6 ▪︎ Ivan! Teman baru

1.5K 391 66
                                    

Geng klasik WhatsApp Group

Sony_abstrak added mutia_ananda

Mutia_ananda : "Ngapain lo bikin grup segala?"

Sony_abstrak : "Khusus tugas kelompok, namanya geng klasik." 😁😁😁

Sony_abstrak : "Ti, kita kekurangan satu orang lagi untuk tugas kelompok dari pak abinara. Btw pak abi mirip gue ya, ganteng banget uiiii!"

Mutia_ananda added ava_capr

Mutia_ananda : "Idih, pede banget lo. Pak abi mirip lo? Ngimpi..., muka sama rambut lo aja mirip mie instan, kriting."

Sony_abstrak : "Wah, lo keterlaluan ngatain gue mirip mie instan..."

Ava_capr : "Hm, berantem mulu lo pada. jadi gimana? Ngerjain apa tugas kesenian?"

Sony_abstrak : "Besok kita bahas disekolah aja."

Mutia_ananda : "ok!"

Ava_capr : "ok!"

Ava meletakkan ponselnya dikasur, otaknya sibuk memikirkan siapa satu orang lagi mau masuk kelompok mereka.

Tiba-tiba ava teringat Ivan. "Boleh juga tuh anak, lumayan kocak." gumam ava.

Itu artinya di kelompok mereka bakal seru karena ada ivan yang unik walau sedikit telat mikir.

"Tapi gue masih bingung." ucap ava.

"Kelompok gue mau bikin apaan ya tugas kesenian."

Sedetik terlintas tatapan pak abinara dipenghujung pelajaran. Entah kenapa perasaan ava tidak bisa membenci abinara, walaupun hari itu pak abi sudah menegurnya habis-habisan didepan teman sekelasnya.

"Sadar! sadar dong ava!" Gerutu ava sambil menepuk jidatnya.

"Pak abi mana mungkin bisa suka sama lo. Dia itu udah punya pacar! lihat aja perlakuan pak abi hari ini sama lo!"

"Apa spesial nya si lo va?" Gerutu ava terus menerus.

Pertanyaan - pertanyaan itu sibuk menggerogoti pikiran ava. Ia menoleh ke meja belajarnya yang bercorak putih lalu menuangkan seluruh perasaan nya di "Diary ava"

"Alasan aku mengapa senang denganmu, mungkin karena aku jatuh cinta. Tatapan mu hari ini dan caramu memarahiku, ketahuilah bahwa aku senang menerimanya. Rasaku tidak bisa ku kendalikan, aku belum paham bagaimana cara menyembunyikannya. Aku sadar, kau tidak akan pernah melirik ku . Aku yang sungguh keterlaluan membangun khayalan seolah - olah kau tertarik padaku. Hatiku bersikukuh ingin mengutarakan bahwa kamu kebenaran yang datang untuk membuatku bahagia. Aku pun belum tau, apakah nantinya aku akan lelah dengan penantian tanpa kejelasan. Apakah aku sanggup melihat mu setiap hari disekolah? Memandangimu yang terus berdiri didepanku? Aku pun belum tau."

HEARTIESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang