Virgin

5.3K 517 69
                                    

Sifra Lee

Saat aku dan Abigail sampai di tempat pestanya diselenggarakan, kami mengambil minum. Ada banyak sekali jenis alkohol, namun yang kuminum adalah white wine. Sementara Abigail meminum Kombucha. Entah kenapa dia suka minuman itu. Lalu, ada banyak pria yang berdatangan menghampiriku dan menawarkan apakah aku ingin me-refill gelasku.

Abigail membisikkan padaku, “lihatlah, Sifra,” ia memutar bola matanya. “Kau terlihat seksi dan semua pria menghampirimu. You really working that dress, bitch!” katanya. Kemudian, kami berjalan untuk mencari kekasihku.

Aku menatap gaun yang kupakai. Bokongku hampir terekspos karena gaunnya pendek sekali. Abigail meminjamkan gaunnya padaku, dan aku menyesal memakainya. Sungguh, gaun ini pendek sekali. Jika aku bergerak sedikit saja, gaunnya akan naik. Dan gaunnya juga terlalu ketat. Menampakkan keseluruhan garis tubuhku. Awalnya aku tidak mau pakai gaun ini, tapi Abigail bilang, aku harus tampil seksi.

Jadi, ya, beginilah aku pada akhirnya. Mencoba tampil seksi.

Aku mencari di mana Taeyong, tapi aku tidak menemukannya. Sebenarnya dia ada di mana, sih? Pesanku dari tadi belum dibalas. Tak satupun pesanku yang direspon olehnya. Aku tahu dia datang ke pesta ini. Dia mengatakannya padaku. But, where the fuck is he?

Saat aku dan Abigail berjalan menuju ke ruang makan yang terdapat di frat house ini, aku melihat Jungkook ada di sana. Dia melambaikan tangannya padaku. Saat aku membalas lambaian tangannya, gaunku kembali terangkat. Sialan. Bokongku hampir saja terekspos. Aku segera membetulkan gaunnya dengan menurunkannya ke bawah dengan tidak nyaman.

Jungkook pun menghampiriku. Lagi, dia kembali mencium keningku. Lalu, tatapan matanya fokus padaku. Pandangannya sedikit tajam dan menakutkan. Terdapat aura gelap di sekitar wajahnya, tapi dia tetap tampan. Aku tahu, Jungkook pasti akan memarahiku.

Lihat saja. Mari kita hitung.

Satu,
Dua,
Tiga . . .

“Apa-apaan ini, Sifra? Kenapa kau pakai pakaian seperti ini, huh? Terlalu terbuka, kau tahu!” benar ucapanku, kan? Dia pasti marah.

Sudah kubilang, Jungkook itu mudah ditebak.

Abigail merangkulku. “Bagaimana, Jungkook? Sifra terlihat cantik dan seksi, kan? Kau suka atau tidak?” tanyanya sembari menyesap Kombucha di tangannya. “Oh, lihat juga bokongnya. Seksi, kan?”

Astaga, Abigail!

Kemudian, Abigail meremas bokongku dan aku meringis dan menjauhkan tangannya. Aku menjauh darinya, lalu aku mendekat pada Jungkook untuk berlindung. Jungkook tidak memberikan respon apapun. Tapi dia tetap memperhatikanku, layaknya ada yang salah denganku.

“Kenapa melihatku begitu, Jeon? Aku jelek? Pakaianku tidak bagus?”

“Bukan begitu. Well, tidak ada yang salah dari pakaiannya, tapi—” ia membasahi bibirnya, lalu meneguk salivanya. Ia terlihat gugup sekarang. “Tidak seharusnya kau membuatnya memakai pakaian ini, Abigail. Ini terlalu terbuka.”

Abigail memutar bola matanya. “Terserahlah!” katanya. “Kau takut wanitamu ini akan digoda pria lain karena dia seksi?”

“Iya, tentu saja aku takut.” Jungkook menaruh tangannya pada pinggangku. “Aku akan berada bersamamu. Menjagamu, ke manapun kau pergi selama kau di pesta ini.”

Jungkook memang khawatir padaku. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Dia sahabatku. Tentu saja dia akan mengkhawatirkanku.

“Kalau begitu, Jeon Jungkook, aku akan pergi dan mencari pasangan untuk berdansa. Kau bisa menjaga wanitamu ini. Jangan sampai dia digoda pria lain. Oke? Bye bye!” Abigail pun pergi.

FRIEND ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang