2 ▪︎ Sumpah yang terkabul

1.6K 406 84
                                    

"Selamat pagi anak-anak." sapa pak pratama selaku kepala sekolah.

"Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh murid baru yang telah memilih sekolah ini menjadi tempat belajar untuk kalian."

Para murid pun membalas sambutan pak pratama dengan penuh bahagia satu sama lain.

"Bapak ingin memperkenalkan kepada kalian semua, guru baru yang akan mengabdi disekolah kita ini. Menggantikan pak cipto yang sudah pensiun, silahkan pak!" ucap pak kepala sekolah.

Laki-laki itu memakai kemeja biru dongker, sangat rapi hingga terlihat perfeksionis. Wajahnya maskulin dan suaranya yang serak halus berhasil membuat para kaum hawa histeris sejadi - jadinya.

Ava hanya berdecak kagum memandangi samar dari barisan tengah. Hatinya juga tak kalah histeris dengan siswi lainnya. Tapi ia pandai dalam menyimpan euforia hatinya yang melonjak-lonjak.

"Selamat pagi!" Sapa pria bersuara serak halus itu.

"Pagi pak!!!!" Sapa semua murid Sma Alfa dengan antusias.

"Perkenalkan nama saya abinara milson. Lulusan tahun ini dari salah satu universitas dijakarta. Saya mengajarkan mata pelajaran kesenian menggantikan guru sebelumnya, juga eskul musik digantikan oleh saya sendiri sebagai penanggung jawab."

Sepanjang perjalanan menuju kelas seusai upacara, ava masih terus mengingat wajah guru abinara. Seperti adegan slow motion di filem, ava sempat melihat dekat paras tampan abinara sebelum meninggalkan lapangan.

"Sepertinya gue pernah lihat cowok itu tapi dimana ya?" Tiba-tiba ia teringat suatu waktu sekitar enam bulan lalu disebuah cafe tempat ia hangout dengan leon.

"Tu kan bener, dia cowok yang nyanyi di cafe itu." Ia bersikukuh memastikan apa yang dipikirannya adalah benar. Wajah pria itu masih menempel kuat di ingatan ava.

*Flashback enam bulan lalu*

"Dek, lihat deh!" kata ava sambil menunjuk ke panggung kecil cafe.

"Suara cowok itu adem banget ya ditelinga, orangnya juga ganteng. Kayaknya gue suka." Ava berpangku tangan memperhatikan penyanyi cafe itu.

"Jangan ngayal deh kak." ucap leon mengejek kakaknya.

"Itu cowok mana mau sama kak ava, antara langit dan bumi. Kak ava itu cocoknya sama kak reno."

"Udah ya anak kecil." celoteh ava. "Jangan bawa-bawa nama reno, dia udah kelar dari hidup gue."

Ava bergumam kecil. "Reaksi kimia diotak gue sepenuhnya menyukai dia. Bukan karena ramuan guna - guna tapi karena terpana dewa asmara!"

Ava masih saja sibuk memandang manis laki-laki itu.

"Astaga, woii kak!" leon mengibaskan tangan nya kearah wajah ava.

"Udahan dong kak ngehalunya! Hari ini bersambung dulu. Besok dilanjut lagi!"

"Ini pesanan kapan mau dimakan?" leon terlihat sudah tak sabar lagi ingin menyantap burger kesukaannya.

Ava berdiri dari kursinya, mengambil ponselnya dengan buru-buru. Leon mengerutkan keningnya menatap ava curiga.

"Mau ngapain lo kak?"

"Kalau tumbuhan mendapatkan makanan dengan cara fotosintesis, gue mendapatkan dia dengan cara nekat."

Leo  mengerutkan keningnya mendengar petuah biologis kakaknya.

HEARTIESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang