Malam harinya Ara, Arka, Brian dan juga sahabat sahabatnya duduk di luar villa menikmati dinginnya malam.
"Besok kita kemana?" tanya Gilang.
"Besok kita ke kebun teh gimana?" ucap Arka.
"Enggak terlalu buruk," ucap Kenzo.
"Enak ya udara disini," ucap Gilang.
"Iya enggak ada polusi, hening, damai enak deh pokoknya," ucap Ana.
Setelah lama diluar villa mereka memutuskan untuk masuk ke kamar karna udaranya sudah sangat dingin.
***
Pagi harinya sesuai janji Arka, mereka pergi ke kebun teh.
Sampainya di kebun teh mereka semua terpanah melihat pemandangan yang ada di sekitar kebun teh.
"Wahhh pemandangannya bagus bangettt," ucap Aletha.
"Iya Tha enggak sia-sia kita kesini," ucap Ara.
"Kalian pada mau naik kuda nggak?" tanya Arka.
"Mau Ka, kudanya dimana?" tanya Fathan antusias karna memang Fathan sangat suka berkuda.
"Tu di sana, ada yang sewain kuda," ucap Arka.
"Gue kesana dulu ya," ucap Fathan dan lari kearah yang d tunjuk Arka tadi dan juga di susul juga oleh mereka, kecuali Arka, Brian, Ara, dan Alvaro.
"Yan lo gak kesana juga?" tanya Alvaro.
"Iya gue juga mau kesana, ayo Ra!" ucap Brian.
"Yan gue sama Ara enggak kesana, gue mau ngomong dulu sama Ara," ucap Arka.
"Yaudah gue nyusul mereka dulu," ucap Brian dan berlari menyusul sahabat-sahabatnya diikuti oleh Alvaro. Setelah mereka pergi untuk berkuda tinggal lah Arka dan Ara disana
"Lo tau gue takut sama kuda?" tanya Ara dan di angguki oleh Arka.
"Papa yang bilang kalau lo takut sama kuda,"
"Kapan?"
"Sebelum kita berangkat kesini,"
"Lo mau kesana?" ucap Arka dan menunjuk sebuah rumah pohon yang tidak terlalu besar.
"Ayo kak! Udah lama gue pengen banget punya rumah pohon dirumah,"
"Kalau lo mau kenapa enggak minta sama papa?"
"Karena gue sendiri, enggak asik punya rumah pohon sendiri, maunya punya sama teman tapi gue enggak punya teman yang dari kecil,"
"Cepat kak!" ucap Ara dan berlari kearah rumah pohon itu.
Brug!!!
Tiba-tiba saja kaki Ara kepeleset dan terjatuh mengakibatkan kepalanya terbentur ke batu besar. Kepala Ara mengeluarkan banyak darah yang membuat Arka khawatir.
"Araa," teriak Arka dan segera menyusul Ara.
Arka langsung menelfon ambulan untuk membawa Ara ke rumah sakit supaya mendapat pertolongan.
Sampainya dirumah sakit terdekat Ara langsung di periksa dokter, sedangkan Arka menghubungi Aditya, Fanya, dan juga Adelina untuk segere ke rumah sakit tidak lupa ia juga menghubungi Brian.
Tidak lama menunggu Brian dan sahabatnya sampai di rumah sakit tersebut.
"Ka gimana keadaan Ara?" ucap Brian panik.
"Gue juga gak tau, Ara lagi di tangani dokter," ucap Arka yang tidak kalah khawatir.
Bagi Arka saat ini Ara adalah sebagian dari hidupnya, ia tidak bisa melihat Ara dalam keadaan seperti ini, jika bisa ia akan menggantikan posisi Ara saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkara
Novela JuvenilPerpisahan orang tua adalah hal yang paling menyakitkan bagi setiap anak, begitu juga yang dirasakan oleh Aldara Elina Rafandra. Perpisahan orang tuanya membuat Ara terpisah dengan mama dan juga kakaknya. Dan semenjak itulah Ara tidak pernah mendapa...