Setelah Arka dan sahabatnya pulang, Brian dan sahabatnya juga berniat untuk pulang, begitu juga dengan Ara dan sahabatnya.
Aletha, Zolla dan sahabat Brian sudah pulang duluan, sekarang tinggal Ara, Ana dan Brian di parkiran ingin pulang.
Mungkin sekarang gue ngomong sama Ara, kalo besok pasti ada Aletha sama Zolla-batin Ana.
"Ra lo pulang bareng gue aja gimana? gue mau ngomong sama lo berdua," ucap Ana.
"Lo mau ngomong apa Na?" tanya Ara.
"Nanti lo juga tau, sana lo izin dulu sama kakak lo," ucap Ana dan mendorong Ara ke arah Brian.
"Kak Ian aku pulang bareng Ana ya?" ucap Ara.
"Kenapa gitu? Sama kakak aja Ra, udah sore nih," ucap Brian.
"Ada yang mau Ana omongin berdua sama Ara kak, boleh ya?" ucap Ara
"Yaudah deh enggak apa-apa, jangan lama-lama," ucap Brian dan langsung pulang.
"Ngomongin apa Na?" tanya Ara penasaran.
"Nanti lo juga tau," ucap Ana dan masuk kedalam mobil ana di ikuti oleh Ara.
"Pak ke cafe xx dulu ya," ucap Ana pada supirnya.
"Baik non," ucap supir Ana dan langsung menjalankan mobilnya ke tempat yang di sebukan Ana.
Setelah sampai di cafe xx ana dan Ara langsung duduk di kursi yang kosong.
"Na lo mau ngomong apa sih, penasaran gue dari tadi," ucap Ara.
"Pesan minum dulu Ra," ucap Ana dan memanggil pelayan.
"Gue mau jus strawberry lo apa Ra?" tanya Ana
"Samain aja," ucap Ara.
"Jus strawberry 2 ya mbak," ucap Ana diangguki oleh pelayan itu.
Setelah pelayan itu pergi, Ana langsung bicara pada Ara tentang Arka.
"Jadi gini Ra, lo tau kan gue suka sama kak Arka?" ucap Ana.
"Iya gue tau kok, memang kenapa Na?" tanya Ara.
"Gue cemburu liat lo deket sama dia Ra, dia perhatian sama lo, peduli sama lo," jelas Ana dam membuat Ara tertawa, bisa bisanya sahabatnya ini cemburu dengan dirinya.
"Permisi ini minumannya," ucap pelayan tadi.
"Makasih ya mbak," ucap Ana dan Ara bersamaan.
Setelah pelayan itu pergi, Ana dan Ara meminum jusnya dan melanjutkan kembali obrolannya.
"Gue serius Ra," ucap Ana karna kesal melihat Ara tertawa.
"Lo enggak usah cemburu sama gue, gue enggak bakal ambil kak Arka dari lo, jadi lo tenang aja," ucap Ara santai.
"Tapi dia peduli banget sama lo Ra, sampai-sampai dia pegang tangan lo tadi, panggilnya aku kamu lagi," ucap Ana.
Gue juga enggak tau Na, dia bisa perhatian banget sama gue, tapi dengan sifat dia kayak gitu sama gue buat gue tenang Na, maafin gue-batin Ara.
"Mungkin itu kebetulan Na, lo jangan mikir yang nggak nggak tentang gue, intinya gue enggak akan ambil kak Arka dari lo, lo tenang aja," ucap Ara.
"Lo harus perjuangin cinta lo sama kak Arka jangan pernah lo mikir kak Arka suka sama gue begitu pun sebaliknya," ucap Ara lagi.
"Iya Ra maafin gue ya, gue cemburu aja liat lo sama kak Arka," ucap Ana menyesal.
"Enggak apa-apa Na, gue enggak bakal ambil Arka dari lo, gue juga enggak mau persahabatan kita hancur karna cowok," ucap Ara.
"Iya Ra gue juga gak mau persahabatan kita hancur, karena itu gue omongin sama lo," ucap Ana.
"Kita pulang sekarang gimana Na? Lo antar gue kan? Nanti kalau kemalaman takutnya papa sama mama gue khawatir," ucap Ara.
"Gue bayar dulu," ucap Ana dan membayar minumannya setelah itu mereka pulang, Ana mengantar Ara pulang dulu baru ia pulang.
Setelah di antar oleh Ana pulang, Ara langsung kekamarnya untuk mandi dan ikut makan malam bersama keluarganya. Setelah makan Ara dan keluarga nya duduk di ruang keluarga.
"Kenapa pulang nya malam Ra?" tanya Aditya.
"Tadi Ara ke cafe xx dulu pa, Ara udah izin kok sama kak Ian, kak Ian enggak bilang ke papa ya?" tanya Ara pada Brian, ia takut nanti Brian tidak bilang kepada papanya.
"Kakak bilang kok Ra," ucap Brian.
"Iya tadi di bilangin Ian kok," ucap Aditya.
"Tadi pulang sama siapa Ra?" tanya Fanya.
"Di antar Ana ma," ucap Fanya.
"Ian gimana tanding tadi? Menang kan?" tanya Fanya, Fanya sudah yakin anaknya menang karna Brian jago basket.
"Kalah ma," ucap Brian sedih.
"Kenapa kalah Ian?" tanya Aditya.
"Kapten basket SMA garuda jago banget pa, kapten baru kayak nya," ucap Brian
"Kak Arka itu jago banget main basketnya pa, ma, padahal mereka enggak pernah latihan, kak Ian lawan dia enggak ada apa-apanya," ucap Ara memuji Arka dan membuat Brian kesal.
"Banggain aja terus, Ara lagi PDKT tuh pa ma sama si Arka Arka itu," ucap Brian juga mencandai Ara.
"Anak mama lagi PDKT nihh," goda Fanya.
"Nggak mama, Ara enggak ada PDKT sama dia," ucap Ara.
"Anak papa udah besar udah cinta cintaan aja," goda Aditya juga.
"Ihh mamaaaa papaa, kak Ian jangan di dengerin hoax tau," kesal Ara.
"Kalau iya bilang aja Ara sayanggg," ucap Brian yang membuat Ara tambah kesal.
Niatnya mau kerjain kak Ian, ehh malah dikerjain balik, dasar kakak rese-batin Ara sebal.
"Ara ke kamar duluu, badmood disini karena kak Ian," ucap Ara dan pergi ke kamarnya.
"Dasar ngambekan," teriak Brian dan kedengaran oleh Ara tapi Ara tidak mempedulikannya dan masuk kedalam kamarnya.
Setelah Ara pergi Aditya, Fanya, dan Brian tertawa.
"Kamu suka banget godain adek kamu Ian," ucap Fanya.
"Hehehe maaf ma, lagian dia banggain Arka terus,"ucap Brian
"Memangnya mereka sedekat apa Ian?"tanya Aditya.
"Gimana ya pa, Ian sendiri juga bingung, tapi Arka memang peduli dan perhatian banget sama Ara pa, kalau di perhatiin mereka ada hubungan," ucap Brian.
"Apa dia Arka anak kamu mas?" tanya Fanya.
"Aku juga enggak tau Fa, Adelina melarang aku ketemu sama Arka, bahkan setelah kita cerai Adelina bawa Arka pergi," ucap Aditya.
"Kalau memang kayak gitu enggak mungkin tante Adelina kasih tau tentang papa bahkan tentang Ara pa, Kalau ian enggak salah di nama Arka bukan marga Rafandra pa," ucap Brian.
"Iya mas, lagian kalau di awal Adelina enggak ngasih tau Arka, enggak mungkin Arka tau tentang papa dan juga adeknya," ucap Fanya.
"Iya tapi Ara pengen banget ketemu sama kakaknya," ucap Fanya.
"Kalau memang takdir Ara dan Arka kakaknya ketemu pasti ketemu kok Pa," ucap Brian.
TBC
Salam Sayang
Cahya Ramadanti
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkara
Teen FictionPerpisahan orang tua adalah hal yang paling menyakitkan bagi setiap anak, begitu juga yang dirasakan oleh Aldara Elina Rafandra. Perpisahan orang tuanya membuat Ara terpisah dengan mama dan juga kakaknya. Dan semenjak itulah Ara tidak pernah mendapa...