnya dan segera turun untuk sarapan bersama keluarganya.

Ohh iya gue kan lagi ngambek kemaren, lanjut ngambek aja ahh-ucap Ara dalam hati.

Ara duduk di samping Brian tanpa bicara sedikitpun, Ara pikir keluarga akan membujuknya ternyata tidak sama sekali.

"Ma, pa Ian berangkat dulu ya," pamit Brian dan menyalami orangtuanya.

"Iya hati hati," ucap Fanya dan Aditya.

Setelah itu Brian langsung keluar dari rumah dan berangkat dengan motor sport nya.

Gue di tinggal? Terus gue pergi sekolah sama siapa?-ucap Ara dalam hati.

"Fa, aku pergi kerja dulu ya, buru-buru soalnya ada meeting jam 07.30," ucap Aditya.

"Iya mas hati hati ya," ucap Fanya dan menyalami Aditya setelah itu Aditya langsung pergi tanpa mempedulikan Ara.

Papa juga kenapa gak pamit sama gue? Antarin gue kesekolah kek, kan gue di tinggal kak Ian-batin Ara lagi.

Setelah Aditya pergi Fanya pergi ke kamarnya nya tanpa mempedulikan Ara.

"Kenapa semua orang gak peduli sama gue? Gue yang ngambek, mereka juga ikutan ngambek,"ucap Ara kesal.

"Bodo ahh, ngapain juga gue pikirin, gue berangkat sekolah aja," ucap Ara dan kaluar rumah.

"Gue berangkat pake apa ya? Apa minta tolong sama mama aja? Tapi enggak mungkin, mereka aja enggak peduli sama gue," ucap Ara sendiri.

"Supir gue kan ada, kenapa lo bego banget sih Ra, supir sendiri lo lupain," ucap Ara dan mencari supirnya.

"Supir di cariin juga kemana lagi," ucap Ara kesal.

"Gue pesan taxi online aja kali ya," ucap Ara dan langsung memesan dari ponselnya. Tidak lama setelah memesan taxi online, taxinya pun datang.

Ara langsung masuk kedalam mobil dan menyuruh supir itu untuk cepat membawa mobilnya karna Ara sudah telat.

Setelah sampai di sekolah Ara kaluar dari mobil dan menuju ke gerbang sekolah.

"Yahh gue telat lagi, gimana ya," ucap Ara sendiri saat melihat gerbang sekolahnya sudah tertutup rapat.

"Pak bukain ya, nanti Ara beliin makanan dehh, Ara janji," ucap Ara pada satpam sekolahnya.

"Aduh neng bapak gak bisa, kamu kenapa bisa telat sih," ucap satpam tersebut.

Tiba-tiba ada seorang guru yang datang ke gerbang tersebut.

"Kamu kenapa telat?" marah guru itu, Ara tidak mengenalnya, mungkin guru BK, Ara tidak pernah masuk BK sebelumnya.

"Maaf bu, saya kesiangan," ucap Ara berbohong.

"Sekarang lari 10 putaran," ucap guru itu.

"Ba..baik bu," ucap Ara dan langsung menjalankan hukumannya.

Setelah menjalankan hukumannya itu, Ara langsung ke kelas karna capek dan lapar.

"Hufttt,," ucap Ara dan duduk di kursinya.

"Kalian tau enggak, gue habis lari 10 putaran, kalian bayangin aja panas-panasan gini gue di suruh  lari, capek banget gue," ucap Ara kepada sahabatnya.

"Tha, na ke kantin yuk, gue lapar nih," ucap Zolla dan pergi ke kantin bersama Ana dan Aletha.

Mereka kenapa juga?-batin Ara.

Kenapa semua orang diamin gue kek gini sih, tadi papa, mama, kak Ian, sekarang sahabat gue-ucap Ara dalam hati.

TBC

Salam sayang

Cahya Ramadanti

ArkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang